LIMA BELAS: J a m a i s V u

Mulai dari awal
                                    

Keynal menatap jam tangannya. Dengan gerakan pelan sengaja agar tidak ada yang tahu, dia mengambil botol obat dari saku jas almamaternya dan mengambilnya sebutir obat antidepresan atau antipsikotik (obat penenang).

Naomi segera merebut obat yang dipegang Keynal. “Nggak usah ketergantungan sama obat kayak gini lagi!”

“Nggak bisa Mi.” Keynal tersenyum lemah. “Gue nggak akan tenang kalo nggak minum itu.”

“Jangan lagi, please!” Naomi memohon pada Keynal. “Kalo ada apa-apa tinggal ngomong sama gue kan, gue nggak mau liat lu sampe minum obat ginian lagi, ngerti?” Keynal mengangguk. Ia menarik Naomi kepelukannya.

“Berikan ponsel lo!” Ucap Naomi dingin seraya melepas pelukan Keynal.

“Buat apa?” Tanya Keynal, menautkan kedua alisnya, dia benar-benar bingung.

“Gausah banyak tanya dan membantah. Cepat siniin ponsel lo” Balas Naomi dingin

“Gue enggak mau.” Tampik Keynal dengan raut wajah memohon.

“Gak ada penolakan!” Perintah Naomi dengan raut wajah yang sangat dingin.

Dengan pasrah Keynal akhirnya membuka lockscreen ponselnya dan menyerahkannya pada Naomi. Gadis itu tersenyum smirk ia tahu Keynal tak akan pernah menolak perintahnya. Apa yang dikatakan Naomi, Keynal pasti dengan senang hati melakukannya. Keynal lemah akan sahabatnya itu.

Naomi membuka ponsel Keynal. Matanya dibuat melotot, dia shock melihat banyaknya koleksi video syur dan film-film dewasa di ponsel Keynal. Keynal meringis melihat ekspresi Naomi yang seperti menahan amarah. Tanpa berpikir panjang Naomi menformat kartu sd ponsel Keynal. Dia mengosongkan semua file di memory ponsel cowok itu.

“Nih..!!” Naomi mengembalikan ponsel itu pada pemiliknya. Karena merasa perasaan Keynal segera memeriksa ponselnya. Ketika dibuka, ponsel miliknya sudah kembali ke setelan pabrik. Semua data ponselnya terhapus sepenuhnya.


WTF!

Keynal mengumpat dalam hati ia mengutuk Naomi. Gadis itu telah merasak kesenangan duniawinya.

“Mulai sekarang stop zina mata.”

*Srekk..!!

Veranda bangkit dari tempat duduknya. Tanpa mengatakan apapun Veranda pergi begitu saja.

🍓🍓🍓🍓

Malam hari, Keynal tampak berdiri mondar mandir di depan kamar Veranda.

Cklekk.. !!

Veranda membuka pintu ia terlihat menyeret sebuah koper berukuran sedang.

“Ve? Apa yang kamu lakukan untuk apa membawa pakaian sebanyak ini kamu mau kemana?” Tanya Keynal dengan cemas.

“Gue udah putuskan mulai hari ini gue nggak akan tinggal di villa lagi.” Ucap Veranda dingin ia berjalan melewati Keynal begitu saja.

“What do you mean?” Keynal menarik pergelangan tangan kiri Veranda.

“Malam ini juga gue akan ke Bali ngusul kedua orang tua gue.” Veranda menghempas tangan Keynal dan berlalu pergi.

Love Scenario [END-COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang