6. Melepas Rajutan Persahabatan

31.3K 2.9K 527
                                    

"Aku bingung, kenapa ada orang lebih memilih menikmati patah hatinya daripada berdamai dengan rasa itu dan bangkit dengan rasa yang baru."

***

To: Salsa

Sal, tadi penampilanmu kereen. Sampai sekarang aku masih terkagum-kagum, kalo ada drama opera lagi, jangan lupa undang aku ya!

Sepulang dari opera, aku pergi ke rumah umi. Karena khawatir dengan keadaan Salsa, aku mencoba mengiriminya pesan positif. Aku harap dia baik-baik saja. Sebagai sesama perempuan, aku paham perasaannya hancur. Sudah menyampingkan harga diri dan mengumpulkan segala keberanian untuk menyatakan perasaanya pada Rendy, yang dia terima malah sebuah penolakkan. Dan, yang lebih menyakitkan lagi, orang yang dia suka malah menyukai sahabatnya sendiri.

Meski tidak pernah mengalaminya, aku paham bagaimana sakitnya perasaan itu.

Dulu, Salsa bukanlah gadis yang modis. Dia tergolong gadis yang tomboy, wajahnya coklat manis dengan rambut pendek di atas bahu. Jika kebanyakan gadis berusia 13 tahun sedang sibuk mengenal make up, Salsa malah sibuk berlarian di padang luas belakang kompleks bersama para anak laki-laki mengejar layangan atau panas—panasan bermain balapan sepeda di lapangan. Saat itu aku khawatir dia akan menjadi pribadi yang jauh dari kata feminin.

Sampai akhirnya kehadiran Rendy mengubah segalanya. Tetangga baruku itu menjadi motivator tak langsung mengubah Salsa si gadis tomboy berubah menjadi gadis yang modis. Ya, Rendy adalah cinta pertamanya. Setelah aku mengenalkan Rendy pada Salsa, seminggu kemudian Salsa mendatangiku malam-malam memintaku untuk mengajarinya merawat diri. Sebenarnya aku juga bukan gadis yang suka dengan segala hal tentang make up, hanya saja aku tahu untuk merawat diri agar terlihat bersih, tidak kucel.

Pertama yang ajarkan kepada Salsa adalah mencuci muka dengan sabun khusus muka, keramas tiga hari sekali, memakai sunblock jika keluar rumah, menyisir rambut dengan rapi, mengoles wajah dengan bedak tabur dan membumbui lipbalm pada bibir, lalu yang paling penting adalah berpakaian selayaknya perempuan. Saat itu aku menawarinya untuk memakai hijab, dia bilang tidak mau karena gerah. Aku paham dan aku tidak memaksa. Jadi aku memberinya saran untuk memakai rok-rok panjang.

Tidak kusangka, keahliannya merias diri melebihiku. Dalam kurun waktu dua bulan, aku tidak melihat sisi ketomboyannya lagi, dia benar-benar menjelma menjadi gadis yang cantik, seantero sekolah mulai membicarakannya, banyak siswa laki-laki yang mengiriminya surat dan cokelat, pokoknya saat itu Salsa menjadi idola baru di sekolah. Meskipun sudah berubah dan memiliki sisi tenar sendiri, yang diharapkan Salsa hanya satu, Rendy melihatnya bukan sekadar teman biasa, tapi lebih.

Sebelum aku memergoki dia menyimpan foto Rendy tempo hari, aku sudah mengetahui perasaan istimewa Salsa pada Rendy sejak dulu, sejak di bangku SMP.

Dan kini.... Perasaannya pasti ambyar. Usahanya sia-sia.

Pada intinya memang jika kita mengubah diri karena seseorang, kita hanya melakukan hal sia-sia, namun jika kita mengubah diri karena Allah, insyaallah semua akan diberikan kepada kita, termasuk pun orang yang diam-diam kita suka.

From : Salsa

Ok.

Aku mengembuskan napas panjang, sepertinya dia marah kepadaku. Biasanya dia tidak secuek ini membalas pesanku.

To : Salsa

Besok kita belanja bareng yuk! Aku mau kasih kejutan buat Mas Adam nih. Mau ya? Kita berdua aja hehe

Sepuluh menit, dua puluh menit, dia belum membalas pesanku padahal sudah centang biru sejak dua menit setelah pesan terkirim. Aku jadi merasa bersalah, aku benar-benar tidak mau melepas rajutan persahabatan yang sudah kita rajut bertahun-tahun hanya karena sebuah perasaan. Rasanya aku pengin nangis, rasanya aku pengin cerita ke Mas Adam, tapi aku nggak mau jika nantinya Mas Adam salah paham sama Rendy.

[DSS 4] Diary SyabilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang