3 ⭐ Bocah Pororo ✨

6K 808 13
                                    

"Jef, bantuin Ibu dong."

Jeffrey langsung melompat dari sofa begitu melihat Ibu muncul di ambang pintu, tampak kesusahan membawa barang2 belanjaan.

"Ibu beli apaan aja sih? Heboh amat," komentar Jeffrey sambil membawa belanjaan itu masuk dan menaruhnya ke meja makan.

"Makanan," jawab Ibu singkat sementara Jeffrey mengernyitkan dahi.

"Persediaan buat setahun?" Jeffrey memandang bungkusan - bungkusan besar di depan matanya.

"Apa sih ini?" Ibu tak banyak berkomentar dan hanya mengedikkan bahu. "Ada, aja," jawabnya misterius sambil menata sayuran di lemari es.

Jeffrey mencoba membuka sebuah bungkusan, tapi tangannya langsung ditepis oleh Ibu.

"Ssshhh" Jeffrey meringis sambil mengelus punggung tangannya.

"Ada apaan sih, Bu? Mau ada pesta?"

"Udah deh, kamu nonton aja sana, nggak usah banyak tanya. Ntar juga tau," kata Ibu, masih dengan nada misterius.

Jeffrey menuruti kata - kata Ibu walaupun dengan menggerutu.

"Eh, jef, Jaehyun ke mana?" tanya Ibu sambil melongok ke ruang TV.

"Kuliah, kali," jawab Jeffrey malas, tangannya sibuk mengganti channel.

"Lho, trus dia sarapan apa? Kan nggak ada apa apa di kulkas," kata Ibu lagi.

Jeffrey mengangkat bahu. "Paling sarapan di kampus," gumamnya.

Ibu mengangguk-anggukkan kepala, lalu mengamati Jeffrey yg bergerak mendekat dan mengambil sebuah apel dari salah satu bungkusan belanjaan yang sudah terbuka.

"Jef, Ibu khawatir sama Jaehyun. Beberapa hari ini dia semakin sering berantem sama Ayah," kata Ibu pelan.

Jeffrey menatap ibunya yang sekilas tampak lebih tua dari biasanya, lalu mendesah pelan.
"Ibu tenang aja. Jaehyun udah gede. Dia bisa nyelesain masalahnya sendiri," kata Jeffrey, lalu bergerak mengambil bola basketnya yg tergeletak di samping sofa.

"Aku main basket dulu ya Bu."

Setelah berpamitan pada ibunya Jeffrey berjalan keluar rumah dan menghirup udara pagi yang segar.

Hari ini cuaca agak mendung. Jeffrey mendesah pelan.

Jaehyun itu, pikir Jeffrey. Selalu saja membuat Ayah dan Ibu kesal. Selalu saja membuat keonaran supaya bisa diperhatikan.
Padahal perbuatannya justru tidak akan mendatangkan simpati dari siapa pun.

Jeffrey men-dribble bolanya sampai ke taman. Ia berhenti sebentar, menatap taman yg penuh akan kenangan masa kecilnya.

Setelah menghela napas, dengan mantap dia mulai berlari ke lapangan basket dan memasukkan bolanya ke ring.

Lima belas menit kemudian, dia terduduk di bawah pohon akasia besar yg terletak persis di samping lapangan.

Dia mendongakkan kepala, lalu melihat tulisan 'Jaehyun-Taeyong-Jeffrey' yang terpahat di pohon itu.

Pikirannya lantas melayang ke masa kecilnya.

Taeyong. Bocah pororo selalu hadir dalam mimpi-mimpinya. Seharusnya Jeffrey melupakannya, tapi setiap kali berpikir seperti itu, dia semakin tidak bisa melakukannya.

Seorang Taeyong malah tumbuh semakin besar dalam fantasi terliarnya dan menjadi sorang remaja pria yang imut dan menggemaskan. Ingin rasanya Jeffrey menganggap bahwa semua ini konyol dan tidak masuk akal, tapi ia tidak mampu. Tidak pernah mampu.

hello, sunshine. (Republish)Where stories live. Discover now