29

1.1K 93 2
                                    

" deb, dapurnya Fira dimana sih? Aku mau minum nih haus soalnya" ucap azmi yang masuk tiba-tiba ke kamar yang di tempati oleh deby

Namun, azmi tidak menemukan deby dan malah melihat andini yang tengah melaksanakan jam sholatnya. Azmi terkesiap melihat andini yang dengan khusyuknya melakukan ibadah walau adanya kejadian mengerikan yang terjadi

" Adem banget ya Allah" batin azmi dan terus memperhatikan andini yang kini tengah melipat mukenanya

Andini mendongak dan terkejut saat melihat azmi yang terus menatapnya tanpa berkedip sedikitpun

" Azmi?" Panggil andini membuat azmi terkejut

" Ehh? Afwan kalo aku sudah mengganggu kamu" andini tersenyum tipis membuat azmi menggaruk pipinya

" Nggak papa, kamu ngapain kesini?"

" Mau nyari deby, tuh anak kemana yaa?" Andini mengernyit dan akhirnya menjawab pertanyaan Azmi

" Kek nya tadi dia di ajak ama saleh deh, tapi nggak tau mau kemana" azmi menggangguk sambil tersenyum membuat andini menahan nafasnya

" Umm, kamu bisa nggak nunjukin arah dapur?"

Andini tersenyum sambil menganggukkan kepalanya menyetujui permintaan azmi dan berjalan beriringan dengan cowok itu kebrah tangga turun

Mereka asik bercengkrama dan tanpa Andini sadari disaat dia ingin menuruni anak tangga terakhir, andini tidak sengaja menginjak rok yang di pakainya membuat tubuhnya oleng

Azmi yang melihat itu membulatkan matanya dan segera mengulurkan kedua tangannya untuk menahan tubuh andini yang mau terjatuh. Namun, karena tubuhnya juga oleng, azmi pun ikut terjatuh di atas tubuh andini

Mereka saling menatap, degupan jantung azmi dan andini semakin berdegup kencang membuat kedua pipi mereka memerah

Azmi melengkungkan senyumannya saat melihat andini yang masih menatap ke arahnya membuat andini membalas senyuman cowok yang sekarang berada di atas tubuhnya

1 menit berlalu...








" Ekhem" azmi dan andini terkejut saat mendengar suara intrupsi itu. Dengan cepat mereka berdiri dan melihat ke arah putra yang tengah menatap mereka dengan penuh selidik

" Bukan muhrim" azmi dan andini saling berpandangan dan kemudian menundukkan kepalanya saat putra berjalan melewati mereka

" Apes amat deh" dengus azmi membuat andini segera berlari ke arah dapur yang berada di bagian kanan membuat azmi berjalan mengikuti cewek itu dari arah belakang

•••

" Hiksss" deby terus terisak saat mendengar perkataan saleh

" Maafin gue deb" ucap saleh membuat deby menggelengkan kepalanya dengan kuat

" Lo jahat, gue benci sama lo" deby menatap marah ke arah saleh yang kini menatap nanar ke arahnya

" Gue udah berusaha ngebujuk ayah gue buat nggak ngelakuin ini semua. Tapi gue bisa apa deb? Gue cuma anak tirinya doank, dan sampai kapan pun ayah tiri gue nggak bakalan pernah dengerin gue apalagi nurutin perkataan gue"

Deby semakin terisak membuat saleh tidak tega dan akhirnya memeluk cewek itu untuk menenangkannya. Deby melepaskan pelukan saleh dan mendorong cowok itu dengan keras sampai cowok itu jatuh terduduk di lantai

" Lo tau? Gara-gara ayah lo yang serakah itu semua orang celaka, teman-teman, guru-guru, rani, kak ahkam semuanya mati karena kerjaan ayah tiri lo yang egois itu" mata saleh berkaca-kaca saat melihat deby mengusap air matanya secara kasar saat melihat air mata cewek itu terus mengalir keluar

" Dan terlebih ayah gue, gara-gara ayah lo gue jadi nggak punya siapa-siapa, gue sendiri, gue udah nggak punya pahlawan yang bisa ngelindungin gue lagi"

Saleh berdiri dan berlutut di depan deby. Namun, cewek itu hanya membuang muka saat melihat wajah pasrah dari saleh. Deby bisa merasakan kedua tangannya yang di genggaman saleh membuat cewek itu tak kuasa menahan tangisnya

" Maafin gue deb, maafin gue" lirih saleh membuat deby menghempaskan tangan cowok itu dan berlalu meninggalkan saleh sendiri di halaman belakang rumah fira

" Gue harap lo mau maafin gue by" batin saleh membuat seseorang yang sedari tadi mengintip di balik jendela mengeraskan rahangnya

Jangan lupa vommentnya 😊

Stadt-ZombieWhere stories live. Discover now