01

59 5 3
                                    

Dinda men-scroll layar ponselnya sambil rebahan diatas kasur empuk yang dipenuhi boneka dari berbagai bentuk dan ukuran. Entah kebetulan atau apa, gadis itu menemukan sebuah qoutes yang cukup menarik perhatiannya.

Dinda mengubah posisinya menjadi duduk, lalu membaca lagi barisan kalimat itu dan mencernanya baik-baik.

"Cinta tak sebatas pertemuan. Terkadang jatuh cinta bisa datang begitu saja walau belum pernah bertemu"

Dinda memutuskan untuk men-screenshot qoutes tersebut untuk dia jadikan bahan instastory suatu saat nanti kalau butuh.

Bukankah sekarang semua orang melakukan hal seperti itu?

"Din, kamu belum makan, makan dulu sana!" ujar seseorang dari ambang pintu. Dia adalah Nita, mamanya.

"Iya ma, bentar lagi" jawab Dinda. Lalu gadis itu kembali fokus kepada ponselnya.

"HP terus yang diliat, rusak nanti mata kamu Din," omel Nita. Biasa, omelan ibu-ibu.

"Aduh, iya ma iya ah!" gerutu Dinda. Lalu Nita beranjak dari kamar putrinya, menyisakan Dinda yang sedang menghela napasnya jengah.

Gadis itu melempar ponselnya kesembarang arah, tentunya masih diatas kasur, lalu duduk dan meregangkan badannya.

"Ah, capek juga rebahan seharian" ujarnya.



"Din, temenin gue ke wc yuk!" ucap Meila saat Dinda sedang asik mendengarkan lagu melalui earphone-nya. Rutinitas setiap pagi, menjelang bel masuk berbunyi.

"Hah?" tanya Dinda seraya melepas earphone kanannya.

"Temenin ke wc, buruan nanti masuk!"

"Oh, iya iya" Dinda buru-buru beranjak lalu mengikuti Meila yang berjalan keluar kelas. Beruntung kelas mereka dilantai bawah, dan jaraknya cukup dekat dengan toilet jadi tidak butuh waktu lama untuk sampai kesana.

"Din, lo tau nggak?" tanya Meila saat keduanya sudah berada ditoilet. Tentunya saat Meila sudah menyelesaikan tugas-nya. Dinda saat itu sedang bercermin, membenarkan rambutnya yang agak berantakan. Gadis itu tidak mau penampilannya kusut barang sedikit saja.

"Apa?"

"Semalam gue mimpi kak Adnan"

"Hah? Yang bener, terus gimana mimpinya?" Dinda antusias.

"Ya gitu, gue ketemu sama dia terus yaudah sih"

"Hah? Gitu doang?"

"Iya,"

"Ah nggak asik, mimpi gue dong. Kemarin mimpi ketemu kak Adnan terus tiba-tiba udah jadi istrinya aja"

"Apaan sih, itu lo aja yang ngayal. Udah ah, yuk balik kekelas, bentar lagi masuk"

"Eh nggak percaya lagi, ya udah deh serah" rajuk Dinda. Kedua gadis itu berjalan kembali kekelas tepat saat bel masuk berbunyi.

Kalau kalian bingung siapa itu Adnan, Adnan adalah kakak kelas ganteng yang selalu menjadi bahan perbincangan Dinda dan Meila yang notabenenya pecinta cogan. Kedua gadis itu akan selalu antusias apabila sudah membahas tentang Adnan.

Tidak hanya fisik, Adnan mampu memukau kaum hawa dengan kemampuan otaknya yang cukup diatas rata-rata. Apalagi sifat coolnya, biasa cowok seperti itu yang paling disenangi cewek-cewek.

Termasuk Dinda dan Meila. Dan kalau kata Meila, suka sama kak Adnan itu wajar, karena suka bisa kesemua orang, dan itu manusiawi.

Dinda mengiyakan saja, lagipula bisa apa dia selain menyukai Adnan. Mau menyatakan pun tidak akan bisa, hanya jadi pengagum rahasia saja sudah cukup bukan?

Maka setelah itu, berlangsunglah pelajaran yang sangat melelahkan otak mereka hingga jam istirahat tiba pukul sepuluh.

Bel berbunyi nyaring, Dinda yang awalnya sangat lesu dan mengantuk mendadak segar bugar dan sangat bersemangat untuk kekantin. Lalu kedua gadis itupun keluar kelas.


•••


Hai, salam kenal, ini cerita pertama aku:" jadi maafin kalo masih banyak kesalahannya, lagi belajar juga hehe:)

It's YouWhere stories live. Discover now