Pertemuan 2

32 10 4
                                    

"Hey mas Ali.. masih ingat aku kan? Junior mas Ali sewaktu SMA"

"Eh iya. Kamu Maya kan? Maya purnama sari, anak IPA 1?" Ucap Ali sambil mengingat Maya dan mempersilahkan Maya duduk di meja nya. Dan Maya pun duduk di samping wanita yang bersama dengan Ali.

"Iya mas. Saya Maya. Oh iya, Mas sama siapa?" Tanya Maya kepada Ali dan melihat wanita disampingnya sambil tersenyum manis.

"Oh.. ini sepupu saya dari Bogor." Jawab Ali menjelaskan dan Maya pun mengangguk dan segera bersalaman dengan sepupu Ali yang ia pikir wanita itu adalah pacar Ali.

"Kamu kesini sama siapa may? Sendiri?" Tanya Ali karena ia tidak menyangka bahwa akan bertemu Maya setelah sekian lama sejak Ali lulus SMA.

"Oh, gak mas. Saya sama temen saya kok. Dia lagi makan tuh disana" ucap Maya sambil menunjuk arah Siska yang sedang asyik menikmati makanan nya.

"Saya kira kamu sendiri. Soalnya dari SMA kamu jarang banget bergaul dengan yang lain." Kekeh Ali mengingat sikap Maya yang introvert dan cenderung cuek.

"Ohya kamu kerja dimana?" Tanya Ali kemudian.

"Saya karyawan di Perusahaan property Mas. Bagian finance." Jawab Maya sembari tersenyum.

"Wah, Bagus dong. Next Time kita meet and greet ya sama alumni. Saya udah lama gak gabung dengan yang lain." Ajak Ali kepada Maya karena ia tidak pernah melakukan Maya setiap pertemuan antara alumni sekolah mereka.

"Tentu mas. Kalau gitu saya pamit dulu ya, mau ke tempat teman saya. Takut dia nunggu nya kelamaan." Pamit Maya kepada Ali dan ia segera berjalan menuju ke meja nya.

"Eh siapa cowok barusan? Gebetan baru Lo?" Tanya Siska sambil mengunyah makanannya dan menatap Maya penasaran.

"Bukan. Dia itu mas Ali senior gue waktu SMA."jelas Maya sambil memakan makanannya dan Siska hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan melanjutkan makan.

Setelah mereka selesai dengan makanan mereka, Maya dan Siska langsung segera pulang karena waktu sudah malam.

Sesampainya di rumah, Maya langsung saja pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri. Setelah mandi, Maya bersiap untuk tidur, namun ibu Maya masuk ke kamar Maya dan mengatakan bahwa ada Anton yang ingin bertemu dengan Maya.

"Hei Maya, kamu belum mau tidur kan?" Tanya Anton sewaktu Maya sudah duduk di ruang tamu dan ibu Maya sudah meninggalkan mereka berdua untuk berbicara.

"Eh, iya mas. Tadi sih mau tidur, tapi gak jadi." Ucap Maya kikuk karena tidak terbiasa dengan kehadiran Anton. Ia merasa risih karena selalu diperhatikan oleh Anton.

"Kalau gitu saya minta maaf sudah mengganggu waktu istirahat mu. Ohya kedatangan saya kesini ingin membicarakan tentang perjodohan ini." Ucap mas Anton menatap Maya tidak enak. Karena malam malam ia mengunjungi rumah tunangan nya untuk membicarakan permasalahan mereka. Karena Anton dan Maya sama-sama sibuk. Jadi baru sekarang Anton bisa menemui maya

"Maksudnya mas Anton setuju gitu dijodohkan dengan saya?" Tanya Maya bingung.

"Saya sih sebenarnya merasa ini terlalu cepat, lagian saya juga tidak terlalu mengenal kamu."balas Anton yang menimbang-nimbang keadaan mereka.

"Dan semenjak kita bertunangan, kita jarang banget jumpa. Apalagi saya baru tahu bahwa kamu adalah salah satu karyawan di perusahaan saya." Lanjut Anton menjelaskan.

"Terus mas Anton mau nya gimana?" Ucap Maya to the point. Karena ia sebenarnya juga bingung dengan perjodohan yang mereka alami. Bagaimana selanjutnya, apakah dibatalkan saja atau diteruskan. Karena jujur Maya ingin dibatalkan saja, tetapi dia tidak berani mengatakan nya.

"Saya ingin mengenal kamu lebih Maya. Maksud saya, kamu bersedia menerima perjodohan ini? Karena saya tidak punya pilihan lain lagi setelah menjadi tunangan kamu beberapa waktu yang lalu." Ucap Anton serius dan Maya terdiam cukup lama mendengar pernyataan dari Anton. Cukup lama Maya termenung mencerna apa yang baru saja dikatakan oleh Anton, sehingga ia tak sadar Anton memanggil namanya berulang kali.

"Maya, kamu okey? Ucap Anton mengembalikan kesadaran Maya.

"Eh, sorry mas. Aku agak kaget aja dengan apa yang mas katakan barusan. Jadi mas setuju dijodohkan dengan saya?" Ucap Maya memastikan kembali. Karena mungkin saja Anton sedang mabuk dan tidak sadar saat mengatakan hal tersebut. Tetapi kalau Maya lihat Anton dalam keadaan baik-baik saja. Sehat dan sadar.

"Ya saya setuju". Ucap Anton singkat.

"Tapi mas, aku belum siap."ucap Maya menolak secara halus karena ia belum siap.

"Gak apa-apa. Saya mengerti. Karena saya awalnya juga seperti kamu. Belum siap. Tapi setelah saya pikir-pikir, gak masalah kita coba dulu." Balas Anton mencoba memberi pengertian kepada Maya. Karena awalnya ia juga tidak tertarik dengan perjodohan ini dan memilih untuk membatalkan nya. Namun orang tuanya memaksa ia agar menerima perjodohan dan mau tak mau ia mencoba untuk mendekati Maya dan mencari tahu tentang Maya agar ia tak salah pilih.

"Kalau begitu terserah mas aja. Aku ngikut."ucap Maya akhirnya. Karena ia sebenarnya tidak tahu harus berkata apa.

"Tapi mas, kalau seandainya aku merasa tidak siap dan tidak cocok, aku ingin mengakhiri perjodohan ini . Setuju?" Sambung Maya kembali. Dan Anton hanya mengangguk pertanda setuju. Dan Anton pamit pulang setelah bernegosiasi dengan Maya terkait perjodohan mereka. Dan Maya pun segera naik ke kamarnya yang berada di lantai 2 dan memikirkan tentang perjodohan ia dan Anton. Setelah itu ia pun tertidur.

Story Of My Life (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt