Lo

2.3K 326 55
                                    

Setelah guru selesai mengabsen, pembelajaranpun dimulai. Mereka semua mendengarkan ucapan sang Guru sambil mencatat beberapa inti dari ucapan guru tersebut.

15 menit berlalu, pintu kelas terbuka. Menampilkan seorang siswi yang terlihat ngos - ngosan serta berkeringat.

"Maaf hah.. Hah.. Maaf saya telat, Pak" Ucap siswi itu sambil mengusap dahinya.

"Kenapa terlambat?" Tanya guru itu.

"S-saya.."

"Saya tak menerima alasan apapun. Berdiri di luar sampai pelajaran saya selesai," Ucap guru tersebut. Minju menghela nafas kasar. Ia masih sangat lemas, sekarang ia harus menerima hukuman lagi.

Minju berdiri di depan kelas, hanya saja ia menyandarkan punggungnya di tembok.

Seperti dugaan kita semua , Minju kembali demam karena bertengkar dengan mamanya semalam.

Sebenarnya tak hanya sampai disitu pembicaraan Minju dan Sana. Minju banyak melawan Sana karena ia kecewa. Sana juga merasa terpojok hingga ia kelepasan dan berakhir ia menampar Minju.

Minju mengintip ke dalam kelas. Guru itu sedang sibuk mengajar. Lebih baik ia duduk. Itu akan lebih baik daripada tetap berdiri.

Minju mengusap dahinya yang masih mengeluarkan keringat. Padahal cuaca tak panas, tapi ia bagai mandi keringat.

"Ngapain disini?" Tanya seseorang sambil memegang pundak Minju.

Minju mendongak. Ternyata Minkyu.

Minkyu gak telat , emang dia ada urusan dengan ekskulnya sejak sebelum bel masuk dan baru balik sekarang.

Minju yang emang udah lemes banget megang tangan Minkyu yang ada di pundaknya.

"T-tolong," Lirih Minju dengan matanya yang perlahan terpejam.

Minkyu tentu panik. Ia langsung saja menggendong Minju ke uks. Ia membaringkan Minju di bangsal uks kemudian mengecek suhu tubuh Minju.

"Demam? Lagi?" Gumam Minkyu.

"Lo ada sakit apa sih Ju?" Gumam Minkyu sambil menatap Minju khawatir. Ini bukan kali pertama Minju pingsan seperti ini.

Minkyu memilih menelan semua pertanyaannya lebih dulu. Ia harus mengurus Minju lebih dulu.

"Gimana bisa gue relain lo ama Yujin? Dia bahkan gak bisa jaga lo," Lirih Minkyu sambil mengompres dahi Minju.

Minju sendiri tengah merintih - rintih kecil seperti kesakitan. Tapi sepertinya Minju hanya mengigau.

Perlahan - lahan mata gadis itu terbuka. Ia menatap sekelilingnya kemudian terhenti ketika menatap objek yang indah.

"M-Minkyu," Lirih Minju. Mata gadis itu tiba - tiba saja berkaca - kaca.

Minkyu yang bingung tapi pengen modus pun milih meluk Minju. Menepuk - nepuk punggungnya untuk menenangkan sang pujaan hati.

"Hiks.. hiks.. Kenapa.. hiks.."

"Stt. Jangan nangis. Ada gue disini." Minkyu dengan berani mengusap pipi Minju.

"Tenang... oke?"

"Istirahat. Gue temenin," Ucap Minkyu sambil mendorong pundak Minju, agar gadis itu kembali berbaring dengan posisi yang nyaman.

Minkyu mengelus sayang kepala Minju, sesekali memijitnya.

Minju yang merasa nyamanpun perlahan terlelap.

"Udah molor lagi dong, hahaha" Ucap Minkyu pelan.

Setelah memastikan Minju tidur nyenyak, Minkyu kembali ke kelas. Bukan untuk meninggalkan Minju kok, cuma mau izin dulu aja.

"Permisi," Minkyu mengetuk pintu kemudian masuk ke dalam kelas. Pak Guru hanya mengangguk, sebagai isyarat Minkyu boleh duduk.

Tapi bukannya duduk, ia malah menghampiri guru itu.

Ia membisikkan sesuatu hingga membuat guru itu memangut.

"Kamu pikir saya izinkan? Duduk," Ucap guru tersebut.

"Tap—"

"DUDUK,"

Minkyu kicep dong ya, dia duduk di bangkunya.

"Yuri, kamu ke UKS sekarang . Temani Minju," Ucap Pak Guru. Yuri kaget dong ya , sahabatnya masuk uks lagi.

Yuri bangkit kemudian melangkah ke uks.

Saat tiba di uks , dia melihat Minju duduk bersandar pada bangsal.

Iya , dia tadi cuma pura - pura tidur.

"Minju," Panggil Yuri.

"Hmmm?" Minju berdehem dengan suara bergetar.

"Lo kenapa?" Yuri melangkah mendekat. Ia mengusap air mata yang mengalir di pipi sahabatnya itu.

"Gue sakit," Jawab Minju.

"Sakit? Sakit apa Ju?" Tanya Yuri khawatir.

"Sakit, s-sakit," Minju memukul dadanya sendiri. Yuri langsung menghentikan Minju, kalo Minju salah pukul kan bahaya. Kesikut doang sakit loh gaes apalagi kepukul.

"Lo kenapa? Jangan bikin gue khawatir," Ucap Yuri sambil meluk sahabatnya itu.

"Gue.. Gue dibuat patah.. sama cinta pertama gue.. hiks.. hiks.."

"Gue bukan lagi satu - satunya. Sekarang gue salah satunya.. Hiks hiks.."

"M-maksud lo?"

"Papa gue.. Udah berkeluarga saat dia masih berkeluarga dengan mama. Anaknya.. hiks .. anaknya seumuran gue," Ucap Minju.

"Dan.. hiks.. anaknya itu..."




















"Lo,"













































Tbc

PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang