"Gak Rur. Di rumah sepi."
"Lho keluarga lo?" Tanya Rury, sedangkan Virzu hanya mendengarkan.
"Ke Bali. Kerumah Saudara."
"Kok lo gak ikut?" Tanya Virzu
"Hmm... Lagi sibuk buat ngurus ospek ini." Bohongku. Dia mengangguk angguk.
"Gak mungkin kan aku bilang jujur kalau Oma gak suka dengan keberadaanku. Aku gak mau mereka tau masa laluku." Batin Alea.
"Hmm rasanya aku sudah lama tidak bertemu dengan Oma, terakhir ketemu saat aku meminta ijin Ayah Bunda untuk kuliah." Lanjut Batin Alea
- emang lo gak pernah pulang?
+ pulanglah, tapi pulang ke rumah Nenek.
- kenapa?
+ gak mau buat oma darah tinggi saat ngeliat wajah cantik gue.
"Alea... Ayo makan. Tuh makanan lo udah dateng." Rury mengagetkan Alea.
"Iya."
Selesai makan mereka langsung kembali ke basecamp kesehatan. Disana sudah ada anggota kesehatan yang lain. Hari ini tak banyak peserta ospek yang tumbang. Jadi mereka bisa sedikit lebih santai.
Tiba saatnya bagian puncak ospek, kali ini para peserta ospek di minta untuk menulis surat kepada salah satu panitia ataupun Disma ospek dan surat akan dipilih secara acak. Surat yang terpilih akan dibacakan saat acara penutupan ospek.
Semua panitia dan Disma berkumpul memperkenalkan diri masing-masing agar para peserta tau nama masing-masing panitia dan Disma.
Perkenalan di mulai dari Disma yang di pimpin oleh kak Fikri selaku ketua BEM sekaligus memperkenalkan BEM pada mahasiswa baru. Dia memperkenalkan masing-masing angkatannya.
Acara perkenalan pun berjalan lancar hingga akhirnya sie kesehatan yang di panggil. Mereka pun maju ke depan. Lalu Rudi mulai mengenalkan mereka satu persatu.
"Untuk selanjutnya tugas kalian, silahkan kalian tulis surat untuk satu orang baik dari Disma ataupun panitia. Dan akan di pilih acak saat acara penutupan ospek besok malam." Ucap Fikri.
"Kak, dikasih nama?" tanya Dika
"Iya." Jawab Fikri. "Oke. Kalian bisa mulai menulis suratnya. Dan kalo selesai silahkan kumpulkan kepada panitia yang ada di depan barisan kalian."
"Baik kak." Jawab serentak peserta ospek.
Saat peserta ospek sedang sibuk mengerjakan tugasnya, Alea memilih kembali ke basecamp kesehatan.
Sesampai disana, Alea mulai membereskan perlatan kesehatan yang ada. Tak berapa lama Kirana masuk menghampiri Alea.
"Alea, ntar malem gue nginep kost lo boleh?" Tanyanya.
"Boleh kok Rana."
"Makasih ya. Takutnya rapatnya ampe malem."
"Kost gue selalu terbuka untuk lo."
"Capek banget, suara gue juga abis deh kayaknya." Kekehnya.
"Teriak mulu sih. Enak kayak gue, jadi malaikat." Jawab Alea sambil mengepak-ngepakkan kedua tangannya.
Virzu yang mendengar ucapan Alea tersenyum lalu mengacak-acak pucuk rambut Alea. Virzu memang dekat dengan Alea.
"Yeee... Tapi gue puas kali bisa bentak-bentak maba. Lo pengen kan?" godanya.
"Sialan kalian." Alea mencebikkan bibirnya pada Kirana dan Virzu.
Rana berlalu sambil menjulurkan lidahnya pada Alea.
Alea kembali ke lapangan, dia menghampiri Rury.
"Hey Al... Jadi inget waktu kita ospek dulu."
"Iya, gak kerasa ya kita sekarang yang jadi panitia."
"Eh ada Maba yang bening nih. Mau tau gak?" Ucap Rury setengah berbisik.
"Mana? Ganteng kah?" Tanya Alea.
"Bening pool.... Itu tuh yang lagi ngeliat kesini." Tunjuk Rury pada salah satu peserta Maba.
"Al, Ya ampuuun tingginya itu lho, bodynya wajahnya apalagi waktu keringetan. Gantengnya nambah. Idaman gue." Ucap Rury membanggakan pria yang di maksud. Dan dia adalah Alvin.
Alea menghembuskan nafasnya pelan. Rury memang suka ngelirik cowok cakep.
"Usap dulu tuh iler." Ucap Alea menahan tawa.
"Sialan lo. Gue ga ileran kali. Ayo kesana." Rury menarik Alea ke arah pria yang tadi dia maksud.
Alea yang terkejut hanya bisa pasrah, di tambah lagi di samping pria itu ada Panji yang mengawasi.
"Udah dek nulisnya?" Tanya Rury sedikit genit pada Alvin
"Belum, Kak."
"Nama lo Alvin?." Tanya Rury, Sedangkan Alvin hanya mengangguk dan melanjutkan tugasnya.
"Nanti kalo udah bisa di kumpulin ama gue ya, Vin." Ucap Rury.
"Hey kalian..." Ucap sebuah suara.
Alea menegang mendengar suara tersebut, suara yang sangat di kenalnya. Dan itu suara Panji.
"Iya kak, ada apa?" Tanya Rury
"Ngapain kalian disini?" Tanya Kak Panji.
"Ngejaga Maba kak." Jawab Rury. Sedangkan Alea hanya diam.
"Ruang kesehatan siapa yang jaga?"
"Tadi ada Virzu, kak. Kalo gitu saya check lagi kak." Ucap Alea lalu pergi.
"Rury disini aja. Jagain sini." Ucap Panji datar.
"Sialan, kak Panji gangguin gue ama cem-cem'an gue. Masih aja tuh orang dingin. Mana ada cewek yang mau kalo kulkas kayak gitu. Dasar kulkas berjalan." Batin Rury.
Tbc.
Segini dulu ya
Jangan lupa Vote dan Coment.
Rain
YOU ARE READING
Dirimu Dan Dirinya (End)
Teen FictionSequel dari Aleanor (anak yang terabaikan). "Kak Panji janji ya. Jangan sakitin aku. Kalo Kakak nyakitin aku, jangan salahin aku saat aku udah gak respect ama kakak. Bahkan bisa aja aku benci ama kakak." - Aleanor - "Nyaman banget dan cantik. Gue s...
17. Ospek
Start from the beginning
