46

926 71 2
                                    

Flashback on 2 :

" MAS BERHENTI MAS, JANGAN SAKITI SALEH, DI ANAK AKU MAS"

" DIA ANAKMU DAN JUGA PRIA BAJINGAN ITU, AKU HARUS MEMBUNUHNYA"

" MAS, JANGAN!"

Profesor salman memasuki kamar putrinya dan melihat saleh yang tengah tertidur sambil memegang tangan putrinya

" Mati kau anak haram"

Elina yang melihat profesor Salman mengarahkan pistol ke kepala saleh. Dengan cepat mengarahkan tangan profesor Salman ke arah kepalanya. Profesor salman menarik pelatuk pistolnya dan...

Dorrr...

Tubuh profesor salman menegang saat melihat darah merembes keluar dari kepala istrinya. Elina terbatuk mengeluarkan darah dan tersenyum kecil ke arah suaminya itu

Saleh dan salsa kecil yang mendengar itu.sontak terbangun dari tidurnya.saleh yang melihat tubuh bundanya terkapar dengan darah disekujur tubuhnya pun menangis

" Bunda...bunda kenapa? Hikss"

Elina perlahan mengangkat tangannya dan berusaha mengusap kepala saleh lembut

" Saleh...uhuk...uhuk jaga diri baik-baik yaa sayang, jangan buat ayahmu marah dan tambah benci sama kamu"

" Nggak, bunda nggak boleh kemana-mana, bunda jangan ngomong kek gitu hikss"

" Sayang, bunda sayang sama saleh uhuk..." Elina melihat ke arah profesor salman dan tersenyum kecil. Detik kemudian kedua mata elina tertutup membuat saleh berteriak kencang

" ENGGAK, BUNDA...BUNDA BANGUN HIKSS BUNDA JANGAN PERGI, BUNDA"

Profesor salman yang melihat itu hanya menatap datar ke arah jasad istrinya yang terbujur kaku di depan matanya

" Ayah, ayah tolong bantu bunda...bunda kesakitan ayah"

Rahang pofesor salman mengeras. Dengan kasar dia mendorong tubuh kecil saleh membuat kepala saleh terbentur ke tembok

Profesor salman yang melihat itu menyunggingkan senyum miringnya dan segera menggendong putrinya yang kini tengah menangis

Flashback off...











" Jadi itu alasan ayah sangat benci sama aku?"

" Kau sudah mengetahuinya. Jadi, kau tak perlu menanyakan itu lagi anak haram"

" Lalu, kenapa ayah masih membiarkan ku hidup? Kenapa ayah tidak membunuhku saja waktu kecil?"

" Aku ingin melakukan hal itu. Tapi, aku tidak ingin terburu-buru, aku ingin melihat mu mati secara perlahan"

Saleh meronta membuat profesor salman yang melihat itu tertawa dengan keras.

" Bawa gadis itu!" Perintah profesor Salman saat melihat deby yang masih pingsan

" Ayah mau bawa deby kemana? Ayah! Jangan sakiti deby"

BRAKKK...

Pintu ruangan itu terbuka, saleh terkejut saat melihat beberapa zombie yang berlsri mendekat ke arahnya yang masih terikat di kursi

" AYAH, LEPASIN SALEH AYAH!"

profesor salman yang melihat itu dari kamera cctv hanya memasang senyum miringnya. Saat melihat tubuh saleh yang dikerumuni oleh beberapa zombie. Hingga dia bisa melihat  tubuh saleh yang kejang-kejang

ARGGGHHH....

" Selamat tinggal anak haram"











" Kak, kita harus cari deby kemana?" Lirih aidah dengan Isak tangisnya

" Gue juga nggak tau" putra mengacak rambutnya saat tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencari keberadaan deby

" Gue rasa ada yang nyulik deby dan juga saleh"

" Pikiran gue juga sama dengan lo kin. Karena kalo deby atau saleh diserang zombie, mereka pasti masih berada di sekitar sini" semuanya mengangguk mendengar penuturan aban yang kini tengah berusaha menenangkan Aidah yang masih terisak

" Besok kita cari deby, sekarang sudah malam, yang cewek-cewek boleh istirahat, kalian pasti kecapean" ucap dirga diangguki oleh semua cewek yang berada disitu

" Sabar put, kita pasti bakalan nyari deby, dan gue yakin mereka berdua nggak kenapa-napa" putra menghembuskan napasnya secara kasar dan perlahan berjalan mendekat ke arah jendela

" Kamu dimana deb?"











" Awhh" ringis deby saat merasakan kepalanya terasa berdenyut

" Gue dimana?" Tanya deby bingung saat melihat ruangan gelap dengan cahaya minim di dalamnya

Oeek...

Deby berbalik saat mendengar suara tangisannya bayi. Dan dia bisa melihat seorang pria paruh baya tengah menggendong bayi yang dia selamatkan di sebuah rumah kosong

" Dede bayi arghh" deby meringis saat merasakan tangannya terasa sakit saat digerakkan

" Siapa kamu? Lepasin adik saya"  deby berusaha melepaskan diri dari ikatan tali itu. Namun, tali itu sangat kuat membelit seluruh tubuhnya

Perlahan deby bisa mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya bersamaan dengan suara tangisannya bayi itu

Saat melihat sebuah sepatu berdiri tepat di depannya, deby mendongakkan wajahnya yang semula tertunduk dan terkejut saat melihat orang yang berdiri di depannya

" Om salman?" Ucap deby membuat pria paruh baya itu tersenyum miring

Jangan lupa vommentnya ☺️


Stadt-ZombieDove le storie prendono vita. Scoprilo ora