CHAPTER 16

693 141 36
                                    

Seharusnya mereka di Manchester sedikit lebih lama, tapi Joonmyeon memutuskan untuk pulang lebih awal dan acara yang seharusnya ia hadiri dibatalkan. Ia meminta asistennya untuk menggantikan. Cuaca yang awalnya dingin bersalju mendadak hujan. Mereka bersiap untuk pergi ke bandara, mengejar pesawat dimana ia hanya bisa mendapatkan pesawat di sore hari disaat jadwal mendadak seperti ini. beruntung kelas bisnis masih tersedia. Beberapa koper milik ketiga wanita ini telah masuk ke bagasi mobil. minseok duduk di samping supir hotel sedang sepasang ibu dan anak duduk di belakan dengan putri cantik mereka diam, murung dan menatap aliran hujan di kaca jendela mobil. Minseok dan Joonmyeon saling melempar tatapan lewat kaca spion atas mobil.

" apa tidak ada lagi yang tertinggal noona ?"

" tidak pak. Kita bisa pergi "

" baik noona "

Jawab Minseok sopan. Mobil pun bergerak meninggalkan hotel. Jongdae tidak berhenti menatap hotel dimana mereka menginap. Suara derasnya hujan berhasil menyamarkan suara isakan kecil dari dirinya.

Perjalanan cukup memakan waktu, hujan deras membuat supir mereka harus menjaga kecepatan kendaraan agar lebih aman. Tiba di bandara, Jongdae dengan wajah memerah setelah menangis keluar dari mobil dan berdiri di belakang mobil menunggu bagasi mobil terbuka. Begitu terbuka, ia mengeluarkan beberapa koper.

" ayo "

Jongdae mengangguk dan mereka mulai berjalan memasuki bandara lebih jauh. Melakukan check ini dan mereka tinggal menunggu pesawat yang akan membawa mereka ke Korea tiba.

" minumlah "

Jongdae mendongak, memberikan senyum tipis dan menerima cokelat panas dari Minseok

" maaf "

Lirih Minseok yang dibalas dengan gelengan Jongdae.

" kita harus pulang. Kau pasti rindu dengan Chanyeol "

" ya, aku rindu telinga lebarnya "

Minseok mengusap air mata yang meleleh dari mata bulat sang keponakan. Jongdae tak kuasa menangis, ia memeluk Minseok dan menangis terisak. Wajahnya memerah, nafasnya memendek. Remaja 18 tahun ini mencoba untuk tidak meneteskan air mata tapi gagal.

Pesawat yang akan membawa mereka pun tiba, seiring dengan redanya hujan. Kali ini hujan turun tidak sederas tadi. Ketiganya bangkit dan mulai memasuki gate yang harus mereka tuju. Memasuki KOREAN AIR, Minseok mempersilahkan Jongdae untuk duduk di dekat jendela.

" biar aku saja "

Minseok menghalangi Joonmyeon yang ingin duduk disamping sang putri. Minseok mengangguk mencoba meyakinkan sang sahabat. Joonmyeon pun mengalah, ia duduk di kursi belakang dan Jongdae sama sekali tidak menoleh ke sisi lain.

Pesawat lepas landas. Perjalanan lebih dari 12 jam akan mereka tempuh. Minseok meminta tambahan selimut untuk keponakannya. Jongdae tertidur beberapa menit setelah pesawat mulai terbang. Ia juga sudah mengubah tempat duduk menjadi ranjang kecil dengan bantuan pramugari. Minseok menata bantal kecil dan menyelimutinya.

" dia tidur ?"

" ya "

Joonmyeon tidak mengalihkan pandang dari betapa cantiknya Jongdae ketika tidur. Perasaan bersalah lantaran memaksanya berpisah dari sang saudari. Sangat menyakitkan, itu pasti. Tapi memang seharusnya mereka tidak bersama.

" apa aku bersikap egois padanya ?"

" tidak hanya kau, tapi aku pun begitu "

" aku masih belum bisa menerima kejadian itu Min "

THE PARENT TRAPWhere stories live. Discover now