DUA PULUH: Nevermind

Mulai dari awal
                                    

*Kreek~

Pintu kamar perlahan terbuka saat Keynal hampir menyelesaikan kegiatannya memasang celana Veranda. Kepanikan membuatnya tak bisa berpikir jernih.

“SAYANG....” Pintu terbuka lebar menampilkan sosok Veranda yang terbaring di atas tempat tidur.

Nyonya Treesye mendekati ranjang sang anak dan duduk di tepi ranjang. Ia tersenyum melihat putrinya yang tengah tertidur pulas. Tak lama gadis itu akan berusia 17 tahun.

Nyonya Treesye menarik selimut Veranda hingga sebatas leher. Sang ibu mengusap kepala Veranda dan mencium kening anak gadis satu-satunya. Setelah itu beliau beranjak keluar kamar dan menutup pintu kamar Veranda.

Keynal tersenyum dibalik pintu. Ia maju lalu mengunci pintu kamar Veranda. Keyn mengambil sesuatu di dalam saku celananya. Keynal berjalan ke arah Veranda yang sebenarnya pura-pura tidur saat mamanya datang.

“Cepat minum ini!”

Keynal memberikan beberapa butir pil pencegah kehamilan. Ya Keynal memang selalu menyuruh Veranda meminum pil itu sesaat setelah mereka memandu kasih.

🍓🍓🍓🍓

Dua hari berlalu setelah kejadian itu. Matahari pagi mulai terbit menyinari dunia yang indah di pagi hari memang menyenangkan, dengan awan berarak yang menghiasainya. Cahaya terang memancar dari sang surya yang terbit di atas horizon dari ufuk timur.

Veranda mendapati Alif tengah mengobrol dengan kedua orang tuanya serta meminta izin untuk mengantarkan dirinya ke sekolah, sangat pria gentleman sekali! begitu yang ada di benak Veranda.

“Pagi semua!” Ucap Veranda dengan senyum merekah.

“Pagi...” balas ketiganya.

Veranda melangkah lalu mengecup kedua pipi orang tuanya. Tentu saja Veranda senang mendapati kekasih tersayangnya tiba-tiba datang menjemputnya ke sekolah, tanpa memberitahu terlebih dahulu.

Sungguh surprise yang luar biasa. Entah berapa kali Alif menyentuh hati Veranda dengan segala sikap romantis. Veranda sangat mencintai pemuda itu. Baginya Alif adalah lelaki terbaik yang pernah ada.

“Om, tante kalo begitu kami pamit.”

“Hati-hati sayang!”

“Iya mah.”

“Alif, tolong kamu jaga putri kami dengan baik.”

“Baik om.” Ucap Alif sopan kemudian mencium tangan kedua orang tua Veranda.

Mama dan Papa Veranda mengantarkan keduanya sampai dengan pintu. Mereka pun akhirnya keluar Villa. Veranda dan Alif tak sengaja berpandangan dengan Keynal saat mereka hendak masuk ke dalam mobil Alif yang terparkir indah di depan Villa.

Keynal terlihat sedang memanaskan mesin motornya ia mendapatkan tatapan kebencian dari keduanya, Keynal hanya melirik sekilas menyadari hal itu Keynal langsung memakai helmnya dan langsung melajukan kendaraannya.

Veranda masih memperhatikan kepergian Keynal melalui ujung matanya. Setelah itu beralih ia menatap Alif, pemuda itu memberikan senyum terbaik dihadapkan Veranda. Mereka berdua langsung masuk ke dalam mobil dan menjalankan kendaraan.

Di dalam mobil alif menyetir dengan satu tangan sementara tangan yang lainnya terus menggenggam tangan kanan Veranda sambil sesekali menciumnya mesra.

“Ve, untuk merayakan hari anniversary kita yang kedua bulan gimana kalo kita berlibur ke pulau?”

“Berdua?”

“Iya hanya kau dan aku, kebetulan orang punya mansion di dekat yang akan kita kunjungi. Kita bisa refreshing sambil menghabiskan waktu berdua.” Veranda tersenyum mendengarnya.

Love Scenario [END-COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang