DUA ENAM: Love and secrets

Start from the beginning
                                    

“Cuih, susu kok rasanya gini sih?”

Tikar yang bikin gatal, sofa yang menjerit saat diduduki, susu yang terasa hambar saking encer. Lilin-lilin menerangi gelapnya kamar Keynal. Hanya lilin satu–satunya yang membuat tempat itu agak terang.

Menit berlalu Keynal berusaha tertidur dengan berbagai posisi mulai dari duduk, berbaring, tengkurap bahkan telungkup di atas sofa tetap saja matanya enggan tuk terpejam.

💞💞💞💞

Keynal POV

Pagi mulai menyapa. Cahaya matahari perlahan masuk memenuhi sudut-sudut kamar. Tebalnya gorden berwarna kuning keemasan nyatanya tak bisa menghalangi cahaya itu masuk ke dalam ruangan. Suhu dingin dipagi hari begitu membuatku ingin kembali ke alam mimpi...

Aku meringkuk malas dalam selimut tebal nan hangat. Tak dipedulikannya gelegar petir di luar hujan terjadi sepanjang malam. mataku menyipit reflek menyesuaikan silau cahaya ponsel pukul 06:00. Kenapa mendadak moodku membaik saat aku melihat Veranda masih terbaring di ranjangku.

Aku menyibakkan selimutku bangkit dari sofa berjalan pelan mendekati ranjang tepat dimana bidadariku tengah terlelap. Aku terpaku melihat wajah gadis blasteran Manado - Portugis di hadapanku ini kulitnya putih, hidungnya mancung. Aku berani jamin, Aku bisa meluncur di hidung semancung itu. Senyumku mengembang ingin rasanya aku mengigit pipi mochi nya saking gemasnya.

Jessica Veranda~ Gadis cantik, cemburuan, keras kepala, posesif, ngambekan, dan manja. Biru adalah warna favoritmu dan coklat adalah rasa kesukaanmu. Ve Aku tahu semua tentangmu.

“Ve, izinkan aku untuk menghalalkanmu....”

“Sorry Key, aku bukan babi”

Veranda tiba-tiba membuka mata dan mendorong wajahku, dia bangun dari tempat tidur dan segera pergi ke kamar mandi.

💞💞💞💞

Di Sekolah...

“Judi menjanjikan kemenangan tetew~” 

pintu ruang OSIS didorong Dyo tiba-tiba masuk sambil nyanyi-nyanyi gak jelas. Ia tersenyum melihat Keynal dan Boby tengah sibuk memeriksa berbagai berkas di atas meja.

“Kenape, eh kenape, berzina itu haram?” Dyo bertanya dengan aksen Betawinya. Keynal tak menggubris. Sementara Boby yang duduk di samping Keynal justru menjawab, “Karena eh, karena itu cara binatang.”

Keynal marah, mengendus tak senang. Mata hitamnya menunjuk Boby. Dia menggeleng, melirik kesal dengan tanggapan Boby, bodoh! seharusnya ia fokus pada tugasnya, untuk apa meladeni Dyo si biar kerok ini.

“Konsen, Boy, konsen!” desis Keynal penuh penekanan.  Lelaki penggila coklat tersebut tidak mampu menyembunyikan emosinya. la geram luar biasa.

“Kenape semua yang asyik-Asyik, itu diharamkan? Kenape semua yang enak-enak, itu yang dilarang?” Dyo bandel melanjutkan. Boby berdiri menghampiri Dyo lalu keduanya pun berjoget dan berdansa bersama.

Cowok yang memiliki pita suara layaknya om-om itu bahkan merangkul Keynal sembari menuturkan pertanyaan somplaknya. Keynal menepis rangkulan Dyo, ketika Boby membuka mulut dan dengan bodohnya menjawab lagi.

“Itulah perangkap setan,” umpannya, “iyalah bermacam-macam ... Kesena- -”

*Bruakkk!!!

“Eh moyong!!!”  Akhirnya Keynal berdiri dan membanting buku jurnalnya untuk menghentikan kedua orang gila di hadapannya.

“Berhenti atau musnah!”

Love Scenario [END-COMPLETE]Where stories live. Discover now