Sakit Hati 3

30 8 2
                                    

Maya sudah dibolehkan pulang dari rumah sakit. Dan setelah keadaan Maya pulih, sikap Maya terhadap Anton masih sama. Maya masih acuh terhadap Anton. Padahal Anton sudah bersikap baik kepada Maya namun Maya abaikan. Anton sudah cukup jengah dengan sikap Maya yang mengabaikan nya. Ia pun segera menghampiri Maya dikamar nya.

"Maya kita perlu bicara." Ucap Anton sambil mengetok pintu kamar Maya, Namun Maya tetap tak membuka kan pintu untuk Anton.

"Maya jangan uji kesabaran ku. Buka pintu nya atau aku akan dobrak." teriak Anton emosi karna Maya tetap bergeming dan tak mau membuka kan pintu kamar nya.

"Baiklah jika itu mau mu, jangan salahkan aku karena aku akan merusak pintu kamar mu." Ucap Anton serius.

"Baik ku hitung sampai 3 jika kamu tak keluar akan ku dobrak dan jangan salahkan aku berbuat sesuatu yang akan membuat mu menyesal."

Satu..

Duaa...

"Ada apa?" Tepat di hitungan kedua Maya membuka pintu kamarnya, tampak kondisi Maya yang masih lemas dan sedikit pucat karena baru sembuh

"Hm. Kenapa kamu susah sekali untuk diajak bicara baik baik. Apa aku harus memaksa dan bersikap kasar baru kamu akan berbicara pada ku?!" Balas Anton menatap lekat Maya, dan yang ditatap hanya membuang mukanya tak Sudi untuk melihat Anton.

"Aku minta maaf" ucap Anton karena Maya masih diam dan tak menanggapi nya.

"Maya, aku tau aku salah. Aku memaksa mu untuk melayani ku saat aku tengah mabuk. Dan dengan paksa memperkosa mu. Sesuai kesepakatan maka kamu berhak menghukum ku" ucap Anton memelas, kali ini ia memohon pada Maya sambil menggenggam tangan maya

Maya yang diperlakukan seperti itu tetap bergeming. Namun Anton dapat melihat bahwa Maya tengah menahan tangisannya.

"Maya, bicara lah. Apa yang harus ku lakukan agar kamu mau memaafkan ku?" Sambung Anton sambil memeluk Maya. Maya yang tiba-tiba dipeluk anton awalnya kaget, namun ia membiarkan perlakuan Anton terhadap nya karena ia sudah lelah untuk mendebat Anton.

"Tinggalkan aku" Ucap Maya tiba tiba dan langsung saja Anton melepaskan pelukannya karena ia kaget akan jawaban Maya.

"Apa maksudmu?" Tanya Anton sambil memegang bahu Maya dan menatap Maya kaget, ia tak paham dengan jalan pikiran maya

"Ceraikan aku" Ujar Maya datar tanpa ekspresi sambil menatap Anton dalam. Lalu Anton yang tak percaya dengan pendengaran nya melepaskan cengkraman nya di pundak Maya.

"Tidak!" Ucap Anton tegas sambil menatap Maya sungguh sungguh.

"Kenapa? Bukan nya Kamu sudah menjadi pewaris perusahaan mu? Aku rasa tak ada gunanya lagi pernikahan ini. Asal kamu tau aku tak pernah sedikitpun bahagia atas pernikahan ini. Aku muak dengan semua nya. Maka dari itu, ceraikan aku!" Balas Maya kini ia sudah menangis sambil memukul dada bidang Anton. Ia sudah lelah dan frustasi dengan kehidupan nya bersama Anton.

"Itukah hukuman dari mu untuk ku? Dengan perceraian baru kamu akan memaafkan ku?" Ucap Anton menghentikan pukulan Maya di dada nya dan menggenggam tangan Maya sambil menghapus air mata Maya yang makin deras mengalir.

Maya hanya terdiam sambil terisak. Ia tidak bisa berkata apa-apa lagi dengan apa yang ia alami saat ini. Hati nya mati, hidupnya hancur dan itu semua karena Anton.

"Aku tidak akan pernah menceraikan mu. Aku akan terima semua perlakuan mu kecuali perceraian." Ujar Anton final tak dapat dibantah. Mendengar hal tersebut, Maya semakin terisak.

"Kenapa? Jika kita bercerai, kita akan bahagia. Kamu bebas bermain dengan wanita manapun tanpa harus bersembunyi lagi kan? Bukan kah itu yang kamu mau?!" Ucap Maya melepaskan emosi nya sambil menatap mata Anton. Ia lelah dan ia ingin Anton tau.

Story Of My Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang