RAGA | 15

133K 7.5K 24
                                    

'Salah besar kalo lo cinta sama cowok buaya.'

🌸 🌸 🌸

[Cinta? Bullshit!]

Galaksi duduk dikursi panjang setelah mengambil nilai olahraganya. Pria itu membiarkan Anita, Ketua cheers yang baru saja kemarin resmi berpacaran dengannya mengelap peluhnya. Gadis itu juga memberi Galaksi air mineral yang langsung diteguk setengah oleh pria itu. Setengahnya lagi, ia siram ke wajahnya yang terasa panas.

Para gadis yang melihat itu terlihat berteriak histeris melihat ketampanan Galaksi yang bertambah berkali-kali lipat. Galaksi mendengus mendengar itu.

"Pak Doni!! Syera pingsan, Pak!!!"

Mendengar nama seseorang yang selama ini Galaksi rungsingi itu, Galaksi langsung melirik sumber suara. Terlihat disana Syera tengah pingsan dikerubungin banyak orang.

Galaksi langsung berlari menghampiri Syera. Ia mendorong orang-orang yang menghalangi.

Sebelum diangkat oleh salah satu pria dikelas Syera, Galaksi langsung mengangkat gadis itu hingga siswa siswi disana menganga.

Anita yang melihat itu menghentakkan kakinya kesal. Berbeda dengan Caca yang malah tersenyum melihat itu.

Semoga kalian cepet baikan.

₩₩₩

Galaksi membawa Syera ke uks. Pria itu membaringkan Syera diranjang putih itu.

"Lagi sakit kayak gini, masih aja maksain. Dasar keras kepala," Galaksi menarik selimut biru itu hingga bahu Syera.

Pria itu mengambil minyak kayu putih dilaci nakas. Lalu mengusapnya dileher Syera. Lalu dikening bagian kanan dan kiri juga.

Gadis itu sepertinya mulai sadar. Ia membuka matanya perlahan.

Saat melihat Galaksi, ia hendak bangkit. Tapi Galaksi langsung mencekalnya.

"Please, disini dulu. Lo butuh istirahat,"

Syera menurut. Gadis itu kembali membaringkan tubuhnya.

"Mamah kangen sama lo," Syera hanya diam mendengar itu.

Entah Galaksi, atau Dara yang lebih merindukan Syera. Tapi memang benar bila Dara bilang ingin Syera mampir ke rumah sakit lagi.

Hening terus mengitari selama beberapa menit.

"Sampe kapan lo mau diemin gue kayak gini terus, Syera?" Galaksi menatap Syera dalam. Syera yang merasa sesak ditatap seperti itu oleh Galaksi pun langsung membuang pandangannya.

Galaksi bangkit dari duduknya. Ia menarik dagu Syera pelan agar menatapnya.

"Tatap gue," mata mereka bertemu. Mata hitam elang dan mata coklat indah itu saling bertatap menyiratkan rasa rindu.

"Apa ini yang lo bilang cinta sama gue? Lo pasti gak akan bisa diemin gue kayak gini kalo lo beneran cinta sama gue, Syera." Syera memejamkan matanya mendengar itu.

"Lo bahkan gak cinta gue, Galaksi. Buat apa gue buktiin rasa cinta gue?" Galaksi diam. Membuat Syera yang sedari tadi berusaha menahan air matanya kini tidak mampu menahannya lagi. Air mata gadis itu mulai menetes.

Harusnya ia tidak usah membawa perasaan saat bersama Galaksi. Harusnya Syera tahan dengan segala pesona Galaksi. Harusnya ia tidak terjebak dalam perasaannya sendiri seperti ini.

Dan Galaksi. Harusnya pria itu tidak usah menjadikan Syera pacarnya, memberi gadis itu harapan, bila pria itu sebajingan ini.

"Lo brengsek Galaksi," gumam Syera pelan yang masih dapat didengar oleh Galaksi.

RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang