Bab 14 : Sayang

12K 1.2K 11
                                    

Hae Bin baru pulang dari kediaman Raja saat matanya menangkap keberadaan Hanna yang tengah ditarik seorang dayang menuju istana Utara. Mata lelaki itu melebar terkejut. Bukan hanya kemunculan Hanna yang semalaman ini mengganggu tidurnya, tapi juga karena adiknya itu terima-terima saja ditarik seorang dayang. Mengingat bagaimana tiga tahun lalu Hanna bersikap kurang ajar padanya, terlebih statusnya sekarang sebagai penerjemah kaya dari Ming, tentu sikap Hanna yang tampak tak berdaya menimbulkan tanya. Didorong rasa penasaran--juga khawatir--Hae Bin mengikuti langkah Hanna dan sang dayang. Satu alis matanya naik saat melihat kedua orang itu memasuki paviliun teratai, tempat tinggal Putri Seol. Kedua alis matanya naik saat melihat dayang Cha, dayang pribadi Putri Seol bersujud di depan dayang yang menarik Hanna. Tapi mata Han Bin hampir keluar dari tempatnya saat melihat rupa dayang itu. Putri Seol!

Terjawab sudah sikap lunak Hanna. Pantas saja adiknya itu pasrah-pasrah saja ditarik. Namun pertanyaan baru muncul setelah mengetahui kebenaran itu. Apa yang dilakukan Hanna pada Sang Putri? Dan kenapa Putri harus menyamar sebagai dayang? Mengingat tempat kedua orang tadi muncul, Hae Bin langsung menyimpulkan Hanna dan Putri Seol dari istana Selatan. Dan hanya satu orang yang Hae Bin pikir menghubungkan keduanya. Sang Pangeran Ming. Zhu Yuan.

Tak peduli apa penyebab kebersamaan keduanya, Hae Bin hanya berharap Hanna tak menimbulkan masalah untuk dirinya sendiri. Meski tutur kata adiknya saat perjamuan makan tadi malam sopan juga santun, tak menutup kemungkinan mulut kurang ajarnya muncul saat berbincang dengan sang Putri.

Hae Bin menghela nafas sebelum membalikkan tubuh dan melangkah pergi dari tempat itu.

Tapi saat malam tiba, lelaki itu tak bisa tidur nyenyak karena mengkhawatirkan Hanna. Tak peduli sekeras apapun Hae Bin meyakinkan diri sendiri kalaupun Hanna membuat masalah, kakek angkatnya pasti bisa menyelamatkan perempuan itu, tetap saja Hae Bin masih khawatir. Sungguh menyebalkan. Pembicaraannya dengan Hanna tiga tahun lalu, pencarian Hanna tiga tahun terakhir, dan pertemuan kembali setelah tiga tahun lamanya, membuat satu perasaan tentang Hanna lahir begitu saja di hati Hae Bin.

Sayang.

Benar, Hae Bin menyayangi Hanna. Begitu sayang sampai masa depannya sendiri terabaikan. Ayahnya, Tuan besar Kim bahkan tak mampu menghentikan sifat keras kepalanya. Oleh sebab itulah hubungan Hae Bin dan Ayahnya tiga tahun terakhir merenggang. Terakhir ia datang ke rumah utama saat peringatan kematian Ibunya. Itu pun dua bulan yang lalu. Beberapa kali ayahnya menyuruh pulang, tapi Hae Bin tak bergeming. Kekecewaan karena sikap ayahnya yang tak acuh pada Hanna yang menghilang tiga tahun lalu begitu besar. Masih jelas diingatan Hae Bin kata-kata Tuan Kim saat lelaki itu memberitahu adiknya yang ternyata hidup kembali menghilang dari pondok pengasingan.

"Biarkan saja dia pergi. Aku tak membutuhkan anak perempuan yang tak patuh pada perintahku. Seharusnya dia bersyukur aku masih membiarkannya hidup dan memberinya uang bulanan setelah membunuh istriku."

Untuk sejenak Hae Bin tak mampu bersuara. Saudaranya yang lain berpunggung tangan seolah setuju dengan pendapat Ayah mereka. Tuan Kim bahkan memanggil putrinya dengan sebutan pembunuh. Seolah Hae Na memanah jantung ibunya sendiri. Padahal jika Tuan Kim mau melunakkan hati sedikit, ia akan tahu kalau Hae Na lah yang paling menderita karena kejadian itu. Bukan hanya kehilangan Ibu, Hae Na yang kala itu masih berusia tujuh tahun menjadi bisu dan sakit-sakitan. Gadis kecil itu bahkan sampai diasingkan.

Sisi manusiawi Hae Bin memberontak. Saat itu, untuk pertama kalinya, Hae Bin membalas ucapan Ayahnya dengan dingin. "Apa Abeoji akan mengabaikan saya juga jika saya lah yang ada di posisi Hae Na?"

Tuan Kim, Nyonya Kim--istri pengganti nyonya Han, juga ketiga saudaranya yang lain terbelalak mendengar pertanyaan Hae Bin. Sejak usianya lima tahun, Hae Bin selalu menjadi anak emas di keluarga Kim. Jika saat kecil Hae Na adalah permata Keluarga Kim, Hae Bin adalah kebanggaan Keluarga Kim. Sedari kecil Hae Bin sudah terlihat jenius. Didikan Ibu mereka membuat Hae Bin menjadi anak yang luar biasa cerdas dan santun. Tak pernah sekalipun ia melanggar peraturan ataupun perintah kedua orang tuanya. Dia terkenal bersih dan tanpa cela. Tapi hari itu, Hae Bin berubah. "Saya akan mencari Hae Na sendiri. Abeoji tak perlu memikirkan Hae Na lagi. Mulai detik ini, Hae Na tanggung jawab saya. Saya yang akan mencari dan memastikan semua kebutuhannya terpenuhi." Lanjut Hae Bin, dengan nada dan raut datar seperti sebelumnya.

HANNA'S WORLDWhere stories live. Discover now