The Masquerade PRINCE | Chapter 3 -- Park Incident

Mulai dari awal
                                    

"Apa-apaan kalian ini?!" bentak Dextier menatap nyalang kedua adiknya.

Seakan tidak punya rasa takut, Andrian dan Andreana serempak menegakkan tubuh dan bertolak pinggang. Menatap kakak mereka tak kalah tajam.

"Seharusnya kami yang bertanya apa-apaan! Kau pikir dengan kau malas-malasan seperti ini kami akan memberi toleransi terhadap janjimu kemarin, hah?! TENTU SAJA TIDAK!" teriak Andreana tak kalah menantang.

Andrian ikut mengangguk. "Kami sudah menunggumu lebih dari setengah jam, kau tahu?!" Bocah itu menatap Dextier datar. "Dan sekarang kami beri waktu kau lima belas menit untuk bersiap. Jika dalam waktu lima belas menit kau belum selesai, maka kami akan benar-benar mengacaukan kamarmu ini," ucapnya dingin.

"Ayo kita tunggu di bawah saja, Ana."

Andreana mengangguk menyetujui. Kedua bocah itu turun dari ranjang kemudian berjalan keluar dengan membanting pintu sampai menimbulkan suara bedebum kencang.

Selepas kepergian Andrian dan Andreana, Dextier berteriak lantang. Melampiaskan emosi dengan memukul bantal berulang kali.

"Arghhh! Jika tidak ingat mereka memiliki aliran darah yang sama, aku bersumpah sudah menghajar wajah mereka!" Dada Dextier kian berkembang kempis. Napasnya pula tidak beraturan. Segala jenis sumpah serapah keluar dari bibir merah muda Dextier. "Dasar bocah laknat!" maki pria itu sebelum bangkit untuk membersihkan diri dan bersiap seperti perintah kedua bocah laknat tadi.

Sesuai perintah Andrian dan Andreana, Dextier sudah rapi lima belas menit kemudian. Pria itu kini berjalan menyusuri tangga menuju lantai dasar. Perasaan kesal masih ia rasakan, hal tersebut jelas dapat terlihat dari tatapannya yang tiga kali lipat lebih tajam. Jika saja sebuah tatapan sudah membunuh, mungkin sudah banyak pelayan yang sempat berpapasan dengan Dextier menjadi korban. Dari undakan tangga kelima, Dextier melihat Andrian dan Andreana sedang asik memakan cookies di depan televisi layar datar di ruang keluarga.

"Wah... wah... wah... you look so amazing!" Andreana mengalihkan pandangan ketika menyadari kehadiran Dextier yang sedang berjalan ke arahnya. Gadis itu berhenti mengunyah dan berdecak pelan. Di sampingnya, Andrian masih terlihat menikmati acara yang ditayangkan televisi, terlihat tidak peduli dengan sekitar. "Apa kau tidak berniat untuk—"

Dextier memutar bola mata malas. "Tunggu di sini, biar aku mengambil sarapan lalu kita berangkat," potongnya kemudian berlalu menuju dapur.

Dextier meraih segelas susu yang sudah tersedia di atas meja lalu meminumnya dalam satu kali teguk--tanpa repot-repot mendudukan diri terlebih dulu. Setelah meletakan gelas kosong ke tempat semula, pria itu meraih sepotong sandwich kemudian meninggalkan ruang makan seraya menggigit roti berisi ikan tuna tersebut.

"C'mon, Guys. Kita berangkat sekarang!" seru Dextier datar begitu sampai lagi di ruang keluarga.

Andrian menoleh. "Kau sudah selesai sarapan?"

"Seperti yang kau lihat."

Andrian dan Andreana saling pandang, lalu mengangguk. Kedua bocah itu beranjak tanpa sepatah kata. Berbeda saat tadi membangunkan sang kakak. Kali ini kedua bocah itu terlihat tenang dan tampak begitu penurut.

 Kali ini kedua bocah itu terlihat tenang dan tampak begitu penurut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Masquerade PRINCE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang