Bab. 7

7.1K 632 33
                                    

Haruskah Meng Xiang Jia bahagia, sedih atau marah?

Dia dinyatakan tengah mengandung selama 3 minggu, dan dia telah merenungkan semuanya selama hampir satu bulan terakhir. Dimana pada puncaknya, dia menetapkan untuk tidak membenci janin di dalam perutnya. Bagaimanapun, dia tidak bersalah. Yang salah adalah Ding Jian Rui, pria itu satu-satunya musuh di kehidupan Meng Xiang Jia untuk saat ini.

"Putri.", Salah seorang pelayan masuk dengan kepala tertunduk.

Meng Xiang Jia menatapnya datar sebelum akhirnya bertanya : "Ada apa...?",

"Permaisuri mengirim undangan untuk anda memasukki istana, Permaisuri ingin berbincang dengan anda...", Ujar pelayan itu sopan dengan kepala yang tetap tertunduk kebawah.

Meng Xiang Jia terdiam sejenak, memikirkan segala kemungkinan kenapa Permaisuri mengundang dirinya ke istana. Dia tidak mengenal Permaisuri, begitu juga sebaliknya dan entah kenapa Meng Xiang Jia merasakan perasaan yang tidak enak kali ini. Seakan panggilan Permaisuri kali ini adalah sebuah jebakan yang disiapkan untuknya, namun menolak juga bukan hal yang pantas bagi dirinya. Terutama, orang yang mengundangnya adalah orang terpenting kedua di kekaisaran Xiang ini.

"Siapkan pakaian untukku, minta orang yang dikirim Permaisuri untuk menunggu sejenak...", Pintah Meng Xiang Jia yang segera diangguki oleh pelayan itu.

Bersamaan dengan keluarnya sang pelayan, Ibu mertua-nya masuk dengan raut khawatir. Dia telah mendengar bahwa Permaisuri memanggil menantunya untuk masuk ke istana pagi ini, dan tanpa di duga menjadi khawatir. Wanita paruh baya itu khawatir jika permaisuri menaruh kesulitan untuk Meng Xiang Jia, biar bagaimanapun, dia tau sebelumnya Kaisar Xiang menjebak kerajaan Cu dan keluarga Ding agar dapat saling bermusuhan. Melalui pernikahan putranya juga dengan putri Cu, Meng Xiang Jia. Kaisar Xiang ingin memberikan kehancuran kepada kedua pihak..

"Ibu.", Salam Meng Xiang Jia pada ibu mertuanya.

Mendapatkan senyuman dari sang ibu mertua, Meng Xiang Jia tau jika ibu mertuanya khawatir terhadapnya.

"Kali ini Permaisuri tiba-tiba memintamu masuk ke istana, pastilah bukan hal sederhana. Xiang Jia, kamu sedang mengandung. Ingat, jika Permaisuri mempersulitmu, jangan sampai kamu emosi dan menganggu kehamilanmu. Kamu mengerti bukan...?", Jelas ibu mertuanya dengan nada khawatir.

Meng Xiang Jia hanya mengangguk sebelum akhirnya membalas : "Iya, ibu. Aku mengerti, aku akan pergi sekarang.",
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
[Istana Xiang]

"Saya memberi hormat kepada Yang Mulia Permaisuri...", Hormat Meng Xiang Jia seraya membungkuk kearah Permaisuri Xiang.

Meng Xiang Jia dapat melihat dari ujung matanya, Permaisuri adalah wanita yang anggun dan penuh wibawa. Namun sepertinya dia jelas bukan orang yang mudah untuk diajak berteman, dan Meng Xiang Jia tidak berkeinginan berteman dengan Permaisuri.

"Kau adalah Putri Cu?", Tanya Permaisuri Xiang dari atas singgasananya.

Meng Xiang Jia menjawab, "Benar, Permaisuri.",

Wanita pertama Kaisar Xiang, Yu Po Shan itu menyipitkan matanya. Mengamati dengan seksama perempuan muda di bawah singgasana sana, mendapati bahwa rumor yang mengatakan bahwa putri Cu adalah kecantikan bak dewi yang dapat menghancurkan satu negara adalah benar. Dan dia iri sekaligus cemburu karnanya, ditambah alasan kenapa dia memanggil perempuan itu ke istana adalah karna kabar angin yang mengatakan bahwa Kaisar Xiang tertarik pada kecantikan Meng Xiang Jia.

"Kau tau alasanku memanggilmu hari ini ke istana...?", Tanya Permaisuri tanpa di duga.

Meng Xiang Jia diam sejenak sebelum menjawab : "Xiang Jia kurang pengetahuan, tidak mengetahui alasan Permaisuri memanggil saya keistana. Silahkan anda memberikan penjelasan, Permaisuri...",

[COMPLETED] Only Married JiāngjūnDonde viven las historias. Descúbrelo ahora