10 - |Am I Jealous?|

33.7K 4.4K 387
                                    

Koridor tampak sepi saat Asya berjalan melewatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Koridor tampak sepi saat Asya berjalan melewatinya. Banyak murid yang sudah pulang karena bel pulang memang sudah berbunyi sekitar 30 menit yang lalu. Hanya beberapa murid yang masih berada di sekolah untuk mengikuti kegiatan ekstra kurikuler. Dan Asya bukan termasuk dari beberapa murid itu. Dari SMP hingga sekarang dia tidak suka mengikuti kegiatan seperti itu karena selain malas, dia juga tidak punya bakat yang bisa dikembangkan. Asya masih berada di sekolah karena dia baru saja makan bersama, menghabiskan makanan yang tadi tidak jadi dikumpulkan bersama teman-temannya di kantin.

Asya melempar kaleng minuman yang isinya telah dia habiskan ke dalam tong sampah. Dia memutuskan untuk duduk di pinggir lapangan setelah berjalan sendirian layaknya jomblo. Sebenarnya, dia memang jomblo, sih.

Setelah makan tadi Arina dan Chika izin ke kamar mandi untuk mengeluarkan zat sisa makanan, sedangkan Jali menghilang setelah mengambil satu ekor lele crispy milik Asya. Dan jadilah Asya sekarang sendirian duduk di pinggir lapangan menunggu 3 orang itu. Untung saja ada pemandangan menarik yang tersaji di depannya.

Di tengah lapangan sekarang ada anak basket yang sedang latihan. Banyak mantan, eh maksudnya cogan, yang berkeringat menjadi ajang cuci mata untuk Asya. Karena menurut Asya, seorang cowok akan terlihat keren saat berkeringat. Asya rasanya ingin berlari dengan membawa handuk untuk mengelap keringat mereka.

Fazri yang biasanya terlihat biasa aja pun terlihat keren saat sedang seperti ini apalagi yang sudah keren dari lahir seperti Elvin. Namun, bukan mereka yang menyita perhatian Asya. Fokus Asya hanya pada satu orang saat ini. Rasanya, dia masih terlihat sama saat Asya bertemu dengannya pertama kali. Masih pendiam, pintar, dan terlihat keren di saat bersamaan. Penyesalan terbesar yang dirasakan Asya adalah pernah menyakiti laki-laki baik sepertinya.

Arka. Mantan yang membuat Asya merasakan penyesalan terbesar hingga saat ini. Asya tidak mengira jika Arka beda dengan mantan-mantannya yang lain. Asya kira Arka sama. Oleh karena itu Asya tega mengkhianatinya seperti mantan-mantannya sebelumnya.

Jika saja waktu dapat diputar kembali, Asya pasti tidak akan menyakiti laki-laki sebaik Arka. Rasanya Asya menyesal, sangat menyesal.

Asya masih menatapnya hingga tatapan mereka bertemu untuk beberapa detik sebelum cowok itu mengalihkan pandangannya. Dalam hatinya, Asya sangat ingin memperbaiki hubungan mereka walaupun hanya sebatas teman.

Di sisi lain, Elvin menatap Asya kesal, tapi tidak disadari oleh cewek itu. Elvin beranggapan jika Asya di situ hanya untuk mengganggunya seperti biasa. Hingga saat ada jeda istirahat untuk minum, Elvin ingin menghampirinya untuk menyuruhnya pergi, tapi diurungkan saat Asya berjalan menghampiri mereka dengan membawa minuman yang dia ambil dari tasnya. Elvin menduga jika Asya akan membuat drama lagi yang akan menyangkutpautkan dirinya.

Namun, dugaan Elvin salah saat Asya malah melewatinya, bahkan meliriknya saja tidak. Cewek itu malah memberikan minumannya pada Arka, teman basketnya. Alis Elvin berkerut, merasa bingung dengan situasi ini. Seharusnya dia senang karena cewek itu mendapat sasaran baru, tapi nyatanya tidak. Elvin malah merasa tidak terima saat Asya memberikan minuman itu untuk cowok lain.

Play With Players (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang