Lahir

7 7 0
                                    

Saat ini walaupun mereka bersama, Anton enggan bicara kepada Maya. Karena ia masih merasa kesal dan cemburu.

"Mas, kamu kenapa? Sejak dari taman kamu mendiamkan aku." Ucap Maya saat mereka sedang berbaring di kasur dan menatap Anton khawatir karena sejak kejadian itu Anton mendiamkan Maya.

Mendengar Maya yang khawatir menanyakan nya, anton memilih diam. ia malas menanggapi maya. Ia takut nanti akan menyakiti Maya jika ia tak bisa meredam emosi nya.

"Mas, maafkan aku. selama ini aku tak mengira bahwa Alex memiliki perasaan padaku." Ucap Maya mengiba sambil menggenggam tangan Anton.

"Jangan marah lagi ya mas, aku tak ingin kamu marah-marah lagi " sambung Maya hampir menangis. Anton melirik Maya sekilas merasa iba.

"Jangan lagi temui Alex. Aku melarang mu." Akhirnya Anton mau bersuara setelah kejadian itu dan membuat Maya lega.

"Tapi mas, dia temanku." Ucap Maya mencoba bernegosiasi. Karena sebenarnya, ia masih ingin berteman dengan Alex walaupun ia merasa bahwa Alex telah membohongi nya. Tapi Maya merasa Alex adalah lelaki yang baik dan akan memaafkannya.

"Aku tak peduli. Jangan membantah Maya. Aku sedang tak ingin berdebat." Ucap Anton dingin dan Maya tahu bahwa kali ini Anton tak main-main dengan ucapannya. Mau tak mau, Maya pun menuruti perkataan Anton untuk menjauhi Alex.

"Baiklah mas. Aku tak akan bertemu Alex lagi." Maya pasrah. Ia memilih untuk tidur membelakangi Anton. Lalu Anton sengaja memeluk Maya dari belakang, Maya tak menolak. Dan Mereka pun tertidur sambil berpelukan.

______________________

Beberapa bulan telah berlalu, kini Maya sudah hampir mau melahirkan. Sejak saat itu, maya tak pernah bertemu dengan Alex. Bahkan ia sudah memblokir nomor Alex karena Anton yang menyuruh nya.

"Mas, sakit mas. Perut ku kenapa keram." Ucap Maya sambil mengusap perutnya

"Kok bisa sayang? Kamu gak apa-apa kan?" Ucap Anton khawatir melihat Maya kesakitan.

"Yaudah kita kerumah sakit." Putus Anton sambil memapah Maya dan segera mengambil kunci mobilnya.

"Mas sakit mas. Rasanya aku gak bisa jalan." Ucap Maya bersandar pada Anton sambil memegang perutnya yang sedang kontraksi.

Langsung saja Anton menggendong Maya bridal dan menuju mobilnya. Tak lupa ia mengambil perlengkapan Maya dan calon bayinya yang telah mereka siapkan jauh-jauh hari.

Anton mengemudi dengan kecepatan penuh namun tetap berhati-hati. Sebab ia tak mau Maya dan calon bayinya kenapa-kenapa.

Sesampainya di rumah sakit, Maya segera dibawa ke tempat persalinan.

"Dokter, istri saya. istri saya kesakitan! Apa ia mau melahirkan?" Tanya Anton panik begitu perawat telah mengantar Maya ke ruangan yang ia pikir adalah ruangan persalinan.

"Tenang pak, istri bapak saat ini sedang mengalami kontraksi dan pembukaan. Jadi tolong temani dulu istrinya ya pak. Nanti kalau sudah waktunya kita akan mulai persalinan nya." Ucap dokter tersebut menenangkan.

Anton telah menghubungi keluarga mereka memberi tahu bahwa Maya akan melahirkan hari ini, sontak mereka kaget, senang, terharu dan segera mengunjungi rumah sakit tempat Maya akan melahirkan.

Lama waktu berjalan, Maya tengah kesakitan setiap pembukaan nya. Ia memilih untuk melahirkan secara normal.

Sudah beberapa jam berlalu, namun tak ada tanda-tanda Maya akan segera melahirkan. Anton khawatir, ia berjalan mondar-mandir dan bertanya tentang keadaan Maya pada suster yang menjaga Maya.

Story Of My Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang