24

163 42 0
                                    

"Gue tau polos-bodoh itu gratis, tapi ya jangan diambil semua kek gini juga dong anjing."
–Arana Daniswara–

.
.
.





55. Katrina Pungkas (Lolos)
56. Natan Oksana (Lolos)
57. Arana Daniswara (Lolos)
58. Oceana Paradista (Tidak lolos)
59. Clara Archer (Tidak lolos)
60. Xaquila Tavisha (Tidak lolos)

"Anjeng!"

"Selamat Ara. Ini kesempatan langka. Aku lihat hanya 3 orang dari angkatan kita. Sisanya yang menjalankan misi dari angkatan diatas kita." Clara menepuk bahu Arana sementara Oceana pundung di ceruk bahu Clara.

Arana menghela napas, ia yakin tidak lolos karena selama tes, dia mengerjakannya tanpa niatan. Ini pasti ulah papanya.

"Ck ga--"

"Jangan bangga. Kamu lolos hanya karena kamu tunangan Angga."

Arana mendengus lalu menatap Xaquila remeh, "iya nih kayaknya. Lo mau ngantiin gue nggak Xaq? Males nih gue, nggak mau ngotorin tangan juga. Mau lo njing?"

"Sudah, kalian berdua ini selalu saja cekcok tentang masalah Pak Angga. Selalu saja seperti itu saat bertemu." Arana mengacungkan jarinya tepat pada wajah Xaquila, "capek Xaq gue. Kalo lo mau tau yang sebenernya, gue tunggu jam makan malam nanti di ruang makan. Jangan tolol kayak gini ah, miris gue lihatnya."

Arana menurunkan tangannya lalu berjalan mendahului ketiga orang yang masih diam di tempat.

"Hei! Kita harus berkumpul di aula! Ada pembagian walkie talkie!" Arana berbalik tanpa berhenti melangkah, "si kampret, lo--"

Bukk

"Jangan berjalan mundur seperti itu, ini bukan arena akrobatik." Punggung Arana menabrak Dejun yang ke betulan lewat dan fokus pada lembaran yang ia bawa.

Arana berbalik, "halo Dejun~" Clara, Oceana dan Xaquila shock ditempat saat melihat Arana berbicara dengan nada manja dan sedikit memiringkan kepalanya lalu melambai tepat di muka Dejun.

Dejun mengerjap, "kamu sepertinya sakit. Perlu aku antar ke ruang kesehatan?"

"Otak gue sakit Jun, hati gue juga." Dejun mengerjap panik, "kalo begitu ayo ke ruang kesehatan segera! Supaya dokter bisa tau apa penyakit kamu! Berbahaya jika itu kanker otak atau penyakit liver!"

Giliran Arana yang mengerjap lalu tertawa terbahak, "aduh! Polosnya pacar gue ini!" Arana menjinjitkan sedikit kakinya lalu mengacak sekilas rambut Dejun kemudian mencubit kedua pipi laki-laki itu dan berhenti saat Dejun tidak menunjukkan reaksi apapun.

"Tidak mendengar pengumuman? Kalian berlima tidak tuli kan?"

Lima orang yang ada disana serentak menoleh ke arah Elang lalu memasang ekspresi wajah yang berbeda. Clara dan Xaquila yang meringis, Oceana yang nyengir, Dejun yang hanya menatap tanpa minat dan Arana yang menatap Elang genit.

"Halo Elang~" Arana mengedipkan sebelah matanya lalu melempar flying kiss pada Elang. Elang menyergit, "pergi keruang kesehatan, kejiwaan mu tidak sehat."

"Kalian berempat cepat lari ke tempat berkumpul." Clara, Oceana dan Xaquila langsung lari sementara Dejun diam di tempat lalu menatap Elang serius, "dia tadi mengeluh otak dan hatinya sakit, aku khawatir jika Ara-ku ini terkena kanker otak ataupun penyakit liver."  Arana mengerjap lalu menahan tawanya yang hampir pecah.

Dejun menatap Arana lalu tangannya tergerak untuk menepuk pelan kepala Arana, "aku antar ke ruang kesehatan, mau?"

"Tidak. Aku saja yang akan mengantarnya." Elang menyela dengan cepat lalu mengeluarkan walkie talkie dari saku celananya, "kau tidak akan mendapat ini jika makin terlambat."

I'm not AgentWhere stories live. Discover now