26⭐ How🌟

3.2K 548 40
                                    

Dari awal book ini, aku udh bilang kalau ini bxb kok. Dan di beberapa chapt emang ada yg kelewatan karena aku ngetik satu persatu, jadi kadang suka keterusan ngetik nya sampe lupa di edit.

Mohon maaf kalau temen temen dibuat bingung ya




➕➕🅰🅰🅰➕➕
🍀🍀😊😊😊🍀🍀
📖📖🙏🙏🙏📖📖








Yuta dan Johnny berpandangan cemas, tapi membiarkan Jaehyun mengamuk di gudang tempat
mereka biasa berlatih. Jaehyun menendang apa pun yg dilihatnya.

Johnny segera menahan tubuh
Jaehyun saat dia mengincar drum milik Johnny. Yuta segera turun tangan membantunya.

"Jae, tenang!" sahut Yuta yg bersusah payah mencegah Jaehyun menghancurkan speaker.
Jaehyun tak mendengar apa pun. Dia hanya mendengar dengingan keras di kepalanya, yg
membuatnya pusing berat, dan ingin menghancurkannya.

"Jae, berhenti! BERHENTI!" teriak Johnny, lalu memegangi kedua tangan Jaehyun yg telah memukul-mukuli kepalanya sendiri dengan kalap.

Jaehyun tidak berhenti menggeliat dan berusaha melepaskan diri dari kedua temannya. Jaehyun tak
tahu lagi harus melakukan apa selain bunuh diri. Untuk sesaat selama beberapa hari yg lalu,
Jaehyun menemui kenyataan bahwa tak ada setitik pun kebahagiaan yg ditakdirkan padanya.

"JAE!" sahut Johnny lagi, lalu detik berikutnya Jaehyun merasakan pelipisnya terhantam keras. Johnny barusan memukulnya, napasnya terengah-engah.

Jaehyun terdiam sebentar, memegangi pelipisnya yg terasa berdenyut-denyut, lalu terduduk lemas di atas speaker. Matanya kosong. Pikirannya menerawang entah ke mana.

"Gue bener bener bego... Gue pikir, gue pikir, untuk sekali aja dalam hidup gue, gue akhirnya bisa
bahagia... Bisa nyenengin orang... bokap gue... tapi apa gunanya sekarang, hah, apa? Nggak
ada yg pernah ngehargain gue... nggak ada satu orang pun yg bisa ngertiin gue..."

Yuta dan Johnny saling pandang, heran sekaligus cemas. Mereka kembali menatap Jaehyun yg
seakan berbicara sendiri.

"Bahkan... orang2 yg paling gue sayangin di dunia ini... ternyata nggak pernah sekali pun
ngebalas perasaan gue... Gue nggak lebih dari seonggok sampah... Sampah yg nggak
berguna... yg nggak menarik perhatian siapa pun... yg bagusnya cuma diludahin... dilecehin... ditinggalin..."

"Jae, jangan berlebihan kayak gitu," kata Yuta, setengah ngeri mendengarkan kata2 Jaehyun.

Jaehyun mendelik kepada Yuta, lalu mendadak bangkit dan mencengkeram kerah bajunya.

"Tau apa lo?" tanya Jaehyun bengis.

"Tau apa lo soal gue? Lo bilang gue berlebihan? Lo nggak tau
apa2!!" teriaknya lagi lalu sebuah pukulan melayang pada wajah Yuta.

Johnny segera bergerak memisahkan Jaehyun dan Yuta yg sekarang sudah terduduk dengan bibir yg sobek. Yuta menyeka darah yg menetes dari mulutnya lalu memandang Jaehyun geram.

Jaehyun tak peduli.

"Jae, emangnya salah siapa selama ini kita nggak tau apa2?" teriak Yuta kesal.

Jaehyun menatap Yuta sejenak, lalu beralih ke Johnny yg sudah memandangnya lebih dahulu.

"Jae, Yuta bener. Selama beberapa tahun ini lo nggak pernah cerita apa pun sama gue dan Yuta. Trus kenapa sekarang kita harus ngertiin lo?" kata Johnny tenang. "Kalo lo belum sadar juga, kita udah bertemen dari SMA, tapi ternyata lo terlalu sibuk dengan pikiran lo-nggak-disayang-sama-siapa-pun lo! Lo nggak sadar dengan siapa lo empat tahun ini bergaul?!"

hello, sunshine. (Republish)Where stories live. Discover now