Seleksi Masuk HOA-Elepant Spin

15 2 0
                                    


"Tidak perlu jadi suster untuk ngesot, pria ganteng pun bisa ngesot kalau kepepet."

—Mas Kurir Sedang Menghancurkan Image Diri Sendiri—

01 Januari 2022

Sesungguhnya setiap tindakan manusia memerlukan alasan dan motif yang mendasari agar hal yang diinginkan terlaksana. Pemuda itu menarik napas, mencoba mengabaikan kalimat sok bijak yang bermain di dalam pikirannya. Sudahlah, lebih baik dia berpikir sekarang karena menunggu ini menyebalkan. Lagi pula masa iya berpikir hanya sebentar dan dipotong di tengah-tengah saat lagi asik mikir. Namanya enggak asik kalau begitu, dia orang yang punya otak meski ya tidak cerdas-cerdas amat.

Sejak tadi Iis berpikir bahwa sesungguhnya dia tidak bisa memahami cara pikir Emak yang membeda-bedakan anak berdasarkan tampangnya. Meski dia mencoba mengerti selama ini, hanya saja dia tetap tidak paham. Bukan karena tidak menerima atau diskriminasi itu membuatnya kekurangan kasih sayang, Emak selalu menyayanginya. Contohnya saat ada pembagian daging ayam, kakak-kakaknya mendapatkan daging, dia mendapatkan bagian kepala saja. Katanya sih biar ada asupan kegantengan di wajahnya dengan memakan kepala ayam. Wajah ayam kan ada di kepala bukan di paha jadi lebih berkhasiat menambah kegantengan, setidaknya begitu alasannya. Dia terima, jadi bukan masalah. Kalaupun ada yang mengatakan Emak membeda-bedakan, dia juga tahu itu. Akan tetapi, sebagai makhluk yang tidak begitu suka daging ayam yang berserat dan suka membuat gatal saat menyangkut di gigi, pilihan Emak ini enak untuknya. Toh dia suka.

Entah mengapa pikiran soal ibunya berputar dalam benaknya sejak menjatuhkan barbel beberapa menit lalu. Dia memang lolos tes, tetapi dengan nilai yang minim. Katanya dia cukup beruntung karena mendapatkan barbel seberat empat puluh kilogram, setidaknya saat insiden terjadi panitia masih bisa maklum. Ditambah lagi ukuran badannya yang jauh dari kata kekar berotot tidak memberinya banyak nilai lebih. Dibandingkan dengan kakak-kakaknya, dia memang yang palng kurus.

Kakak sulungnya, Syahriza memiliki badan tegap ala binaragawan dengan tampang rupawan, itu lah sebabnya Emak selalu memberikan dada ayam. Dada yang paling premium dan terpilih pertama kali. Adhya—si kakak kedua—juga tegap, meski badannya tidak sekekar kakak pertama makanya dia mendapatkan jatah paha ayam. Kalau Hensem, tidak perlu dibahas, kucing abu-abu itu obesitas hingga boleh memakan semuanya dari ujung kepala sampai ujung kaki ayam—termasuk kukunya. Sialnya Emak selalu bilang kalau Hensem punya body ideal. Ideal dari mana?

Lalu kembali lagi soal alasan dan motif di balik setiap tindakan. Tentu saja Iis mendaftar HOA karena banyak sebab mendasar. Hal pertama yang, ini yang paling mendasar dan krusial, dia membutuhkan affirmasi. Pengakuan dari Emak kalau dia memang cukup ganteng hingga bisa bersanding dengan kandidat kurir lain yang katanya serupa Zayn Malik. Meski sejak tes dimulai, dia tidak melihat rupa semacam Zayn. Kalau Malik sih tadi ada yang namanya itu.

Kedua, hadiah utama seleksi saat sampai di level sarung ungu adalah motor gede yang kalau boncengin cewek bisa nungging maksimal sampai celana dalamnya kelihatan di bagian belakang. Bukannya dia menolak vespa pemberian Emak, hanya saja benda tua itu lama-lama menyusahkan. Bukannya kegantengan pria itu dilihat dari tunggangannya. Buktinya itu Syahriza mendapat motor gede karena dia paling ganteng—katanya untuk menunjang kegantengan. Adhiya dapat motor matic dengan merk yang paling baru agar bisa membantu Emak belanja. Sementara dirinya sendiri hanya mendapatkan vespa katanya biar bisa boncengin Hensem.

Maklum kucing satu itu agak paranoid kalau nebeng kakaknya dan diajak ngebut. Nah, untuk itu dia membutuhkan motor yang lebih layak Hensem tidak lagi bisa nebeng—eh salah, agar Emak bangga. Karena sebenarnya Adhiya yang dibelikan motor matic terus membantu belanja ke pasar itu hanya wacana, endingnya vespa tua itu yang digunakan untuk ke pasar. Jadi Emak melakukan sejenis investasi bodong ke anak keduanya, cuma tidak terima kalau dibahas. Namun, Emak yang jarang sekali menikmati ngebonceng motor cakep dan berakhir dengan vespanya ke mana-mana jadi sejenis penghiburan untuk Iis. Emak juga terkena hukum karma dan turut serta menikmati kebrobokan motor tua yang sering sekali gemetar kalau berpapasan dengan motor lain yang ditunggangi para gadis.

Rewrite The StarsWhere stories live. Discover now