Kisah Yena

2.3K 299 40
                                    

Minju menghela nafas kasar kemudian menatap luruske arah langit - langit uks. Dia memejamkan matanya sejenak buat mencegah air matanya keluar. Bagaimanapun juga, Minju kecewa.

serasa cukup, Minju bangkit dari bangsal kemudian mengenakan kembali sepatunya.

Tanpa sepatah katapun, gadis itu pergi meninggalkan Yujin sendiri di UKS.

Saat tiba di kelas, Minju langsung dihampiri oleh 2 sahabatnya. Keduanya berdiri disamping kanan dan kiri Minju.

"Lo udah mendingan ,Ju?" Tanya Yuri.

"Gak papa kok, santai," Ucap Minju sambil tersenyum kecil. Tapi tangannya memijit pelipisnya, itu cukup membuktikan bahwa Minju sama sekali belum membaik.

"Lo ngapain balik ke kelas sih? Mending tiduran di uks," Ucap Wonyoung .

"Ga ah. Takut. Disitu ada setan " Ucap Minju sambil melirik Yujin yang baru saja masuk ke kelas.

"Aiss... Terserah deh," Minju dan Yuri duduk di kursi masing - masing sedangkan Wony mengambil kursi Yema kemudian diletakkan di depan meja Minju dan Yuri.

"Makanan di uks udah lo makan?" Tanya Yuri.

"Makanan apa? Gue ga merhatiin," Ucap Minju sembari merebahkan kepalanya diatas meja.

Yuri mengambil sweaternya dari dalam laci kemudian melipatnya, "Nih, jadiin bantal," Ucap Yuri. Minju senyum, " Makasih."

Yena dan kawan - kawan memperhatikan itu.

"Lo liat? Yuri itu baik," Ucap Yena sambil tersenyum bangga.

"Baik ke orang tertentu. Dan lo, blacklistnya," Ucap Ryujn. Dia lelah bin capek buat menyadarkan si bebek kalo Yuri tuh sama sekali gak cinta dia.

"Suatu saat nanti, gue pasti bisa milikin dia. Pegang ucapan gue," Ucap Yena penuh dengan kepercayaan diri.

"Gue harap begitu," Ucap Yujin.

"Makasih anjing,"

















***

Pulang sekolah, Yujin cs nongki sebentar di lapangan basket outdoor sekolah. Biasanya langsung pulang sih, karena dia pulang bareng Minju. Tapi hari ini enggak, soalnya Minju masih marah ama Yujin.

Yena dari tadi lesu banget, tadi dia ngasih coklat itu lagi ke Yuri dan hasilnya sama. Yuri tetep nolak.

"Udahlah, gak usah dipikirin banget," Ucap Chae sambil nepuk bahu Yena. Yena tersenyum lirih.

"Gue gak jadi ikut main deh. Kalian aja ya," Ucap Yena tiba - tiba. Yang lain gak ngelarang, mereka semua ngerti keadaan Yena.

"Dahhh," Ucap Yena seraya berjalan menjauh dari sekolah. Dia berhenti di sebuah warung lontong sayur.

"Mba, saya ambil motornya ya," Ucap Yena.

"Oh iya," Ucap seorang wanita dari dalam warung.

"Makasih ya, mbak," Ucap Yena sambil tersenyum ramah. Cowok itu melajukan sepeda motornya menuju rumahnya.




10 menit perjalanan, Yena sampai dirumahnya.

Rumah sederhana.

Tak mewah.

Bahkan terlihat sangat kecil.

Sebuah fakta yang tak seorang pun tahu.

Yena seorang yatim piatu, kedua orang tuanya meninggal dunia 1 tahun lalu. Lebih mirisnya, ia adalah anak tunggal.

Hanya rumah inilah harta yang ia punya.

Yena masih kelas 1 sma, tapi dia sudah bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Pekerjaannya tak menentu. Yang pasti ia akan bekerja setiap harinya untuk memenuhi kebutuhannya.

Jika sedang memasuki masa sulit, Yena dibantu oleh tetangganya.

Di lingkungannya, Yena termasuk orang yang disukai banyak orang. Dia baik dan ramah.

Yena menghela nafas saat sadar tak ada sisa makanan di rumah.

Yena memegang perutnya yang berbunyi. Ia lapar, tapi uangnya tak ada sama sekali.



Semua uangnya habis untuk membelikan Yuri coklat.




Dan semua coklat itu sekarang ada bersama Hyewon.



Yena menghela nafas. Dia membuka tasnya, berharap ada selembaran uang didalamnya.

"Gue... kesana aja kali ya?"








"Maafin Yena, Ma. Ini terakhir kok, tapi gak janji, hehehe," Yena mengganti pakaiannya kemudian keluar rumah menuju suatu tempat dengan motor bebeknya.


Kalian ingin tahu tempat yang dituju Yena?


















Kepo!

















Tbc

PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang