39. the End of the War

1.3K 99 0
                                    

PERTARUNGAN antara James dan Felix terlihat semakin memanas. Bahkan dalam keadaan yang terluka parah, James masih bisa bertahan hingga detik ini untuk terus menyerang Felix. Api semangat James nampak semakin membara ketika lelaki ini berhasil melukai beberapa bagian tubuh Felix dengan pedangnya. Walaupun ia hanya mengandalkan kekuatan alaminya, dibanding Felix yang menggunakan ilmu sihir, tetapi James masih bisa mengimbanginya. Disinilah orang-orang bisa yakin bahwa James merupakan sosok yang luar biasa.

"Eyden!"

Eyden yang baru saja menumpas salah seorang Black fairy, kini mau tidak mau harus menoleh ke arah Clara yang tiba-tiba saja berlari mendekatinya. Gadis itu nampak berderai air mata, membuat Eyden sontak khawatir karnanya.

"Ada apa, Clara? Apa sesuatu hal buruk terjadi kepadamu?" tanya Eyden cepat, seraya memegangi kedua bahu Clara dan memandangnya dengan tatapan cemas.

"Yang Mulia ..." Clara terisak. "Tolong bantu Yang Mulia untuk melawan Felix, Eyden. Dia sedang terluka parah. Aku takut sesuatu hal yang buruk terjadi padanya jika ia terus-menerus melawan Felix dalam keadaan seperti itu," jelas Clara di sela-sela isakan tangisnya.

Clara kini menurunkan tangan Eyden di bahunya lalu menggenggamnya dengan penuh harap. "Tolong bantu Yang Mulia, Eyden. Aku tidak tau lagi harus meminta tolong ke siapa selain kepadamu. Aku mohon ..." lirihnya kemudian.

Eyden menghela nafasnya. Dirinya balik menggenggam tangan Clara dengan lembut. "Kamu tidak perlu khawatir, Clara. Aku akan membantunya. Sekarang, dimanakah tempat dia bertarung dengan Felix?"

Dengan raut wajah antusias, Clara menunjuk ke salah satu titik. "Di sana!" jawabnya kemudian. Membuat Eyden langsung berlari ke arah yang ditunjukan oleh Clara tadi. Begitu pun dengan Clara yang juga ikut berlari di belakangnya.

Tepat saat mereka tiba di sana, di saat itu juga Felix mengumpulkan seluruh energi sihirnya untuk menyerang James. Dan sayangnya, James yang sudah dalam keadaan yang sangat lemah, tidak bisa mengelak lagi. Kekuatan dahsyat yang dibuat oleh Felix tersebut berhasil mengenai James hingga tubuh lelaki ini sukses terpelanting jauh dan berakhir dengan menubruk sebuah pohon besar yang ada disana.

Sementara Clara yang melihat kejadian tersebut, sontak menjerit.

"YANG MULIA!"

Clara dengan cepat berlari mendekati tubuh James yang sudah tersungkur lemas di bawah pohon sana. Berbeda halnya dengan Eyden yang memilih untuk berhadapan langsung dengan Felix--bermaksud untuk menggantikan posisi James agar bisa melawannya.

"Yang Mulia!"

Clara dengan cepat membawa kepala James dalam pangkuannya. Gadis ini gemetar ketika melihat keadaan James yang cukup mengenaskan. Luka berdarah menghiasi sekujur tubuh atletis milik James. Belum lagi luka akibat tusukan tombak di waktu lalu yang kini nampaknya terlihat semakin parah.

Hal tersebut membuat Clara yakin, bahwa kondisi James sekarang benar-benar kritis.

"Yang mulia ... apa kamu mendengarku?" Dengan hati-hati, Clara menepuk pelan pipi James--bermaksud untuk membangunkannya.

Jauh di luar pemikiran Clara, kini James malah tersenyum kecil. Tangannya meraih tangan Clara yang tengah memegang pipinya, kemudian menyimpannya di atas dada.

"Di dunia mimpi pun, suaramu selalu terdengar jelas di telingaku," desisnya kemudian.

"Yang Mulia, kamu terluka parah."

James menggeleng kecil. Perlahan, mata lelaki itu terbuka lalu menatap Clara yang terlihat sangat cemas dengan keadaannya.

"Selama kamu ada di sisiku, aku akan baik-baik saja, Clara," jawabnya kemudian, sedikit berbisik. Walaupun begitu, Clara bisa memastikan bahwa keadaan James sekarang benar-benar lemah.

Air mata Clara menetes tepat ke atas pipi James. Sambil menutup mata, menahan tangisannya, Clara berkata, "Kamu jangan terlalu memaksakan diri, Yang Mulia. Kamu sedang terluka parah. Bagaimana jika sesuatu hal yang lebih buruk terjadi kepadamu?"

Dengan senyuman yang masih sama, tangan James bergerak pelan untuk mengusap air mata Clara. "Apa itu artinya kamu sedang mengkhawatirkan ku sekarang?"

Clara berdecak kesal mendengarnya. Kenapa di saat-saat serius seperti ini, James masih bisa saja menggodanya?

Clara tersentak ketika James tiba-tiba batuk. Batuk yang cukup keras hingga membuat lelaki tersebut memuntahkan cairan merah dari dalam mulutnya.

"Kamu harus segera diobati, Yang Mulia!"

Saat Clara hendak membantu James untuk bangun dari pangkuannya, James menolaknya. Lelaki ini malah menarik tangan Clara dan menempelkannya di pipinya, seakan ingin bersikap manja dihadapan gadis itu.

"Obatnya itu kan kamu, Clara."

Clara berdesis. Jika ia terlalu lama membiarkan James seperti ini, bisa-bisa James--

"CLARA!"

Perhatian Clara seketika teralihkan ketika Eyden tiba-tiba memanggilnya. Sontak Clara memalingkan pandangannya ke arah Eyden yang kini nampak berhasil memojokkan Felix dengan sihir petirnya.

Eyden menggunakan kekuatannya itu untuk melilit tubuh Felix dengan petir, sehingga Felix tidak bisa berkutik lagi. Ditambah, kondisi Felix yang juga sudah tidak stabil karena energinya cukup terkuras habis saat ia melawan James tadi. Maka dari itu, Eyden bisa dengan lebih mudah memojokkannya.

"DIMANA TITIK KELEMAHANNYA!" lanjut Eyden lagi, membuat Clara secara refleks menajamkan penglihatannya.

Dan disaat itu, Clara kembali melihat sebuah titik putih di leher Felix--letak yang sama yang pernah ia lihat saat James berhasil memojokkan Felix di beberapa waktu yang lalu.

"DI LEHERNYA! KAMU HARUS MENYERANG LEHERNYA, EYDEN!"

Mendengar jawaban dari Clara, tanpa ingin menunggu waktu yang lebih lama lagi, akhirnya Eyden dengan cepat mengarahkan sihirnya ke arah leher Felix. Ia menggunakan sihir petirnya dengan membentuk elemen tersebut menjadi sebuah belati.

SLASH

Belati dari elemen petir tersebut sukses mengenai leher Felix, bersamaan dengan Felix yang mengerang kesakitan di tempatnya.

Orang-orang yang menyaksikan kejadian ini disana--termasuk Mrs. Pollent, Clara, Reyna, Selena, dan Leo nampak sama-sama memasang mimik wajah kaget. Mereka seakan tertegun ketika melihat tubuh Felix perlahan berubah menjadi serpihan bubuk abu yang mulai tertiup angin.

Namun sebelum tubuh Felix benar-benar lenyap, lelaki tersebut lebih dulu mengatakan sesuatu kepada Eyden.

"Maafkan Ayahmu ini, Eyden."

Kalimat itu ...
Sukses membuat tubuh Eyden seketika menegang di tempatnya.

__________________________________

I Am a Hero [END]Where stories live. Discover now