Choice part.2= Come back home

7K 379 17
                                    

Joy berjalan dengan langkah lemah,, berkali kali menghela nafas dengan kasar..menegakkan kepala memandang langit.
“Tuhan, apakah semua ini benar? Apakah aku akan baik baik saja?” Pikirnya.

Dukkk
Langkahnya terhenti, saat merasakan kepalanya terbentur sesuatu yang lebar dan keras.
“Awww..” Rintih Joy.
“ Perhatikan jalanmu!” ucap seseorang yang bertabrakan dengannya yang tak lain adalah Glad.
“ Glad! kenapa pagi pagi sudah ada disini? Aku tak tau kamu serajin ini hanya untuk masuk kuliah pagi?!” ucapnya heran.
“ Kemarin kemana?” tanya Glad tak memberikan jawaban kepada Joy. Joy kembali bergulat dengan pikirannya saat pertanyaan yang dilontarkan Glad. Glad menyadari perubahan  ekspresi Joy heran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Glad meraih dagu Joy dan mengangkatnya sehingga mata mereka saling berpandangan. Glad menatap dalam mata Joy yang terlihat sendu dengan garis garis bekas air mata. Glad mengernyitkannya dahinya, kemudian menarik lengan Joy membawanya pergi menuju belakang gedung. Menyandarkan tubuh Joy ke dinding gedung, menghimpitnya sehingga wajah keduanya sangat dekat. Glad memandangnya intens sedangkan Joy hanya membalas tatapan Glad tenang.
“Ada apa?” Tanya Glad to the point
“Apa?” Jawab Joy dengan pertanyaan.
Glad memegang kedua bahu Joy
“Kamu tau apa yang kubicarakan, jadi katakan!” Ucap Glad tak ingin dibantah. Joy terdiam dengan kembali menatap datar mata Glad. Menghirup nafas panjang.
“Tidak ada” Jawabnya singkat. Joy berniat pergi meninggalkan Glad, namun lagi lagi lengan Joy ditarik Glad kemudian merengkuh tubuh mungil Joy kedalam pelukannya. Joy terkejut membuat tubuhnya mendadak tegang dengan apa yang dilakukan Glad. Glad sering memperlakukan ini bahkan lebih tapi kali ini Joy merasakan hal yang berbeda. Pelukan Glad semakin erat Joy tak memberikan perlawan namun sebaliknya Joy membalas pelukan Glad. meejamkan matanya, menghirup aroma tubuh Glad yang membuatnya nyaman. Glad memberikan kecupan kecupan hangat ujung kepala Joy. Entah kenapa perlakuan yang diberikan Glad membuat pertahanan Joy runtuh, perlahan tapi pasti air mata Joy kembali tumpah membuat baju Glad basah. Glad mengeratkan pelukannya dan mengusap lembut punggung Joy.
“ Menangislah!” Gumam Glad pelan namun dapat didengar jelas oleh Joy.
“Hiks .., hiks,,hiks” isakan Joypun semakin menjadi rasa beban yang dipendamnya telah ia keluarkan meski hanya dari tangisan.
“ Don”t ask me. Just hug me please!!” Lirih Joy semakin mengeratkan pelukkannya. Glad hanya mengikuti apa yang diinginkan Joy memelukknya dengan erat sambil mengusap punggung Joy. Lama mereka saling berpelukkan tak menghiraukan berapa lama waktu yang mereka habiskan.
####
Joy berjalan keluar rumah kontrakannya sambil menarik kopernya. Diluar sudah menunggu seorang sopir yang disiapkan oleh omanya untuk menjemputnya. Joy kembali menoleh kearah rumahnya, dengan berat hati dia akan meninggalkan satu satunya tempat yang membuatnya tak mengingat kenangan pahit akan keluarganya.
“ Benarkah keputusan yang kuambil ini? Apakah semua akan baik baik saja?” Batinnya. Joy duduk dibangku penumpang, pandangannya tak henti menatap jalanan dan kembali menghela nafasnya dengan kasar.
“Ya Tuhan, aku benar benar tidak tahu apakah aku bisa menjalani ini semua dengan baik. Aku benar benar takut Tuhan” gumamnya dalam hati.
“Maaf Nona, kita sudah sampai” Kata pak Mahmud selaku sopir yang menjemputnya menyadarkannya dari lamunannya.
“ Oh, benarkah?!” Joy merasa gugup, dengan perlahan membuka pintu kemudian turun dari mobil, terlihat didepan pintu berdiri omanya, Amanda, dan Mika. Tersenyum ramah namun tidak dengan Mika, yang terus memandangnya tajam.
“Joy, sayang akhirnya kamu sampai juga” Kata omanya sambil memeluk erat Joy. Rasa haru menyelimuti hati Sania, melihat cucu kesayangannya kembali setelah sekian lama. Mereka melepaskan pelukan mereka ketika mendengar suara Amanda yang meminta Joy masuk kedalam rumahnya. Suara yang lembut khas seorang ibu. Memberikan senyum yang ramah kepada Joy, namun hal itu membuat Joy merasa tidak nyaman, bukan karena Joy membenci Amanda, namun sesuatu dalam diri Amanda. Karena jujur Amanda adalah orang yang baik dan sangat lembut. Selalu bersikap baik dan ramah padanya, meski hanya beberapa kali bertemu namun Joy akui bahwa Amanda adalah seorang wanita yang sangat anggun dan baik hati.
“Ayo kita masuk, Joy pasti lelah” Ajaknya dengan senyum yang lembut. Sania menganggukkan kepalanya tanda setuju akan perkataan Amanda. Sania membawa Joy masuk masih dengan merangkul pundak Joy.
Dengan degub jantung yang berpacu dengan kencang, ingatan indah dan buruk seolah saling berebut untuk terlihat diotak Joy. Joy mengamatai penjuru ruang setiap sudut masih terasa sama saat masih kecil.
“ Joy kenapa?” tanya Amanda yang heran melihat Joy terlihat pucat. Joy hanya menggelengkan kepalanya dan kembali tersenyum canggung. Tak berapa lama mereka bercengkrama lebih tepatnya Sania sang oma yang begitu senang dengan kedatangannya.
“ Mika, sayang, bagaimana kalau kamu antar Joy ke kamaranya” Kata Amand.
“ Iya” Jawab Mika dengan malas. Joy mengikuti langkah Mika, dan berhenti tepat didepan sebuah kamar yang tak lain adalah kamarnya dulu. Tanpa mengatakan sepatah katapun Mika langsung meninggalkan Joy yang masih mematung di depan pintu kamar. Perlahan Joy menarik gagang pintu kamar itu, manarik nafas sebelum masuk kedalam kamarnya. Joy memandang kembali kamarnya, tak ada yang berubah sama sekali kecuali tempat tidur yang diganti dengan ukuran Queen size. Tak mampu lagi menahan perasaan luka dihati, air mata yang tertahan sejak memasuki rumahpun akhirnya menetes, tak ada suara namun air mata terus mengalir tanpa bisa dihalangi. Joy berjalan menuju sebuah pintu yang menghubungkan balkon kamarnya. Pemandangan yang dulu sangat ia sukai,
“ Mama,..Joy disini, dirumah ini, Mama,,, Joy rindu,, Joy rindu kalian dan kenangan itu” gumamnya dengan air mata membanjiri pipinya.
####

Akhirnya bisa update juga..
Terima kasih buat yang dukung cerita ini.. semoga tambah semagat nulisnya.
.keep stay here😆

Introvert Girl and Emotional BoyWhere stories live. Discover now