31

1.1K 91 1
                                    

" bagaimana? Kalian sudah berhasil membujuk wanita itu?"

" Maaf prof, tapi wanita itu bilang dia sama sekali tidak mengetahui tentang obat penawar untuk virus itu"

" Sialan, pokoknya kita harus segera mendapatkan penawar itu saya yakin wanita licik itu tengah menyembunyikan penawar itu, kita harus segera menemukan penawar itu dan menghancurkannya agar  semua manusia di muka bumi ini tetap menjadi kawanan zombieku, dan aku akan menguasai negara ini hahahaha"

Semua anak buahnya yang mendengar itu ikut tertawa dan bertepuk tangan dengan gembira

Profesor Salman, seorang profesor yang dulu begitu di agungkan oleh warga Makassar kini berubah menjadi seorang penjahat yang mengubah manusia menjadi monster yang menjijikkan

Hanya karena merasa sakit hati karena digantikan oleh seorang profesor wanita bernama Riana membuat profesor Salman merasa tersaingi akan kehadiran profesor Riana yang mampu menciptakan sebuah robot yang dapat membantu jalannya pemerintahan selayaknya manusia

Seiring berjalannya waktu nama profesor Salman yang disebut-sebut sebagai profesor terhebat se-Indonesia kini tergantikan oleh nama profesor Riana yang baru pindah ke Indonesia beberapa tahun yang lalu. Karena telah kehilangan suaminya yang berdarah asli Belanda membuat profesor Riana memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya yaitu Indonesia bersama putri semata wayangnya yang bernama Fira Alviana

BRUKKK...

" CEPAT KATAKAN DIMANA PENAWAR VIRUS ITU RIANA!!!"

profesor riana yang terikat disebuah tabung raksasa mendongakkan kepalanya yang semula tertunduk dan segera menatap tajam ke arah profesor salman

" Anda mau apa tuan salman terhormat? Saya tidak mengerti maksud anda, dan saya sudah mengatakan pada anak buah anda beratus-ratus kali kalo saya sama sekali tidak mengetahui perihal penawar virus itu"

" OMONG KOSONG, SAYA TAU KAMU SUDAH MENGETAHUI RENCANA SAYA DARI JAUH-JAUH HARI UNTUK MENCIPTAKAN SUNTIKAN VIRUS ZOMBIE YANG MEMATIKAN. UNTUK ITU KAMU DENGAN CEPAT MEMBUAT PENAWAR VIRUS ITU KAN? JAWAB RIANA!!!"

profesor riana tertawa keras membuat profesor salman yang berdiri di bawah menggeram kesal karena perkataannya di tertawai oleh wanita paruh baya itu

" Kau pikir saya akan memberikan penawar itu pada orang yang salah? TIDAK AKAN!!!"

Profesor salman tersenyum miring saat mendengar penolakan itu. Dengan cepat dia maju lebih selangkah dan kini tubuhnya sudah dekat dengan tabung raksasa yang kini tengah mengurung tubuh wanita itu

" Kalo kau tidak memberitahu ku soal penawar itu aku akan membuatmu menghembuskan napas terakhir mu disini"

" Saya tidak takut, terserah kamu mau melakukan apa, SAYA TIDAK TAKUT" ucap profesor riana membuat profesor salman dengan gerakan cepat menekan sebuah tombol berwarna merah membuat tabung raksasa yang mengurung tubuh profesor riana perlahan bergerak turun menuju ke arah akuarium yang menampung banyaknya air di dalamnya

Profesor riana menggeliatkan tubuhnya saat separuh tubuhnya kini dibasahi oleh air yang berada di akuarium itu membuat semua ilmuwan terlebih profesor salman tertawa terbahak-bahak

Profesor riana menahan napasnya saat seluruh badannya kini sudah berada di akuarium itu dengan tubuh yang masih terikat membuat wanita paruh baya itu merasa sesak di dadanya

Wanita paruh baya itu menangis dengan diam saat merasakan tubuhnya terasa lemas dan juga ringan terlebih saat dia merasakan pasokan udara sama sekali tidak terhirup dan malah air yang masuk ke dalam hidungnya membuat dia semakin merasa sesak dan sulit bernafas

" Aku akan bertemu denganmu mas, dan Fira maafkan ibu karena tidak bisa melihatmu untuk yang terakhir kalinya. ibu sayang kamu nak, jaga dirimu dengan baik" batin profesor riana dan perlahan namun pasti mata profesor riana tertutup saat semua air masuk ke dalam paru-parunya

Profesor Salman yang melihat tubuh profesor riana yang sudah membiru hanya mampu terdiam

" Selamat jalan Riana"  batin profesor salman dengan senyum miring yang menghiasi wajahnya




Jangan lupa vommentnya 😊

Stadt-ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang