Bab. 19

4.5K 392 10
                                    

Sebelumnya...

Ding Jian Rui dan ayahnya bergegas menemui utusan istana, terlihat ada kasim kepercayaan Yu Po Shan berdiri dengan angkuh di dalam ruang tamu.

"Kasim Fu...", Ding Jian Rui terlebih dahulu menyapa.

Kasim Fu menoleh dan menatap Ding Jian Rui dengan senyum sinis, sebelum dengan engan memberikan salamnya.

"Tidak tau apa tujuan kedatangan kasim Fu kemari...?", Tuan Ding bertanya.

Kasim Fu berdehem, "Saya datang kemari untuk membawakan dekrit dari Yang Mulia Kaisar..."

Ding Jian Rui dan ayahnya saling melempar pandang, meski sebelumnya Ding Jian Rui sudah menduga hal ini.

"Jendral Ding, dengarkan dekrit kaisar!", Kasim Fu dengan suara merendahkan membuka gulungan dekrit di tangannya.

Ding Jian Rui dengan segera berlutut, diikuti ayahnya.

"Pada hari ini, untuk menghargai jasa yang telah diberikan oleh Jendral Ding selama ini kepada kekaisaran Xiang. Yang Mulia menganugerahkannya sebuah pernikahan bersama nona muda pertama Lu, disebabkan oleh ke salah pahaman di masa lalu sehingga memisahkan dua insan yang saling mencintai. Yang Mulia dengan ini menyatakan bahwa dia memberikan restu kepada Jendral Ding dan nona muda pertama Lu..."

Ding Jian Rui mengepalkan kedua tangannya, dia sudah menduga bahwa Yu Po Shan tidak akan semudah ini melepaskan dirinya ataupun Meng Xiang Jia. Tapi dia tidak menyangka jika Yu Po Shan akan memanfaatkan kesempatan seperti ini, Ding Jian Rui jugat telah ingat ketika adiknya memberitahukan mengenai kepergian Lu Ming Ya ke istana untuk menemui Yu Po Shan. Sepertinya Yu Po Shan sengaja ingin memperalat Lu Ming Ya, demi menjatuhkannya sengaja memanfaatkan keinginan Lu Ming Ya untuk menikahi Ding Jian Rui.

"Jendral Ding, silahkan menerima dekrit!", Kasim Fu dengan angkuh mengakhiri.

Ding Jian Rui hanya diam selama beberapa waktu sebelum akhirnya dia mendongak dan berkata : "Saya berterima kasih kepada kebaikan Yang Mulia, namun saya tidak dapat menerima dekrit ini. Sepanjang sejarah keluarga Ding, setiap pria dalam keluarga Ding hanya menikahi satu orang istri...."

Kasim Fu menyeringai dalam diam, dengan segera dia menutup gulungan dekrit di tangannya dan menunjuk Ding Jian Rui dengan tegas. Berkata : "Jendral Ding, Anda serius dengan perkataan anda? Menolak dekrit Yang Mulia sama dengan pemberontakan!!!"

"Kasim Fu, anda tau keluarga Ding. Kami selalu serius dengan apa yang kami ucapkan...", Ding Jian Rui dengan yakin dan tidak kalah tegas membalas.

Kasim Fu bertindak seakan dia marah, memerintahkan orang untuk menahan Ding Jian Rui.

"Pengawal, cepat tangkap!", Kasim Fu masih menunjuk kearah Ding Jian Rui kemudian dengan tatapan sinis kembali berkata, "Jendral Ding, dianggap melakukan pemberontakan. Akan di adili di pengadilan istana!"

Tuan Ding tau, ini bukan saatnya untuk ragu dan khawatir. Dia bisa melihat isyarat mata dari putranya barusan, dia ingat pernah berbicara dengan Ding Jian Rui beberapa hari yang lalu bersama Ding Jian Yu juga di ruangan pribadinya. Ketiga orang membicarakan hal yang bersifat rahasia, dalam pembicaraan Ding Jian Rui sudah memberikan pendapatnya mengenai masalah ini. Dia tau, Yu Po Shan ingin mengunakan kesempatan ini dan menghancurkan keluarga Ding.

"Rui'er---",

Sesuai kesepakatan, Tuan Ding berpura-pura untuk khawatir sementara itu pelayan yang sebelumnya memberitahukan kedatangan kasim Fu telah berlari kearah halaman tengah dan melaporkan kepada Ding Jian Yu juga yang lain.

Xia Ren Cui yang begitu terkejut dengan pikiran campur aduk menerobos keluar ruangan, di dalam pikiran dan hatinya hanya ada Ding Jian Rui saat ini. Ding Jian Yu setelah melirik Meng Xiang Jia sebentar barulah segera berlari keluar untuk mengejar sang ibu, disisi lain Lu Ming Ya yang terkejut tidak terlalu mengerti. Dia merasa ada yang salah dengan semua ini, mungkin saja dia telah masuk perangkap.

"Bibi Ruo, Tolong jaga Ruyu...", Meng Xiang Jia tidak bisa lebih tenang. Meski tubuhnya lemah, dia berusaha beranjak bangun dari ranjang dan berjalan keluar.

Bibi Ruo mencoba menghentikannya, biar bagaimanapun Meng Xiang Jia baru saja melahirkan. Bagaimana bisa dia membiarkan wanita itu keluar dari kamar dan terlibat dalam masalah?

"Bibi Ruo, lepaskan aku. Aku---aku ingin menemui Jian Rui...",

"Nyonya muda, anda tidak perlu khawatir. Anda barusan saja melahirkan, tidak boleh terkena angin diluar...", Bibi Ruo dengan sekuat tenaga menahan Meng Xiang Jia untuk tidak keluar dari ruangan dan menemui Ding Jian Rui.

Meng Xiang Jia tetap menolak, kini pikirannya hanya terpusat kepada Ding Jian Rui. Dia ingin menemuinya dan memberitahukannya satu hal,  yang selama ini telah dia pendam di dalam hati. Lu Ming Ya yang melihat bagaimana keteguhan Meng Xiang Jia untuk bertemu dengan Ding Jian Rui merasa tidak ingin kalah, dengan segera berlari keluar dari ruangan kamar.

"Bibi Ruo, Apa Jian Rui akan baik-baik saja...??", Meng Xiang Jia terduduk di tepi ranjang bertanya.

Bibi Ruo melihat Meng Xiang Jia yang duduk dengan tatapan mata kosong merasa kasihan, dia memberanikan diri menepuk punggung tangan Meng Xiang Jia untuk menenangkan wanita yang baru saja menjadi seorang ibu itu.

"Tuan muda bukanlah orang yang lemah, Nyonya muda anda tenang saja...",

Ding Jian Yu baru tiba di ruang tamu ketika melihat ibunya menangis dengan histeris, Ayahnya sendiri sedang mencoba untuk menenangkan dirinya.

"Ibu, Tidak akan terjadi apa-apa kepada kakak...", Tutur Ding Jian Yu dengan mencoba tenang.

Xia Ren Cui berbalik dan menatap putra bungsunya dengan heran, disaat seperti ini berpikir kenapa putranya bisa begitu tenang mendengar kakaknya baru saja di tahan.

"Apa maksudmu?", Xia Ren Cui bertanya.

Tuan Ding nampak tidak bergeming, dia hanya menatap istri dan putra bungsunya dengan seksama. Hingga akhirnya, Tuan Ding menahan Xie Ren Cui dengan memegang pundak sang istri. Berkata : "Jian Yu, pergilah dan laksanakan apa yang di perintahkan kakakmu..."

Ding Jian Yu dengan segera mengangguk, setelah memberikan hormatnya kepada kedua orang tua bergegas meninggalkan kediaman Ding secara diam-diam dengan menunggangi kuda kesayangannya. Tujuan hati dan pikirannya hanya ada satu yaitu menuju ke kerajaan Ming sesuai perintah kakaknya, demi menyelamatkan kakaknya kali ini dan menghancurkan Yu Po Shan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dua hari telah berlalu, tidak terdengar kabar dari dua bersaudara Ding. Di istana Yu Po Shan tengah merayakan 'keberhasilannya', tidak mengetahui apa yang menantikan dirinya. Kediaman Ding menjalankan kegiatan seperti biasa meski semua jelas mengkhawatirkan Ding Jian Rui dan Ding Jian Yu, terutama Meng Xiang Jia yang tidak dapat beristirahat dengan tenang karna terus saja memikirkan sang suami. Putra kecilnya sama sekali tidak mengurangi banyaknya rasa cemas serta khawatir di dalam hatinya, walau begitu Meng Xiang Jia merawat putranya dengan baik. 

"Ruyu, ayahmu sangat kejam. Tidak hanya membuat ibumu kehilangan banyak hal berharga juga ingin membuat ibumu ini hidup dengan tidak tenang..."

Ruyu kecil tidak mengerti apa yang dikatakan sang ibu dan hanya tertawa kecil melihat gerakan mulut sang ibu, tangan-tangan kecil dan mungil miliknya terus terangkat di udara meminta di sentuh. 

"SUDAH PULANG!"

Suara teriakan terdengar dari luar, Meng Xiang Jia mengira bahwa yang dimaksudkan adalah Ding Jian Rui dan dengan segera bergegas keluar. Menerjang kerumunan orang di hadapannya dan terdiam ketika melihat Ding Jian Yu yang berada di hadapan sana, lelaki remaja itu melihat kekecewaan di mata Meng Xiang Jia hanya bisa menghela napas. 

"Kakak ipar, maafkan aku. Tapi tidak masalah, ini semua sesuai dengan rencana kakak. Kakak ipar, percayalah pada kakakku. Dia akan kembali!"

Tbc.


[COMPLETED] Only Married JiāngjūnOnde histórias criam vida. Descubra agora