CHAPTER 11

994 150 24
                                    

 Yifan baru pulang kerja, dia terpaksa pulang tengah malam karena pekerjaan yang sangat menumpuk. Esok adalah akhir pekan, ia berencana mengajak Baekhyun untuk pergi menikmati waktu wanitanya. Ia tahu besok Luhan harus pergi ke Inggris, jadi jaga-jaga saja jika putrinya esok merengek untuk ikut. Masuk ke dalam rumah yang telah gelap tanpa ada seorangpun selain penjaga, Yifan menaiki tangga dan hal yang ia tuju untuk pertama kali adalah kamar Baekhyun. Ia akan mengucapkan selamat malam dengan kecupan di kening sebagai hadiah. Pintu pun terbuka dengan pelan, Yifan berjalan berjinjit untuk melihat ke arah ranjang, tapi yang ada malah tidak ada siapapun disana. Keningnya berkerut, apa Baekhyun tidur lagi dengan Luhan? tapi tidak mungkin, Luhan saja belum datang dari studio. Dan juga di tepi ranjang ada sandal berbulu milik Baekhyun.

" Baek apa kau serius? "

Samar-samar Yifan mendengar suara dari dalam kamar mandi. Ia pun mendekati pintu toilet dan meletakkan telinga kanan di daun pintu

" aku tidak tahu Baek, astaga. Kita masih dalam misi mencari masa lalu kedua orang tua kita "

Yifan tidak salah dengar. Mencari masa lalu kedua orang tua? Apa maksudnya ? ia kembali menajamkan pendengaran.

" Baekhyun sialan "

" makanya cepat selesaikan misi ini dan kita bertukar tempat kembali "

" tentu saja, memang kau mau berada di Korea terus? Aku rindu ibu dan eomma"

" aku tidak tahu jika kau menginginkan lebih dari ini. Tapi mungkin kita bisa mengetahui dulu alasan kedua orang tua kita berpisah. Setelah itu baru kita bisa putuskan"

" Korea? "

Lirihnya dengan masih menguping pembicaraan anak gadisnya. Dan tunggu, kenapa Baekhyun menyebut namanya sendiri ketika bertelefon? Dan lagi, ada sebuah kalimat yang putrinya ucapkan membuatnya kembali ke masa lalu. Penyebab ia berpisah dengan wanita yang telah melahirkan putri kembarnya. Wait kembar? Kembar? Baekhyun bukan putri satu-satunya, dia masih mempunyai saudara. Lebih tepatnya adik kembarnya. Yifan menatap horor pintu bercat putih tersebut. Apa jangan-jangan.......

" kau aku dan keempat orang tua, pergi kesana. Inggris, itu tempat dimana aku dilahirkan "

Inggris? Negara terkutut yang tidak akan ia injakkan lagi kakinya ke sana. Ada kenangan buruk dan menyakitkan ketika ia mendengar negara tersebut. Dan juga.....

" oke, deal. Kau harus merengek pada ibu. bagaimanapun caranya kau dan aku harus bertemu di Inggris "

" selamat malam kakakku "

" kakak? Wu Kim Jongdae. Putriku Jongdae ?"

Tutur nya lembut, ia pun menunduk. Mendapati hal yang sangat mendadak untuknya. Pintu pun terbuka tak lama setelah ucapan selamat malam. dengan raut wajah menunduk, Yifan mendongak perlahan dan menyebut sebuah nama yang tidak pernah ia ucapkan selama bertahun-tahun

" Kim.... Jongdae ?"

.

.

.

.

Yifan tidak pergi ke kamarnya, dengan masih memakai pakaian kerja. ia bergelung bersama sang putri di atas ranjang. Jongdae memeluk laki-laki yang membuatnya hadir didunia dengan air mata yang tak berhenti menetes. Tidak tahu perasaan apa ini. Yang pasti ia ingin memeluk tubuh ayahnya sampai pagi. Yifan tersenyum, ia mengusap rambut panjang Jongdae dan mengecup pucuk kepalanya berkali-kali.

" kau sudah sebesar ini, dulu baba bisa memelukmu dengan 1 lengan. Tapi sekarang harus 2 lengan "

DUGH DUGH DUGH

THE PARENT TRAPWhere stories live. Discover now