Bab. 3

10.6K 872 30
                                    

Sebulan sudah diringa tinggal bersama Keluarga Ding, suasana hati Meng Xiang Jia perlahan menjadi lebih membaik. Meskipun, setiap detiknya, akan selalu di hancurkan oleh suami menyebalkannya, Ding Jian Rui. Yang selalu dengan wajah arogan dan sok tampan---baik, dia memang tampan, tapi tetap saja dia adalah bajingan.

"Xiang Jia, Ibu menginginkan seorang cucu...",

Lihat?

Dia sekarang datang, dan dengan anehnya berbicara, membuat Meng Xiang Jia yang tengah menyesap teh dengan tenang, tersedak. Dan anehnya, pria itu justru membantunya dengan mengusap pelan dan lembut bagian belakang punggungnya. "Pelan-pelan, Xiang Jia. Aku hanya meminta bantuan untuk memberikan cucu pada ibu, kenapa kau merespon dengan begitu serius hingga tersedak? Lagipula, aku juga tidak begitu menanggapi hal ini, hanya saja, ibu sering sakit akhir-akhir ini, dan bukankah kau dan ibu cukup dekat? Berikanlah satu, atau dua, mungkin tiga?",

"Auh!", Pria itu meringis.

Meng Xiang Jia baru saja dengan kuat menginjak kakinya dan dengan ekspresi penuh amarah melangkah pergi, meninggalkan Ding Jian Rui sendirian yang bertingkah aneh selama sebulan terakhir ini. Pria itu seperti sedikit melunak padanya, tidak ada lagi api yang menyebur dari mulut pedasnya. Meskipun terkadang dia masih begitu suka untuk menganggu dirinya baik itu pagi, siang maupun malam. "Xiang Jia---Tunggu---",

Meng Xiang Jia tidak mengurbis, dengan cepat dia melangkah pergi dan mengurung diri di kamarnya dengan bersandar pada pintu dan duduk di bawahnya, memegangi dadanya.

Aku kenapa?

Kenapa jantung ini berdetak begitu cepat?

Aku tidak mungkin punya penyakit jantung bukan?

***

Malam tiba,

Seluruh keluarga memutuskan untuk mengadakan makan malam bersama di ruang makan, dan tentu saja sebagai istri Ding Jian Rui, membuatnya harus ikut dan berkumpul bersama keluarga Ding yang jika boleh jujur, sangat ramah dan baik padanya. Meng Xiang Jia merasa seperti kembali menemukan serpihan dirinya yang menghilang ketika Keluarganya di bantai habis dan rata, oleh dia.

Meng Xiang Jia melirik Ding Jian Rui yang duduk di sebelah kanannya, sedangkan di sebelah kirinya adalah Ding Jian Yu, adik laki-laki Ding Jian Rui yang masih kecil dan berusia sekitar 13 tahun. Tapi sekali lagi Meng Xiang Jia harus mengingatkan, jangan pernah meremehkan keluarga Ding dan anggota keluarga, bahkan semua pelayan di dalam rumah saja bisa mengunakan senjata. Dari yang paling muda hingga yang paling tua, semuanya mempunyai senjata yang disembunyikan.

Jika kalian bertanya kenapa keluarga Ding tidak takut para pelayan akan melawan, itu karna, seluruh data diri mengenai para pelayan secara lengkap di pegang oleh keluarga Ding, ditambah, Keluarga Ding memegang banyak koneksi di seluruh belahan Xiang.

"Ibu, daging!", Ding Jian Yu, dia begitu mengemaskan. Ketampanannya, 11 banding 12 dengan diri sang kakak, Ding Jian Rui, bahkan mungkin bisa di bilang, Ding Jian Yu adalah versi kecil dari Ding Jian Rui.

Tidak di gubris, membuat Ding Jian Yu cemberut dan memanyunkan bibirnya. Meng Xiang Jia tertawa geli di dalam hati, lalu mengarahkan dengan hati-hati sumpitnya untuk menyumpit sepotong daging, menempatkannya di mangkuk nasi Ding Jian Yu. "Hehehe, Terima kasih kakak ipar!!!", Cengirnya seraya menyumpit daging tadi ke dalam mulutnya dan mengunyah dengan antusias.

Semua orang memperhatikan, begitu juga dengan Ding Jian Rui yang kini ikut memanyunkan bibirnya seperti bebek, bebek tampan.

[COMPLETED] Only Married JiāngjūnWhere stories live. Discover now