57

907 65 2
                                    

" ekhem, gue dibiarin terikat mulu nih kakak-kakak?"  Dirga melirik ke arah Fira dan seketika memasang cengiran lebarnya

" Maaf sayang, kelupaan"

Dirga dengan segera berjongkok. Namun, sebelum itu menyuruh putra untuk mengawasi profesor Salman yang kini menjadi tahanan mereka

" Hufttt akhirnya"

" Kamu nggak papa kan?" Tanya dirga sambil memutar-mutar tubuh fira untuk mengecek kondisi tubuh cewek itu

" Ih nggak papa kak, udah deh pusing nih akunya diputar mulu kek kincir angin" dirga tertawa kecil dan akhirnya membawa Fira kedalam pelukannya

Fira tersenyum dibalik pelukan itu dan kemudian membalas pelukan dirga tak kalah erat

" Yang lainnya mana kak? Andini, azmi, hamka, kindi, dan aulia? Kok sedari tadi aku nggak liat mereka semua?" Dirga, putra maupun aban mematung seketika mendengar pertanyaan Fira

" Emm mereka"

" IHH UDAH WEE, GUE CAPEK DITABOK MULU" teriak deby membuat fira menoleh dan tersenyum senang

" DEBY!" aidah dan ayu yang mendengar itu sontak menghentikan kegiatannya. Dan mereka bertiga pun menengok ke arah Fira

" Akhirnya lo dilepasin juga fir, gue kira kak dirga bakalan biarin lo keiket mulu" ucap ayu sambil terbahak membuat bibir Fira mengerucut

" Ehh kak Fauzan mana?" Tanya deby sambil celingak-celinguk mencari keberadaan fauzan

Fira yang dengan bibir mengerucutnya seketika memasang wajah sendunya dan melihat ke arah deby

" Deb?" Panggil Fira membuat deby yang masih celingak-celinguk menoleh ke arah cewek itu

" Kenapa?" Fira menggigit bibirnya tidak kuat memberitahu hal ini ke deby

" ARRGGHHH" teriak aidah membuat semua yang berada disitu mendekati aidah

" Kamu kenapa?" Tanya aban membuat aidah langsung memeluk cowok itu

" Kak Fauzan?" Panggil deby sambil berjongkok di samping tubuh fauzan yang tengkurap dengan kaku

Tangan deby yang berusaha membalik tubuh fauzan terasa bergetar membuat kedua matanya tiba-tiba memanas saat melihat banyaknya darah yang mengalir dibalik punggung fauzan. Mata deby membulat saat melihat wajah Fauzan yang sudah terlihat memucat

" Hiksss kak?" Panggil deby berusaha menahan air matanya yang terasa ingin jatuh

Deby mengambil kepala fauzan dan meletakkannya di atas kedua pahanya sambil mengusap pipi fauzan dengan lembut

" Kak Fauzan?" Panggil deby lagi membuat semuanya merasa perih melihat deby yang berusaha tegar melihat keadaan Fauzan

" Kak Fauzan capek ya? Karena selama ini udah dimusuhin sama deby?

" Deby minta maaf ya? Bangun donk kak!" Suara deby bergetar namun cewek itu menyembunyikan itu semua dengan senyum

" Kak Fauzan terluka, kak Fauzan bangun donk, nanti kak Fauzan kesakitan kalo lukanya nggak diobatin hiksss" Fira berjalan mendekati deby yang masih mengusap pipi fauzan

" Deb? Udah deb hiksss" Fira berusaha menahan tangisnya saat melihat deby yang sama sekali tidak merespon panggilannya

" Kak Fauzan bangun cepetan! Diluar banyak zombie, kak Fauzan pernah bilang kan sama deby kalo kak Fauzan bakalan terus ngelindungin deby?" Mata fauzan tetap terpejam dengan tubuh yang semakin terasa dingin membuat deby mengulum bibirnya rapat-rapat agar Isakannya tidak keluar

" DEBY! UDAH! KAK FAUZAN UDAH NGGAK ADA" teriak Fira membuat dirga menarik cewek itu kepelukannya

" Kamu tenang!" Peringat dirga membuat Fira menggelengkan kepalanya dengan keras

" KAK FAUZAN UDAH NGGAK ADA KAK, SEDANGKAN DEBY? DIA BICARA AMA MAYAT KAK FAUZAN YANG JELAS-JELAS NGGAK BAKALAN DENGERIN DIA" teriak Fira lagi membuat isakan deby terdengar

" Hiksss kak Fauzan ingkar janji hiksss" Isak deby membuat putra segera mendekati cewek itu

" Deb ikhlasin deb"

" MINGGIR!" ucap deby sambil mengambil sebuah pistol yang terletak di lantai dan mengarahkan pistol itu ke profesor salman yang terduduk dikursi dengan tangan dan kaki yang terikat

" DEB LO MAU APA?" teriak aban sama sekali tida digubris deby

" DIEM LO" bentak deby membuat nyali aban menciut saat melihat deby melemparkan tatapan tajamnya

" ELO PRIA TUA BRENGSEK" ucap deby sambil menunjuk wajah profesor salman menggunakan pistol

" ELO NGEBUNUH SEMUA ORANG YANG NGGAK PUNYA SALAH APA-APA SAMA LO"

" LO PEMBUNUH, LO EGOIS, LO NGGAK PUNYA HATI NURANI hikss" ucap deby membuat profesor salman menundukkan kepalanya

" LO HARUS MATI! LO HARUS MATI"

" DEBY!!!"

DOR...

Semua yang berada disitu menutup kedua matanya saat mendengar suara tembakan dari pistol yang digenggam deby. Saat dirasa hening mereka semua pun membuka kedua matanya dan terkejut saat melihat putra yang tengah menggenggam tangan deby dengan pistol yang di arahkan ke atas langit-langit laboratorium

Dirga melihat ke arah profesor salman dan menghembuskan napas leganya saat melihat pria paruh baya itu masih hidup

" LEPASIN GUE! GUE HARUS NGEBUNUH DIA!"

" udah deb!" Peringat putra membuat deby melepaskan pistol yang berada di tangannya dan segera terisak dipelukan putra

" Hiksss gue nggak rela, GUE NGGAK RELA, GARA-GARA DIA TEMAN-TEMAN GUE UDAH NGGAK ADA, GARA-GARA DIA KINDI, AULIA, AZMI, ANDINI, HAMKA, DAN KAK FAUZAN NGGAK ADA hiksss" ucap deby membuat fira yang mendengar itu mematung

" Ha...Hamka? Hamka udah nggak ada?" Lirih Fira membuat dirga memeluk tubuh cewek itu













Jangan lupa vommentnya ☺️

Stadt-ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang