14. Pick up

2.4K 452 10
                                    

Silakan pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri💚

Jadilah pembaca yang bijak.

Thanks!


"Pagi." sapamu balik. Kamu masih ga nyangka sih ini.

Sedang cowok di depanmu mengulas senyum dengan satu tangannya yang mengusap tengkuk bagian belakangnya.

"Kamu.. Kuliah kan?"

"Oh! Iya Kak, kenapa?" tanyamu. Tapi sebelum cowok itu menjawab kamu segera menyela.

"Ya ampun, maaf! Masuk dulu deh Kak, gak sopan banget aku."

Dia tersenyum dan kalian berjalan beriringan untuk masuk ke rumahmu.

"Kakak udah sarapan? Bareng aja yuk. Nanti baru omongin perihal Kakak kesini."

"Eh gapapa?"

Kamu senyum. "Nggapapa dong, kan aku yang nyuruh. Sebentar ya?" dia mengangguk.

Kamu berjalan duluan buat lihat situasi di meja makan. Dan seperti dugaan, mereka masih aja berantem.

"Heh, kalian. Cukup berantemnya atau aku sita playstation-nya biar kalian gak bisa main lagi!"

Ancamanmu buat mereka yang lagi perang sendok berhenti seketika dan tatap kamu memelas.

"Yaah.. Jangan doongg Kak,"

"Mbak ih! Itu aku beli pake uang jajan tiga bulan! Tega bener!"

"Sstt! Diem makanya. Itu ada temen Kakak, kalian jaga sikap ya?!"

Jisung mengangguk setuju sedang Hyunjin mendengus kesal. Awas aja kalau berani sita beneran. Bakal nangis dia.

Kamu kembali buat panggil cowok tadi dan suruh dia duduk. Tepat di depan Hyunjin dan kamu di depannya Jisung.

Kedua cowok yang berantem tadi langsung kaget sama siapa yang datang. Asing. Pikir mereka.

Dan Hyunjin mulai menuntut penjelasan lewat tatapan matanya yang terus mengarah pada cowok tinggi di sebelahmu itu.

"Kenalin dia Johnny, temen Kakak." ucapmu.

Johnny senyum ramah dan di balas Jisung serupa. Sedangkan Hyunjin tetap aja tatap dia gak suka.

"Mbak, bisa ikut aku."

Dan tanpa bertanya lagi, kamu ikuti Hyunjin yang berjalan ke tempat yang agak jauh. Seenggaknya yang masih tetap bisa perhatikan Johnny.

Hyunjin bersedekap dada. Bibirnya mengerucut. Beda banget kayak yang di depan barusan. Sok kejam.

"Siapa." tanya Hyunjin.

Kamu berusaha nahan senyummu. "Kan udah Mbak bilang, temen."

"Aku tahu temen Mbak ya, dan dia bukan."

Kamu menghela napas. "Namanya juga baru kenal. Kamu loh pernah kok ketemu sama dia. Ya meskipun sekilas sih."

Adikmu itu mengerutkan alisnya. "Nggak tuh. Nggak pernah. Ck, pokoknya Mbak harus cerita—"

"Iya. Tapi nggak sekarang ya, waktunya mepet. Nanti aja pulang kuliah. Intinya dia baik kok, kamu gak perlu khawatir, okey sweetheart?" ucapmu sambil cubit pipi sisi kanan Hyunjin.

Hyunjin mendengus.

"Pokoknya nanti aku jemput."

"Iya sayang, iyaaa.. Sekarang ayo sarapan. Keburu telat."

Kalian kembali dan sarapan pun di mulai. Hyunjin masih ga tenang sih, berpikir siapa si Johnny itu. Sampai Jisung menyenggol lengannya cukup keras hingga dia terkejut sendiri.

"Apasih?!" amuknya.

"Si bego! Sekolah lah, buru berangkat! Ntar telat lo ngomelin gue." Jisung berdiri di ikuti Hyunjin yang juga ikut berdiri kemudian berjalan ke arahmu.

"Mbak, berangkat."

"Kak! Berangkat dulu ya!" Kamu tersenyum menanggapi. Jisung beralih menatap Johnny dan memberikan senyuman sopannya.

"Permisi, Njing—eh! Njin, gue tunggu di depan ya?"

Tanpa menyahut, Hyunjin kembali menatapmu. "Nanti hati-hati." matanya menatap Johnny. "Om, jangan macem-macem ya. Awas aja."

"Heh!—"

Cup!

"Daah!"

Setelah mengecup pipimu Hyunjin langsung keluar dari rumah karena temannnya, Jisung, itu udah ribut di luar penceti klakson motornya berkali-kali. Hyunjin kan bisa budek lama-lama.

Kamu gelengkan kepala lelah. Kemudian tatap Johnny yang tengah senyum geli.

"Kenapa Kak?"

"Kamu ya, gak adek gak kakak sama aja. Suka manggil Om, berasa tua jadinya."

Kamu tertawa renyah. "Haha, ya sehati berarti. Oh iya, jadi Kakak ada apa kesini?"

Johnny pasang senyuman terbaiknya.

"Ayo berangkat bareng."

Tbc.

Min, 3 nov. 2019

And for you all, thank you, always. Buat yang udah votment dan sebagainya. I really thankful!
Jangan lupa buat selalu votment ya?

고맙데이 💚

Love

E

Publish: 24 december 2019

Om John! | JSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang