13⭐ I Don't want him🌟

4.3K 659 25
                                    

Jae, aku peduli sama kamu!

Kata-kata Taeyong terngiang di telinga Jaehyun, membuat Jaehyun
mendengus keras.

Peduli apanya? Jaehyun bangkit dengan gerakan menyentak, lalu segera pergi dari tempat itu.

.
.

"Jaehyun, bagi rokok dong."
Jaehyun mengeluarkan kotak rokoknya, lalu melemparkannya kepada Johnny -teman satu band-nya yg menangkapnya dengan gesit.

Sementara itu, Yuta, anggota band-nya yg lain, mengamatinya dari pojok ruangan.

Saat ini, mereka sedang berada di gudang rumah Yuta yang
dijadikan markas band mereka.

"Jaehyun, lo kabur lagi?" tanya Yuta.
Jaehyun hanya mengangguk sambil memetik gitarnya.

"Kayaknya masalah lo cukup gawat. Emang apaan sih?" tanya Johnny.

"Nggak usah ikut campur," kata Jaehyun datar sambil bangkit. "Ayo, kita berangkat ke kelab. Ntar
telat gak dapet bayaran, lagi."

Johnny dan Yuta berpandangan sebentar, mengedikkan bahu, lalu mengikuti Jaehyun.

Taeyong menatap ke luar jendela. Jaehyun masih belum pulang walaupun hari sudah larut.

Taeyong melirik jam tangannya dengan gelisah. Pukul sepuluh malam.

"Taeyong, nggak usah sekhawatir itu," kata Jeffrey, lalu menguap. "Paling dia lagi manggung."

Taeyong menatap Jeffrey ingin tahu, tapi segera mengubah ekspresinya agar Jeffrey tidak curiga.

"Oh," kata Taeyong seolah tak peduli. "Emangnya suka manggung di mana?"

"Di The Club, kali. Itu kelabnya orang2 katro," Jeffrey kembali menguap, tak menyadari Taeyong
mengangguk-angguk. "Taeyong, tidur sana. Udah malem."

"Iya deh," kata Taeyong, lalu melangkah riang ke dalam kamar Jaehyun.

Setelah berada di dalam kamar, Taeyong segera mengunci pintunya, lalu melangkah cepat menuju
kopernya dan mengeluarkan baju2 andalannya. Setelah menemukan sebuah setelan cantik, Taeyong mengenakannya dan memoles wajahnya dengan make up tipis.

Taeyong kemudian
membuka jendela kamar Jaehyun dan tersenyum simpul.

Memang jendela khas anak nakal yg sering kabur. Jendela kamar Jaehyun terbuka lebar tanpa
memiliki teralis.

Taeyong dengan mudah melompat keluar, lalu dengan langkah berjingkat, dia bergerak menuju pagar dan melompatinya.

Taeyong menelepon penerangan, meminta nomor telepon taksi. Setelah berhasil memesan taksi,
dia menunggu di kegelapan.

Angin malam yang berembus membuat Taeyong merasa bulu kuduknya berdiri. Dia tak pernah melakukan hal yg menegangkan seperti ini, tapi dia melakukannya demi Jaehyun.

Tak lama taksinya datang, dan Taeyong bergegas masuk.
"The Club ya Pak," kata Taeyong, dan taksi pun bergerak maju.

.

"Makasih, Pak," kata Taeyong setelah memberi uang kepada sopir taksi.
Taeyong menoleh ke belakang dan mendapati sebuah kelab malam yg ramai pengunjung dengan
papan nama besar 'The Club'.

Walaupun demikian, kelab ini tidak seperti kelab2 mewah seperti yang sering Taeyong liat di serial TV Amerika, tapi lebih seperti kelab untuk kalangan menengah ke bawah mencari hiburan.

Taeyong sempat bimbang apa kelab ini yg dimaksud Jeffrey.
Taeyong melangkahkan kaki ke pintu kelab yg dijaga seorang laki2 bertubuh besar. Sebuah tangan tahu2 menjawil lengan Taeyong.

"God!" seru Taeyong kaget.
Taeyong mendelik ke arah segerombolan preman yg kira2 seusianya. Anak2 itu menatap balik Taeyong dengan tatapan bernafsu. Taeyong bergidik sebentar, lalu berlari menuju penjaga pintu.

"ID," kata penjaga itu dengan suara berat.

Taeyong menyerahkan pengenalnya yg berupa kartu pengenal penduduk Amerika Serikat. Penjaga itu mengernyit sebentar, lalu memindai Taeyong.

Detik berikutnya, dia mengedikkan kepala yg
artinya membolehkan Taeyong masuk.

Taeyong memasuki tempat itu dengan riang, kepalanya dipenuhi pikiran2 bahagia karna akhirnya
akan bertemu dengan Jaehyun.

Dia kemudian mengambil tempat di depan meja bar. Kelab ini penuh sekali.

"Ya, berikutnya, kita akan ber-headbanging bersama The Forsaken!!" seru sang MC, membuat Taeyong menoleh ke arah panggung.

Jaehyun tampak bergerak ke atas ke panggung tanpa ekspresi sementara semua orang bersorak
riuh. Taeyong tiba2 paham. Kelab ini ternyata tempat berkumpul para pecinta rock.

Hampir semua orang yg ada di sini berdandan ala punk dan rock star, sementara Taeyong mengenakan sebuah Hoodie berenda dan Jeans hitam.

Pantas dari tadi ada saja yg terus memerhatikannya.

Walaupun demikian, Taeyong ikut bersorak saat Jaehyun bergerak menuju mikrofon. Jaehyun menarik
napasnya sebentar, lalu mengembuskannya sambil menyapukan pandangan ke arah kerumunan di depan panggung.

Detik berikutnya, dia tersentak.

Taeyong. Ada di depan meja bar, tepat di depannya. Jaehyunmemejamkan matanya -berharap ini sekadar ilusi- tapi Taeyong masih ada di sana saat dia kembali membuka mata, sangat kentara dengan hoodie warna pink-nya. Taeyong melambai ke arah Jaehyun.

Selama beberapa detik, Jaehyun serasa mati rasa, sampai Johnny menyenggolnya.

"Jaehyun, ngapain lo?" bisiknya.

Jaehyun tersadar, lalu sekali lagi menarik napas panjang. Jaehyun akan bersikap seolah tidak ada siapa pun di depannya.

Tidak ada Taeyong.

Sama seperti malam malam sebelumnya.

Tapi... sedang apa dia di sini?

"Jaehyun!" bisik Johnny lagi, dan Jaehyun tau dia harus memulai pertunjukannya.

"Oke," kata Jaehyun dengan suara berat khas perokok-nya. "Selamat malam. Malam ini, The Forsaken bakal ngebawain lagu baru, dan lagu ini agak slow. Buat yg mau head banging, sorry
mengecewakan." Perkataan Jaehyun disambut keluhan bercanda dari berbagai pihak.

"Judulnya, I Don't Want Him."
Penonton bersorak riuh dan mulai menyalakan korek masing2 saat lampu diredupkan.

Taeyong sampai menganga. Dia tidak menyangka band Jaehyun bisa sehebat ini, membuat orang2 mau saja mengikuti musiknya.

Ternyata The Forsaken sudah memiliki fans tetap. Taeyong ingin ikut memberikan cahaya, tapi dia tidak mempunyai korek api.

"Ten years ago, there was a boy
He was bright like a star in the sky,
He gave me strength, gave me hopes
We had a promise to be
Always together
But then he went away
Far, far away, without a trace
I've been waiting for him everyday
Dreaming of him every night
Picturing his face"

Taeyong merasakan air matanya mengalir saat mendengar Jaehyun bernyanyi.

Suara Jaehyun memang tidak begitu bagus, tapi bukan itu yg Taeyong permasalahkan. Lagu ini adalah lagu untuk Taeyong, Taeyong tahu betul itu.

Jaehyun menatap Taeyong lurus selama menyanyikan lagu itu.
Dia tidak punya pilihan lain.
Jaehyun tidak menyangka Taeyong akan datang. Jaehyun juga tidak menyiapkan lagu lain.

"Now he comes, and I don't want him
He's so fine and all that, but that don't impress me
He said he'd come back but he never came
Now hee returns, but I don't want him"

Taeyong menangis lebih keras. Lagu ini diciptakan Jaehyun. Pasti lagu ini diciptakan berdasarkan
perasaannya.

"He's staring at me and sayin'
'I care about you, I really do'
but that doesn't work to my frozen heart
Hee made it that way, hee broke it once
And now, I don't want him anymore"

To Be Continued

hello, sunshine. (Republish)Where stories live. Discover now