Ikut

2.3K 318 77
                                    

Masi ingatkah kelen dengan part "ikut" di my badgirl? Kalo ingat, harusnya perasaan kalian gak enak mengenai part ini.











Setelah kejadian dimana Minju nuduh Yujin, semua seolah jadi berbeda.

Ahn Yujin yang biasanya selalu posesif ke Minju seolah menghilang. Yang ada kini hanyalah Ahn Yujin yang pemurung.

Minkyu gak jadi di depak dari sekolah, Yujin bener - bener ngelakuin apa yang Minju minta, tapi ya itu, dia nganggep itu permintaan terakhir Minju sebagai temen dia.

Dia sedikit demi sedikit belajar buat gak peduli ama Minju.

Walau dia tau semuanya lagi gak baik - baik aja.

Dia sering denger keributan di rumah Minju, tapi Yujin lebih milih nuliin telinga dia dan mencoba membuka lembaran baru.

Saat ini Yujin tengah termenung di kamarnya. Kebetulan dibalik dinding kamarnya itu, kamar Minju. Seperti yang kita tau mereka itu tetanggaan.

Yujin dan Minju juga ngebuat jendela diantara kamar mereka, taulah ya yang temenan dari jaman embrio.

Hanya saja jendela itu tertutup rapat dan tertutup tirai putih.

Tuk tuk tuk

Yujin menatap jendela yang diketuk 3 kali. Yujin memutar malas bola matanya kemudian menutup kepalanya dengan bantal.

Tuk tuk tuk

"Aishhh!!!!" Yujin berdesis kesal dengan cukup lantang, sudah pasti Minju mendengarnya.

"Ganggu ya?" Suara serak Minju membuat Yujin menyingkirkan bantal dari kepalanya.

"Maaf," Lirih Minju.

"Maaf,"

"Maaf untuk semuanya,"

"Maaf karena lebih percaya orang lain daripada lo,"

"Gue butuh lo—"

"Guenya kaga!" Balas Yujin terdengar kesal, tapi percayalah, hatinya sangat mengkhawatirkan Minju.

"Gak masalah," Suara Minju kedengeran bergetar lagi. Yujin bisa nebak kalo Minju ribut lagi ama Mamanya.

"Tapi bisa dengerin cerita gue kan?"

Yujin diam.

"Oke kayaknya enggak," Minju menjawab pertanyaannya sendiri.

"Okedeh, terakhir sebelum gue berenti ngebacot. Mau kan dengerin pernyataan gue?"

"Apa Ju apa? Lo cinta ama gue? Buruan bilang biar gue iyain,"  Batin Yujin.

Dia cuma ngebatin, ga sampe kedengeran Minju, gaosah ngarep kelen.

"Gue pengen ngejambak lo buat yang terakhir kali," Ucap Minju.

Yujin diem denger itu. Ga ada perasaan pengen ngakak, gak ada sama sekali. Apa maksud Minju dengan kata terakhir kali?

"Emmm" Minju kedengeran kayak nahan nangis gaes.

"Tadi gue pengen nanya sama lo, keputusan apa yang harus gue ambil. Tapi... keknya lo udah terlanjut kecewa ama gue hehehe,"

"Sekarang kayaknya gue udah tau keputusan apa yang harus gue ambil,"

"Makasih,"






Terakhir Yujin denger suara pintu kamar Minju yang dibuka abis itu ditutup.

Untuk selanjutnya, Yujin gak tau.
















Sementara di rumah Minju, Minju keluar dari kamar menghampiri mamanya yang duduk termenung di ruang tamu.

"Udah?" Tanya Sana ketika melihat putrinya berdiri di depannya.

Minju mengangguk.

"Jadi apa?" Tanya Sana.

"Aku ikut Papa,"

Sana langsung berdiri pas denger ucapan Putrinya yang ia besarkan sendiri selama belasan tahun. Gak bisa ditutupin kalo Sana bener - bener kecewa.

"Apa yang ada di otak kamu hah?" Marah Sana, dia mendorong kepala Minju dengan jari telunjuknya.

Minju menundukkan kepalanya.

"Mama yang besarin kamu! Mama yang nyekolahin kamu! Mama yang biayain kamu! Mama yang fasilitasin kamu! Dan sekarang kamu mau ikut papa kamu?! Kamu punya otak disimpan dimana hah?!" Sana ingin menampar putrinya yang tertunduk, tapi terhenti saat putrinya itu berani menatap matanya.

"Mama mau nampar aku? Gak puas liat aku demam terus - terusan? Gak puas?"

"Mama tau kekurangan aku, tapi mama.."

"Berani kamu ngelawan mama?" Sana udah masang wajah garang lagi.

"Ma,"

"Minju sama sekali gak kepikiran buat ikut papa,"

"Aku cuma mau mama ceritain semuanya ke aku,"

"Tapi mama justru ngomongin hal yang bikin hati aku sakit,"

"Mama sendiri yang bikin aku ngambil keputusan ini,"

"Jadi mau kamu Mama minta maaf ke kamu terus mohon supaya kamu tetep disini, iya gitu?!"

Sana narik tangan Minju keluar, terus ngehempas tangannya pas udah diluar rumah.

Nayeon sebagai camer yang tau bahwa ia harus ikut campur langsung dateng. Sebenernya bukan cuma Yujin yang sering denger Minju ama Sana ribut  , tapi Nayeon juga.

"Cari papa kamu itu! Gak usah panggil - panggil mama lagi!"

"Kenapa sih marah marah? Kasian Minju," Ucap Nayeon, pemanasan ngasi pembelaan dulu buat Minju.

"Dia udah keterlaluan! Biarin aja dia sendiri diluar sana!" Ucap Sana.

"Tenangin diri kamu. Mending kamu masuk," Ucap Nayeon. Dia gak bisa ngasi saran apa - apa karena dia gak tau masalahnya sama sekali.

Sana menghela nafas kasar kemudian melangkah masuk ke dalam rumah.

"Kamu dirumah tante dulu aja ya? Biar mama kamu tante yang urus," Ucap Nayeon sembari menghapus air mata Minju. Minju mengangguk kemudian melangkah ke rumah Yujin.

Ia masuk ke dalam rumah, namun sebatas di dekat pintu, ia cukup sadar posisi saat ini. Ia duduk menyandar pada dinding kemudian memejamkan matanya.

Kata - kata mamanya mendadak terngiang-ngiang di kepalanya.

"Mending kamu sama papa kamu aja sana!"

"Mama juga gak butuh anak kayak kamu!"

"Kenapa rasanya sakit banget sihhh," Kesal Minju sambil menepuk - nepuk dadanya sendiri.

































"Ngapain lo dirumah gue? Pergi sana,"




























Tbc

PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang