Rencana Terselubung 1

4.2K 238 10
                                    

Hollla readers tercinta..
Maafkan karena Glad dan Joy yang terlalu lama hilang dr permukaan lapak kuning ini...
Entah kenapa otak serasa hanya mau bekerja sebulan sekali.. sedihnya..
Oklah sudah kangen kan mau baca...
Selamat membaca yess .
Jangan lupa vote sama commentnya ya ....
****

Review
“Niko,,emmppphhh” Mika terkejut ketika Niko langsung menciumnya dengan kasar membalikkan tubuhnya, dan kini Mika yang berbaring dibawah tubuh Niko. Mika tidak bisa memberontak karena Niko semakin kasar dan brutal menciumnya, Mika merasakan ciuman Niko kali ini menyimpan kemarahan dan kesakitan yang entah dari mana. Mika hanya pasrah dan mencoba mengikuti apa yang diinginkan tunangannya ini., hingga tubuh Niko terjatuh diatas tubuh  Mika, ya Niko tertidur, Mika mendengar dengkuran halus dari Niko. Mika membalikan tubuhnya kini membiarkan Niko tertidur dipelukannya, menahan segala rasa penasaran, dan Mika memutuskan untuk bertanya besok pagi.
***
Niko terbangun saat mendengar suara berisik didapur, perlahan mencoba membuka matanya yang masih terasa berat serta kepalanya terasa pusing akibat mabuknya semalam. Niko menajamkan pendengarannya saat sekali lagi ia mendengar suara benda jatuh. Niko bangkit dan berjalan menuju dapur memeriksa apa yang terjadi. Didapur Niko melihat sosok gadis yang tengah berjongkok memunguti beberapa sayuran yang berjatuhan.
“Mikaa…”sapanya dengan suara khas orang bangun tidur. Mika yang mendengar sapaan Niko beralih memandangnya dan tersenyum lembut sambil memunguti sayuran. Mika menaruh sayuran yang jatuh ke meja kemudian berailih membuat secangkir teh panas untuk Niko yang sudah duduk dikursi makan.
“Bagaimana keadaanmu?” Tanya Mika sambil mengusap kepala Niko.
“Hmm, lumayan” Jawab Niko singkat. Mika merasakan ada sedikit rasa sedih dengan sikap Niko kali ini, namun tak ingin membuat Niko semakin kesal, Mika tetap menahan perasaannya dan terus mengumbar senyum lembutnya.
****
Joy yang baru bangun karena semalam harus bergadang lagi menyelesaikan naskahnya setelah mendapat pesan dari Shilla untuk datang kekantornya siang ini, dengan langkah berat dan sedikit malas karena tidurnya yang terganggu. Setelah membuat sarapan atau mungkin bisa disebuat sarapan menjelang makan siang karena waktu sekarang menunjukkan pukul 11. 25 siang. Joy sudah sampai disebuah gedung 3 lantai, ya gedung ini tidak cukup tinggi karena memang ini hanyalah sebuah kantor redaksi, tapi termasuk redaksi yang cukup terkenal. Joy memang baru 1 tahun bergabung menjadi penulis lapas disini. Joy masuk kedalam menemui resepsionis sebelum masuk menuju ruangan Shilla.
Tok tok tok
“ Masuk” kata Shilla
“Selamat siang kak Shilla” Sapa Joy ramah.
“Oh,,Joy kamu udah datang, sini masuk duduk sini” Ucap Shilla mempersilahkan masuk. Mereka  duduk disebuah sofa yang memang disiapkan untuk diskusi.
“Begini Joy, saya mau bilang kalau mulai sekarang naskah kamu pindah tangan” kata Shilla membuka pembicaraan.
“Maksud kak Shilla?” Tanya Joy tidak paham
“Iya, jadi mulai sekarang naskahmu akan dibantu oleh bapak Glad, kamu bisa berkonsultasi dengannya” Jelas Shilla.
“Tunggu, maksud kak Shilla sekarang yang menjadi editorku Glad,,maksudku Pak Glad? Tapi diakan seorang direktur?!” Kata Joy panik.
“Iya benar, dia bilang dia Ingin mengetahui kemampuan para penulis baru disini,dan lagi ada beberapa penulis lain juga yang menjadi tanggung jawabnya seperti kamu” Terang Shilla.
“ Tapi, kenapa begitu kak, maksudku, apa gak bisa aku tetep sama kak Shilla aja?” Bujuk Joy dengan wajah penuh harapnya.
“Joy, mana bisalah ini semua keputusan dari direkturnya sendiri, mana berani kakak nolaknya” Kata Shilla tegas. Mendengar penjelasan Shilla, Joy hanya bisa menghela nafas dengan kasar. Ia tahu ini akan sulit untuk hari kedepannya.
****
Joy menutup pintu ruangan Shilla, berjalan pelan dengan pikiran pikiran yang melayang layang, bibirnya menggerutu kecil hingga langkahnya terhenti saat melihat sepasang sepatu berhenti tepat didepannya. Kepalanya sontak mendongak keatas, pandangannya terkunci dengan mata tajam seorang yang sedari tadi ia gerutui ya siapa lagi kalau bukan sang direktur Glad Aldian.
Joy merasa canggung dan bingung harus bersikap seperti apa hanya bisa memberikan sapaan kaku kepada Glad.
“Se-lamat si-ang Pak” Sapa Joy kaku
“ Keruanganku sebentar” Jawab Glad langsung berjalan meninggalkan Joy. Joy mengikuti langkah Glad yang berjalan menuju ruangannya. Ruangannya berada tak jauh dari ruangan milik Shilla. Glad berhenti tepat didepan pintu membuat Joy juga ikut berhenti  memandang punggung kekas Glad, semakin terkejut saat Glad tiba tiba memutar tubuhnya menjadi mengahadapnya. Glad melangkah semakin dekat dengan Joy yang masih masih mematung. Kedua tangan Glad terulur membuat Joy panic, namun spontan terdengar pintu terkunci. Joy masih mencerna keadaan ini kini dirinya berdiri didepan pintu dengan sebelah tangan Glad menahan pintu meletakkan tangannya disamping kepala Joy sedang sebelahnya lagi memegang gagang pintu yang sudah dikuncinya. Joy tidak mau memandang wajah Glad yang dekat deru nafasnya menerpa wajah Joy. Joy menahan dada Glad yang semakin merapatkan ketubuhnya.
“Ehemm,,,Glad,,emm maksudku Pak Glad mau bicara apa ya?” Tanya Joy mencoba mencairkan suasana.
“Aku hanya ingin memberitahumu kalau mulai sekarang kamu berada dibawah KENDALIku” Jawab Glad penuh penekanan. Glad masih tak beranjak dari posisi ini masih mengunci tubuh Joy.
“Emn,i-iya, tadi-tadi kak Shilla sudah menjelaskannya” Ucap Joy terbata merasa semakin tidak nyaman, Glad benar benar tidak berniat melonggarkan kunciannya membuat Joy harus menahan diri.
“Oh ya?”Ucap Glad sambil memicingkan sebelah alisnya, kepalanya semakin mendekat disisi telinga Joy, dan mulai membisikkan sesuatu.
“ Mulai hari ini kita akan menghabiskan waktu bersama” Bisik Glad sambil dengan lembut meremas rambut Joy hingga membuat Joy merinding.
Kringgg. Glad memundurkan tubuhnya berjalan menuju meja kerjanya dengan santai mengangkat teleponnya. Joy yang sudah sadar dengan situasi langsung membuka kunci pintu kemudian dengan secepat kilat berlari keluar ruagan membuat Glad terkekeh melihat kepanikan Joy.
“Joy,,aku akan membuatmu melupakan rasa sedihmu” gumam Glad penuh dengan rencana.
****

Introvert Girl and Emotional BoyOnde histórias criam vida. Descubra agora