Day 18 : LIMA Bagian 1

20 4 0
                                    

Sudah satu jam lebih Sega duduk di balik kemudi Mazda hitamnya sembari menatap lurus ke arah sebuah rumah sederhana di seberang jalan. Di sana ia melihat Brian dan Kayla tengah bercengkerama tanpa peduli panas dan hujan. Sega saja sebenarnya tidak percaya bahwa kedua orang itu bisa saling memiliki. Awalnya pemuda tersebut pikir kedekatan Brian dan adiknya hanya sebatas teman nongkrong, tapi demi melihat kejadian beberapa hari lalu sampai sekarang, dia berkeyakinan penuh jika Brian memang menyukai Kayla.

Tak lama kemudian, seorang wanita yang ia kira seumuran Naomi datang. Baik Kayla maupun Brian sama-sama berdiri dan menyalaminya. Jika tidak salah tebak, wanita tersebut pasti Ratna—istri yang selalu ayahnya ingat sepanjang waktu. Mendadak dadanya serasa diremas kala mendengar tawa dari bibir ketiga orang itu.

Sega tersenyum miris. Dunia ini sangat tidak adil padanya dan ibunya.

Kayla dan Ratna tampak baik-baik saja. Mereka tinggal di sebuah kompleks di bilangan Jagakarsa dengan rumah sederhana yang benar-benar asri. Belum lagi usaha salon yang dimiliki Ratna. Namun, dari semua hal itu yang membuatnya kebakaran jenggot adalah saat tahu Ratna membesarkan Kayla dengan kasih sayang berlimpah. Begitu juga Kayla menyayangi ibunya. Seharusnya Dhaka tidak perlu repot-repot mengkhawatirkan mereka. Pun dengan ibunya. Seharusnya ayah dan ibunya khawatir pada luka di dalam jiwanya.

Sega mengepalkan tangannya di atas setir. Dia tidak pernah berpikir jika takdir akan mempermainkannya sedemikian rupa. Bagian lain dirinya menyesal karena sempat ikut khawatir pada sang adik. Ia pikir Kayla perlu perlindungannya, tapi sepertinya ia salah. Brian dan Kayla saling menguatkan satu sama lain.

Sisi anggara dalam diri Sega memohon untuk dilepaskan. Mereka memang sedarah, tapi bagaimana jika Kayla menghancurkan kebahagiaan yang tersisa dari diri pemuda tersebut? Sega bukan hanya akan kalah dari masa lalu, tapi dia juga akan kalah dari Brian.

Namun, hatinya berselisih. Ia menggeleng keras. Tubuhnya mendadak menggigil, Sega benci kenyataan yang tengah menamparnya dari segala sisi. Apa ia sanggup menghancurkan Kayla setelah dengan egois Sega memisahkan adiknya tersebut dari kasih sayang ayah mereka? Jangan lupakan semua fasilitas yang hanya pemuda itu dapatkan selama ini.

Ratna telah banyak mengalah. Bukan salahnya jika saat ini mereka bahagia, karena wanita tersebut memang berhati mulia. Jika saja Ratna egois, mungkin sejak kecil Sega sudah mati dan Dhaka tidak akan bersama Naomi. Namun, yang terjadi justru sebaliknya, 'kan? 

What Happened To Perfect? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang