Part 20

480 12 1
                                    

"Sampai kapan kamu mau bersembunyi di dalam sana, sweetheart?"

Hening.

"Vale.. aku tahu kamu sedang bersembunyi di dalam sana. Jawab pertanyaanku atau kamu akan menyesal nanti," ancam Alexandrove.

"Bu-bukan urusanmu!!" Jawab Valerya terbata-bata, takut Alexandrove akan merealisasikan ancamannya. Memikirkannya saja sudah membuat dirinya bergidik ngeri.

Dasar manusia sinting! Batin Valerya. Tambah lagi julukan Valerya untuk Alexandrove.

Alexandrove menyeringai lebar mendengar jawaban Valerya. Rasa senang dan kesal bercampur menjadi satu, di satu sisi senang karena Valerya akhirnya merespon pertanyaannya dan kesal karena kini Valerya takut pada dirinya. Dan tentu saja itu tidak termasuk dalam rencananya.

"Damn it," lirih Alexandrove.

Tidak mempedulikan sosok Alexandrove yang berada di kamarnya. Valerya kini semakin bergelung dengan nyamannya di antara lautan selimut yang berantakan oleh ulahnya. Baginya, walk in closet miliknya adalah persembunyian paling aman, karena ia yakin Alexandrove pasti tidak akan berani masuk ke dalam sini.

Pemikiran itu membuat Valerya lengah, dirinya terlalu bersemangat untuk mencari posisi ternyaman di lautan selimutnya sehingga melupakan satu fakta, yaitu..

He never gives up!

Dan apa yang di takutkannya akhirnya terjadi. Memang benar kata pepatah jika bermimpi jangan ketinggian nanti jatuhnya sakit.

Dan itu pula yang di rasakan oleh Valerya sekarang. Tidak peduli sebagus apa pun rencananya, pada akhirnya hal yang kita rencanakan sering kali berakhir tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Tak bisakah aku beristirahat dengan damai??!! Oh C'mon!!

Cklek

Suara pintu terbuka.

Beberapa menit yang lalu...

"Hosshh hosshh...hoshh..."

"I-ini.. hoshh ku-kuncinya Max..." ucap Marvel terbata-bata. Dirinya kecapaian setelah berlari seperti di kejar orang gila.

"What took you so long?!!" Dengus Maximilan sambil mengambil kunci kamar Valerya dari tangan Marvel.

Marvel melongo mendengar ucapan Maximilan yang kelewat sadis itu. Sungguh tidak berkeprimanusiaan!

Padahal ia sudah mengelilingi semua ruangan di rumah ini, berlari ke sana kemari demi mencari dan membawa kunci yang di inginkan oleh kakak kembarnya, yang Mulia Maximilan Adexe Maxwell yang terhormat. Dan kata-kata sadis tadi lah balasan atas hasil kerja kerasnya.

"A-anda tega sekali wahai Yang Mulia Maximilan Adexe Maxwell yang terhormat! H-hamba telah bersusah payah berlari ke sana kemari, menyebrangi lautan dan mendaki gunung-gunung untuk mendapatkan benda itu.. Dan inikah balasan yang hamba dapatkan??!" Ucap Marvel penuh drama sambil menatap sendu Maximilan.

Maxie memutar bola matanya dan menatap tajam Marvel. Ia sadar adiknya itu agak rada-rada tetapi dirinya tak menyangka jika adik kembarnya itu sudah melewati batas rada-rada alias tidak waras. Dan ya, penuh drama. Sungguh kombinasi yang sangat cocok untuk seorang Marvel Alvaro Maxwell.

Tak mau membuang waktu lagi, Maxie segera memasukkan kunci cadangan kamar Valerya ke dalam lubang kunci di pintu Valerya dan membukanya.

Cklek.

"Vale? Valerya?" Panggil Maxie sambil mengedarkan pandangannya, berusaha mencari keberadaan Valerya dalam keadaan lampu yang remang-remang.

"Are you here? Valeee??" Panggil Maxie sekali lagi.

MINE (VALERYA MAXWELL)Where stories live. Discover now