12. At Night

2.7K 476 6
                                    

Silakan pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri💚

Jadilah pembaca yang bijak.

Thanks!

"Kak?"

"Iya?" Johnny noleh sekilas setelahnya lanjut jalan bareng kamu di taman kota. Ga tahu kenapa bisa kalian malah berakhir jalan-jalan setelah Johnny selesaikan siarannya tadi. Memang sih, tempat radio dan taman kota itu lumayan dekat. Jadi bisa dengan jalan kaki.

"Kak Johnny itu umur berapa sih?"

Seketika Johnny hadap kamu, tawa renyahnya terdengar. Kamu jadi noleh gara-gara itu.

"Random banget kamu tanyanya, haha."

"Emang ga boleh ya?"

"Ya gapapa," Johnny hadap depan lagi, senyumannya terukir. "Saya 25 tahun."

"Wah! Serius?!"

Johnny ketawa, "Kenapa? Ngga tua banget dong?"

Kamu menggeleng. Setelahnya berhentikan jalanmu buat tatap cowok jangkung itu. "Tapi kayaknya lebih cocok aku panggil Om?" ucapmu dengan senyuman jailmu.

Johnny langsung noleh ke kamu yang ternyata beberapa senti dibelakangnya. Ekspresinya kelihatan ga terima banget, serius.

"Aku kan ga setua itu!"

Senyumanmu makin lebar saat mengetahui dia mengucapkan kata 'aku' bukan 'saya' seperti biasanya padamu. Kamu menghampirinya, berdiri tepat disampingnya.

"Ciee.. Udah ga formal ngomongnya~ Ahahah!"

"Ha?" Johnny bingung, maksud kamu apa sih?

"Gitu dong Kak, pake 'aku' aja. Kan lebih enak. Masa akunya panggil pake sebutan 'kakak' tapi situ malah 'saya-kamu' kan jadi lucu."

"Gimana? Aku ngga—" Johnny segera menutup mulutnya ga percaya. Dia tadi bilang apa?

'Aku?'

"Tapi kalo Kakak masih 'saya-kamu' juga gapapa sih, nanti biar aku aja yang ganti sebutan."

Johnny mengerutkan keningnya.

"Om?"

"Yak! Mana bisa! Kan udah aku bilang, ngga setua itu!"

Tawamu makin pecah hingga membungkuk memegangi perutmu yang mulai kram.

"Astaga.. Aduh, sakit perut aku haha!"

Johnny yang mulai kesal langsung berjalan ke arahmu. Kemudian mendekatkan tubuhmu padanya dengan satu tangan merengkuh pinggangmu lembut dan sisanya yang memegangi tanganmu untuk ia tarik ke belakang tubuhnya.

Persis seperti memeluk.

Johnny berbisik di telingamu. "Kamu kalau masih ketawa, saya—"

Seketika Johnny terdiam. Baru sadar jika tawamu telah berhenti ketika dia menarikmu dalam rengkuhan. Johnny salting sendiri.

Wajahnya memerah, dia menjauhkan tubuhnya, agak menjaga jarak darimu. Kamu sendiri masih syok, kaget tiba-tiba Johnny menarikmu dalam satu tarikan cepat.

Johnny berdeham. "Ma-maaf, ngga bermaksud gitu." ucapnya gugup.

Kamu hanya mengangguk lalu tersenyum padanya. Meskipun ga mau pandang langsung di mata.

"Kita makan aja gimana?" tawarnya. Kamu meng-iyakan. Setelahnya kalian berjalan beriringan ke arah restoran terdekat. Dengan saling menahan senyum dan debaran yang menggebu di dada.

Ga perlu waktu lama, kalian akhirnya pulang. Johnny mengantarmu hingga selamat sampai rumah. Ga ada perbincangan manis atau apapun. Karena masih saling menahan canggung.

Tapi yang jelas, malam ini— seseorang telah memantapkan hatinya. Menyakinkan dirinya bahwa dia sungguh telah menaruh rasa.

Hingga suatu saat nanti pasti akan dia sampaikan.

Dengan atau tidak adanya sambutan dari sang pemikat hati.


Tbc.

Jum, 6 des. 2019

Hai? Hehe. Ini juga nih termasuk yang hilang,-. Selesai nulis aslinya tu tanggal 22 oktober kemarin:(

Tapi kayaknya aku ngerasa yang ini lebih bagus dari yang lama.

Jadi agak nggak nyesel buat tulis ulang, hehe.

And for you all, thank you, always. Buat yang udah votment dan sebagainya. I really thankful!
Jangan lupa buat selalu votment ya?

고맙데이 💚

Love

O

Publish: 15 december 2019

P.s: hehe, sesuai janji kan? Wkwk. Annyeong~

Om John! | JSWhere stories live. Discover now