Demam???

3.7K 198 7
                                    

Halloha... all readers...
We'll back..
Semoga suka... maafkan typo yang masih bertebaran😊
***

Joy masih bergelut dengan tulisannya, ya setelah lelah mempelajari buku yang diberikan oleh Glad, Joy memutuskan untuk melanjutkan tulisannya. Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam, perut Joy terasa kosong. Joy berjalan menuju dapurnya, melihat isi lemari es, hanya terdapat buah dan beberapa sayuran.
“Sepertinya aku harus pergi belanja, hhhah!” Gumam Joy sambil mengambil sebuah apel merah untuk dimakannya. Joy tersentak saat mendengar suara pintu yang diketuk dengan sangat keras.
“Joy,,buka pintunya!” Teriak seorang wanita yang Joy tahu adalah ibunya. Joy benar lelah dengan semua ini, tentang ibunya yang semakin menekannya. Joy berjalan membukakan pintu. Disana terlihat pemandangan yang sangat menyedihkan, ibunya dengan rambut yang berantakan dan terlihat kacau. Joy tahu bahwa ibunya juga sedang mabuk. Joy membantu ibunya yang sempoyongan masuk kedalam rumahnya, membawanya kesofa yang ada.
“ Dasar kamu ini gak berguna, apa salahnya sih kamu minta uang sama Papamu itu, minta sebanyak apapun dia pasti kasih. Kamu harusnya bisa bantu Mamamu ini, aku yang sudah melahirkanmu dan merawatmu” Maki Naura, Joy hanya diam sambil mengulurkan segalas air putih yang tadi diambilnya didapur.
“ Mama istirahat aja dulu” ucapa Joy tak memperdulikan makian itu. Joy sudah sangat terbiasa dengan makian dari ibunya. Joy sebenarnya merasa sangat kasihan dengan apa yang terjadi pada ibunya. Suaminya bukanlah orang yang baik menurut Joy, sebaliknya suaminya itu selalu membawa ibunya menjadi semakin terpuruk dan tak terkendali.
“Heh! Mau kemana? Kalau kamu gak mau minta sama Papamu, kamu sebaiknya menikah saja dengan si Angga saja, dengan begitu hutang keluarga kita bisa lunas, dan Mama tidak akan mengganggu kamu lagi” Ucap Naura membuat hati Joy terluka namun Joy tak mampu untuk mengatakan apapun. Joy menatap Mamanya yang matanya sudah terpejam kesadarannya perlahan menghilang. Joy mengambil selimut untuk Mamanya.
“ Joy gak tahu lagi sampai kapan Joy bisa bertahan Ma, aku benar benar lelah” Ucap Joy lirih. Joy mengambil jaketnya kemudian memutuskan untuk mencari makan diluar. Berjalan dijalanan yang hanya terdengar suara kendaraan yang berlalu. Joy duduk ditaman yang berada dipinggir jalan, tak jauh dari rumah kontrakannya memakan mie instan yang ia beli disupermarket. Joy menimati suasana ini, sunyi dan sendiri. Tak perduli angin malam yang semakin dingin berhembus.
***
Joy terbangun dari tidurnya, melihat jarum jam sudah menunjukkan angka 9.00 pagi. Kepalanya terasa berat sekali, mungkin karena angin malam semalam membuat tubuhnya terasa tidak enak. Perutnya terasa mual, Joy turun dari tempat tidur dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah rapi , Joy menuju dapur, melihat Mamanya yang masih terlihat kacau sedang memakan mie instan yang dibelinya semalam. Joy yang tadi lapar menjadi malas untuk makan, hanya meminum segelas air putih dan setelah itu ingin berangkat ke kantor redaksi. Langkahnya terhenti saat Mamanya meminta uang padanya, dengan jengah, Joy memberikan uang 50ribuan 2 lembar.
“Heh! Kamu itu jangan keterlaluan sama Mama, uang segini mau buat apa?!” kata Naura.
“Aku belum ambil uang Ma, didompetku hanya bisa aku pakai buat naik taksi” Jelas Joy.
“Nanti kamu kan bisa ambil lagi, sekarang kasih uangnya sama Mama dulu” Paksa Naura. Joy yang tak ingin berdebat memberikan semua uang yang ada didompetnya, kemudian keluar dari rumah. Joy harus rela untuk berjalan kaki mencari tempat untuk bisa menarik uang. Kepalanya terasa pusing, namun Joy tetap menahannya. Joy mengambil uang di ATM, kemudian mampir kesebuah mini market terdekat untuk membeli makanan dan minuman. Joy memakannya dengan pelan rasanya sangat tidak enak dilidahnya.
From: Kak Shilla
Jangan lupa ke kantor jam 11
Joy melihat pesan yang dikirim Shilla, mengecek kembali draft yang harus ia serahkan ke kantor. Joy menghabiskan makanannya, dan bergegas menuju kantor. Sesampainya dikantor, Joy masuk keruangan Shilla.
“Oh, kamu udah sampai” kata Shilla ramah
“Iya Kak, ini draftnya, aku juga sudah kirim ke emailnya kak Shilla” kata Joy sambil menyerahkan draft pada Shilla.
“Iya, makasih ya. Joy kamu kenapa? Kamu sakit wajahmu pucat banget” Kata Shilla dengan perasaan khawatir.
“Iya Kak, aku gak enak badan deh kayaknya.” Jawab Joy lemah.
“Ya ampun, kamu udah minum obat? Padahal kita ada rapat sebentar lagi. Kamu yakin gak papa?!” Tanya Shilla.
“Iya Kak, tadi aku sudah beli obat kok, nanti juga sembuh” Jelas Joy berusaha menenangkan Shilla
“Ok, kalau begitu kamu istirahat aja dulu, sambil nunggu rapat mulai” Perintah Shilla, yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Joy.
11. 00 Wib
Shilla mengajak Joy untuk segera keruang rapat, disana sudah ada Glad dan 2 orang lainnya. Shilla dan Joy segera duduk dan bersiap untuk mengikuti rapat. Selama rapat Glad terus memperhatikan Joy yang terlihat pucat, sedangkan Joy masih berusaha untuk fokus mendengarkan penjelasan dari Shilla. tak berapa lama, Joy merasa kepalanya semakin berat dan matanya semakin ingin terpejam, hal itu tak luput dari pandangan Glad. Glad kemudian menghentikan rapat itu, membuat semua yang ada disana sedikit heran, karena selama ini Glad selalu serius dalam urusan pekerjaan, termasuk urusan rapat.
“Kita hentikan rapatnya untuk hari ini” Ucapnya tegas. Semuanya saling menatap, Shilla yang tau alasan kenapa Glad menghentikan rapatnya. Shilla langsung berdiri meninggalkan ruangan yang tentu saja diikuti oleh yang lainnya. Joy yang hendak ikut keluar pintu, tiba tiba Glad menarik lengannya dan membawanya keruangannya. Glad mengunci pintu ruangannya mendorong Joy untuk berbaring disebuah sofa yang ada. Joy awalnya menolak namun dengan paksaan Glad, Joy terpaksa mengikutinya.
“Tidur!” ucap Glad.
“Kamu itu apaan sih, awas aku mau pulang” Protes Joy. Glad yang melihat Joy hendak berdiri kembali mendorong bahu Joy membuat Joy kembali berbaring disofa, dan sekrang Glad mulai menindih tubuh Joy, mengurung Joy agar tidak berontak lagi.
“Kamu tidur sendiri atau mau aku tiduri” Ancam Glad tak ingin mendengar penolakan dari Joy.
“Dasar mesum!” Maki Joy membuat Glad tersenyum menyeringai.
“Mesum??jadi kamu mau aku mesumin?” Tanya Glad yang dibalas pelototan oleh Joy, dengan terpaksa, akhirnya Joy membalikkan tubuhnya menjadi memunggungi Glad. Glad mengambil jasnya untuk menyelimuti Joy, diciumnya puncak rambut Joy.
“Kamu tidak boleh bangun sebelum aku ijinkan, mengerti!” Beritahu Glad.
“Hmmm” jawab Joy jengah namun tak membatah, kepalanya begitu berat dan dirinya sedang malas untuk berdebat dengan Glad yang keras kepala.
***
Glad membangunkan Joy yang sedari tadi tidur disofa ruangannya, membujuk Joy untuk makan, namun terkejut saat tangannya mengusap kepala Joy. Joy terkena demam tinggi, Glad yang khawatir langsung menggedong Joy membawa Joy pulang keapartemennya. Glad juga menelpon dokter pribadinya. Glad sangat cemas, ini sudah kesekian kalinya menemukan Joy sakit. Joy sudah mendapatkan suntikan, dan kini saatnya Glad harus membantu Joy yang masih terjaga untuk segera meminum obat untuk menurunkan panas demamnya. Joy terlihat lemah hanya untuk membuka matanya, dengan terpaksa Glad memaksa Joy minum obat dengan mulutnya, memberikan air minum juga dengan mulutnya. Setelah obat tertelan habis.Glad membuka jaket yang dikenakan oleh Joy, kemudian mengompres Joy, membiarkan Joy istirahat.
Joy membuka matanya, badannya serasa kaku mungkin karena terlalu lama tertidur. Matanya mulai menyesuaikan cahaya yang terpancar dilampu ruangan. Joy mengingat kembali apa yang terjadi padanya, ingatanya perlahan muncul dan samar dia melihat seorang laki laki yang sedang duduk dengan berbagai dokumen ditangan dan dimejanya. Joy duduk dan menyandarkan tubuhnya dikepala ranjang, pandangannya masih terfokus pada Glad. Glad sangat serius menekuni pekerjaannya sampai tidak sadar bahwa dirinya sudah bangun dari tidurnya. Joy kembali terpesona saat mendengar suara Glad yang menelpon seseorang suaranya begitu berat dan tegas saat membahas pekerjaannya.
Glad masih berbicara dan pandangannya tak sengaja pandangannya beralih ketempat tidur dimana Joy sedang tidur ditempat tidurnya.
“Ok. Nanti kutelpon kembali” ucap Glad langsung mematikan panggilannya meninggalkan pekerjaannya dan menghampiri Joy. Glad duduk disampingnya mengulurkan tangannya menyentuh kening Joy.
“Masih demam” ucap Glad, Joy menurunkan tangan Glad dari keningnya.
“Kenapa aku bisa disini?”Tanya Joy
“ Kamu pingsan” Jawab Glad seadanya
“Iya, aku tahu, tapi kenapa aku dibawa kesini?”Tanya Joy penasaran.
“Memangnya, kamu mau dibawa kemana? Ruma Sakit? atau kerumahmu?Gak mungkinlah aku bawa kesana” Jawab Glad sanatai
“Kenapa begitu?” Desak Joy. Glad yang sedang tidak ingin berdebat dengan Joy langsung mengecup bibir Joy untuk menghentikan pertanyaan Joy. Joy terkejut dengan apa yang dilakukan Glad. Ya memang, Joy sudah sering dicium Glad, tapi kecupan mendandak seperti ini dia masih belum terbiasa. Glad berjalan keluar kamarnya menuju dapur, dengan langkah lemah Joy mengikuti Glad. Glad mengulurkan segelas air putih kepada Joy yang duduk dikursi dapur.
“Apa yang terjadi?” Tanya Glad serius, Joy mengernyitkan dahinya ketika mendapatkan pertanyaan yang tidak ia pahami. Glad yang tahu Joy masih tidak mengerti pertanyaannya, menumpukan kedua tangannya dipunggun kursi yang diduduki Joy, mencondongkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya dengan wajah Joy, mataynya memandang tajam, membuat Joy menahan nafasnya, matanya berkedip layu.
“Hhhh! Dokter bilang kamu sakit karena telat makan dan setres, apa kamu punya masalah?”
“Hmmm….aku masih haus, boleh minum?” Kata Joy menyodorkan gelas didepan wajah Glad. Glad tahu Joy sedang mengalihkan pembicaraannya, namun tetap mengambil gelas Joy dan mengisikannya kembali.
***

Introvert Girl and Emotional BoyWhere stories live. Discover now