"Cukup lan! Gua bukan Rico yang dulu lagi!"

"Ric, gua ngerti dengan penyakit lu! Dan gua mau ngebantuin lu buat sembuh ric" alana menitikkan air matanya dan itu membuat Rico semakin tidak kuat dengan perasaannya yang kini berkecamuk.

Ingin rasanya Rico memeluk alana dan menenangkannya karena dia tahu alana pasti punya masalah lebih besar dibanding dia, karena alana itu kalau punya masalah terkadang harus kita cari tahu terlebih dahulu baru dia mau menceritakannya.

Namun sekarang? Rico hanya bisa menyakitinya bukan menenangkannya.

"Lan lebih baik lu pergi sekarang!" Rico mengucapkan dengan nada tegas.

"Ric, kok lu ngomongnya gitu? Gua bisa bant..."

"GUA BILANG PERGI LAN!"

Alana terkesiap dengan ucapan Rico. Karena baru kali itu Rico membentaknya.

"Rico?" Cicit alana kini air matanya mulai membasahi pipinya.

Dina yang mendengar bentakan itu pun langsung keluar dan mendapati anaknya yang kini tengah berusaha menahan emosinya dan alana yang terlihat ketakutan serta air mata yang mengalir di pipinya.

"Rico, alana kenapa ini nak?"

Dina menghampiri mereka dan menatap alana seolah olah meminta penjelasan.

Alana sudah tidak tahan akhirnya dia pun memutuskan keluar dari ruangan Rico.

Namun bukannya menghampiri ibunya dan aidan dia malah pergi ke suatu tempat untuk menenangkan pikirannya.

Aidan yang melihat alana seperti itu langsung berdiri hendak menyusul alana namun dicekal oleh ibunya alana.

"Jangan aidan, alana kalau Sudah sedih atau terpuruk itu pasti maunya di tempat yang nyaman dan sendirian"

"Tapi tante, kasian Alana"

"Tante tau, tapi kalau dirumah pun alana seperti itu"

"Ga tante, aku harus kejar alana. Permisi" aidan tidak perduli dengan teriakan ibunya alana, dia tetap mengejar alana sampai tepat pada kursi di taman dimana alana sedang menangis sambil menelungkupkan wajahnya.

Aidan melihat ada tukang es krim di taman dia pun memebeli 2 es krim.

Namun saat aidan sudah berdiri di belakangnya dia mendengarkan gumaman alana.

"Kenapa sih? Terkadang hidup itu ga adil. Selalu aja gua yang tersakiti kenapa mereka semua ga pernah ada yang ngertiin perasaan gua, bahkan walaupun gua banyak masalah gua bisa bantu dia. Kenapa orang lain menganggap seakan akan gua itu orang lemah? Padahal masalah gua lebih banyak dari mereka" gumam alana di sela tangisnya.

Tanpa alana sadari tiba tiba ada tangan yang memberikan es krim di hadapannya.

Alana mengernyitkan keningnya.

"Aidan?" Gumam alana setelah melihat orang yang berdiri di hadapannya.

"Ada tukang es krim tadi lewat, jadi gua beliin deh buat lu"

Alana mengambil es krim di tangan aidan.

"Lagi sedih?"

"Engga! Lagi bahagia gua" dengan nada jutek.

"Kok gua ga percaya ya kalo lu lagi sedih?" Aidan menggosok gosokkan tangannya di dagu.

"Ya Emang gua ga sedih" alana melahap es krimnya.

"Ya bagus lah kalo lu ga sedih mah" aidan melahap es krimnya.

"Aidaaaaannn" alana langsung menyenderkan kepalanya di bahu aidan dan mulai menangis lagi.

ALANA (COMPLETED)Where stories live. Discover now