Kurir Lima (Mas Green)

19 3 0
                                    


"Rumah pelanggan yang jauh membuat suara hilang dan berubah jadi desisan."

—Mas Kurir yang Ingin Jadi Siluman—

15 Mei 2022

Pergerakan Sri semakin tidak bisa dikendalikan. Sri mulai memakai manuver-manuver berbahaya demi mengukuhkan peringkatnya. Awalnya Emil tidak terganggu karena dia menang giveaway berhadiah buku yang dilakukan salah satu akun bookstagram. Dengan adanya GA ini maka pasti akan ada barang dikirim dan Mas Kurir akan datang. Namun, sayangnya dia menang hanya sekali itu pun sudah satu minggu lalu. Barangnya belum datang sih, katanya baru akan datang hari ini. Jadi sebenarnya hanya satu kiriman paket, satu review untuk Mas Kurir minggu ini. Dia kalah telak dengan Sri yang membuat lebih dari lima rating dan ulasan selama satu minggu terakhir. Tetangganya itu sepertinya memang sangat berniat untuk selfie bersama pohon kurma Arab asli.

Pernah Emil berpikir untuk menjual beberapa bukunya yang telah selesai dibaca. Namun, saat melihat harga preloved dari akun-akun medsos sejenis rasanya jadi sebal. Harga itu bahkan nyaris menyentuh angka seperlima dari harga saat dibeli. Bayangkan harga beli mencapai seratus ribu rupiah dijualnya malah hanya dua puluh lima ribu rupiah. Itu belum lagi ada akun yang menjual buku bekasnya dengan kisaran harga sepuluh ribu. Melihat hal ini rasanya Emil ingin memangis. Bukan hanya karena harga buku lebih murah dari harga martabak telur istimewa berisi daging dan jamur, akan tetapi kenapa dia tidak punya cukup uang untuk bisa membeli buku-buku itu.

Tentu saja menyerah bukan jalan keluar yang akan dipilihnya, apalagi ditambah lagi Sri yang benar-benar jadi penghalang utama. Awalnya Emil ingin mengadakan giveaway dengan membagikan buku-bukunya. Akan tetapi, ada dua alasan kenapa dia urung melakunnya. Alasan pertama, follower akun sosial media miliknya sedikit bahkan tidak tembus angka dua puluh. Lalu pada siapa dia layangkan giveaway, apa ada yang mau? Tidak mungkin dia menulis di twitter semacam 'twitter please do your magic, aku butuh viral agar bisa selfie dengan pohon kurma di Mekkah secara langsung. Selain dia sendiri tidak percaya kalau twitter adalah sejenis media sosial penyedia jasa kethok magic, alasan yang akan dia gunakan itu tidak meyakinkan.

Selfie bersama pohon kurma, huft!

Itu alasan macam apa, Emil?

Magic-nya mungkin dapat, tetapi pas ditambah bully-ing sana sini tiada henti. Bakalan mendapatkan cacian seperti halu, ngaco meracau, senam poco-poco. Siapa sudi? huh!

Poin kedua adalah kalau mengadakan giveaway secara otomatis dia akan datang ke kantor jasa kirim karena HOA untuk mengirimkan hadiahnya nanti. Sementara itu, HOA belum menyedikan jasa antar jemput paket untuk pelanggan. Jika tidak ada hubungannya dengan Mas Kurir maka tidak akan bisa memberikan rating. Intinya mengadakan giveaway dicoret dari daftar.

Setelah mencoret satu daftar, dia mencoba untuk mencari alternatif lain. Sayangnya, beberapa ratus kali pun Emil memutar otak rasanya percuma. Dia tidak akan mungkin mengalahkan Sri dengan caranya yang sekarang. Kalau pun dia mengubah strategi dengan memberikan bintang banyak, rasanya juga akan percuma karena saat dia menulis satu bintang, Sri akan membuat tiga atau lebih. Bayangkan satu banding tiga, mana mungkin dia menang. Kecuali ada cara lain yang ampuh dan efisien. Sebuah metode yang bisa menyaingi rekor Sri selain membuka toko online via status whatapps. Sayangnya dia belum menemukan metode yang dia inginkan itu.

Matanya menelisik pohon alpukat yang sekian lama jadi sumber konflik antara dirinya dan ibunya. Ibunya bersikukuh menjual buahnya kalau panen tiba, sementara Emil tetap ngotot untuk dimakan sendiri saja. Emil mendesah, haruskah dia berdamai dengan ibunya demi mendapatkan tambahan modal? Semacam mengajukan kesepakatan untuk membagi hasil buah alpukat yang nantinya akan dijual. Tetapi, dia juga harus memikirkan konsekuensi yang timbul karena keputusan ini.

Rewrite The StarsUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum