Bab 27 : Kediaman Utama Kim

9.4K 1K 3
                                    

Hae Bin turun dari kudanya dan mengulurkan tangan membantu Hanna keluar dari tandu. Ketika tangan lembut seputih porselen itu menyambut, Hae Bin menariknya pelan. Wajah cantik Hanna tampak tenang, walau Hae Bin menyadari sinar mata sang adik tak secerah biasanya. Hae Bin menghela nafas. Ketika Kepala Pelayan kediamannya memberitahukan kedatangan jemputan menuju tempat ini, Hae Bin hendak menolak. Suasana hati adiknya sedang tidak baik, dan memaksa Hanna mengunjungi keluarga mereka mungkin akan berakibat masalah. Tapi belum sempat ia mengatakan sesuatu, Hanna sudah menjawab lebih dulu.

"Minta mereka menunggu sementara aku bersiap."

Hae Bin menatap Hanna dengan kerutan lebih dalam di keningnya. "Hae Na-ya,"

Hanna tersenyum tipis. "Aku akan pergi." Jawabnya. "Bangsawan kelas atas mengundangku, mana mungkin aku menolaknya? Aku hanya tamu di Joseon."

Tamu, Hae Bin menatap Hanna dengan pandangan sedih. Bagaimana mungkin satu-satunya putri Bangsawan Kim yang terhormat menjadi orang asing di negerinya sendiri?

"Orabeoni?"

Hae Bin tersadar dari lamunan dan menatap Hanna yang tengah memperhatikannya. Jujur, ia sangat suka ketika Hanna memanggilnya dengan sebutan Orabeoni. Meski Hanna tak meninggalkan kesan lemah dalam dirinya, Hae Bin tak bisa mengingkari kalau sebagai seorang Kakak, ia ingin Hanna mengandalkannya. Ketika Hanna mengakuinya sebagai saudara, Hae Bin tak dapat memungkiri hatinya yang menghangat. "Hae Na--"

"Hanna." Potong Hanna cepat. "Namaku Li Hanna, Orabeoni."

Hae Bin kehilangan kata.

Hanna menutup mata sejenak sebelum kembali menatap Hae Bin. Beberapa hari tinggal bersama dengan lelaki itu, Hanna tahu ketulusan sikap Hae Bin padanya nyata. Saudaranya itu menepati kata-katanya untuk membahagiakan Hanna. Wajar Hae Bin bersikap begitu saat Hanna menekankan bahwa ia adalah Li Hanna, cucu angkat Saudagar Li Zheng. Bukan Kim Hae Na, putri Bangsawan Kim. Menekan segala perasaan yang memenuhi dadanya, Hanna tersenyum. Sikapnya berubah yakin dan tatapannya menjadi tajam. Dipandangnya gerbang Kediaman utama Kim sebelum menyebut satu nama. "Ruka,"

Seorang pria berpakaian serba hitam muncul di hadapan Hanna dengan membawa sebuah bingkisan.

Hae Bin hampir menarik pedangnya karena terkejut melihat kedatangan pria yang dipanggil adiknya Ruka. Tersadar pria itu kenalan Hanna, Hae Bin menenangkan diri. Diperhatikannya interaksi sang adik dengan pria itu.

"Ini barang yang anda minta, Nona."

Hanna melihat bingkisan itu sejenak sebelum mengangguk. "Terima kasih, Ruka-kun." Hanna meminta seorang pelayan mengambil bingkisan yang dibawa Ruka. "Kau boleh pergi sekarang."

Ruka memberi hormat sebelum berlalu pergi secepat kedatangannya.

Hae Bin merasa kepalanya dipenuhi banyak pertanyaan, namun ucapannya tertahan ketika gerbang di hadapan mereka terbuka.

"Hae Bin Doryeonim." Seorang pria tua yang ada di balik gerbang menunduk hormat.

"Kepala Pelayan Shin." Hae Bin balas mengangguk.

Kepala Pelayan Shin beralih memandang Hanna dan menunduk hormat. "Selamat datang di kediaman utama Kim, Nona Li."

Hanna tersenyum ramah.

Setelahnya mereka berdua dibawa masuk ke dalam kediaman. Hanna memperhatikan sekeliling dan tak memungkiri bahwa Keluarga Kim sedang berada dalam masa kejayaannya di Joseon. Tak hanya kediaman utama lebih besar dari kediaman pribadi Hae Bin, Kediaman ini juga lebih ramai. Meski begitu, Hanna tahu hatinya lebih nyaman di kediaman Hae Bin dibanding Kediaman ini.

HANNA'S WORLDWhere stories live. Discover now