5. Reality of Clara

3.4K 282 10
                                    

"KALI ini kita kedatangan orang yang sangat penting, yang sudah kita tunggu-tunggu sejak lama," Ujar Mrs. Pollent melanjutkan. Pandangannya kini beralih untuk menatap Clara yang terlihat kaget karena ditatapnya.

"Clara--Puteri yang diramalkan oleh Tuan Jack, kini sudah datang dan bersama dengan kita."

Sekarang semua perhatian hanya tertuju kepada satu titik, yaitu kepada sesosok gadis berambut coklat cerah yang kini terlihat menampilkan ekspresi kikuk di tempatnya. Hingga Lea menyikut lengan Clara--bermasuk memberi kode agar gadis itu bangkit dari duduknya dan pergi menghampiri Mrs. Pollent. dan untunglah, Clara mengerti.

Dengan malu-malu Clara berjalan pelan mendekati Mrs. Pollent yang masih berdiri di tempatnya. Tidak disangka, kedatangan Clara ini disambut dengan sangat baik oleh seluruh penghuni asrama. Mereka menampilkan wajah berseri untuk menyambut Clara. Tidak sedikit dari mereka juga secara langsung menyapa dan memuji kecantikan Clara. Dan hal tersebut, membuat Clara benar-benar merasa gugup. Ia belum pernah berada di situasi yang seperti ini sebelumnya.

"H--hai," sapa Clara--ragu-ragu--kepada semua orang. Dan terkagetnya Clara ketika sapaan kecilnya itu disambut dengan baik oleh orang-orang di sana.

"Baiklah, saya di sini akan menjelaskan sedikit tentang identitas Clara." Ucapan Mrs. Pollent membuat Clara secara refleks menoleh ke arahnya. Identitas? Apa maksudnya?

"Clara adalah seorang gadis terpilih dari dunia lain--yang telah diramalkan oleh Tuan Jack di beberapa tahun yang lalu. Keberadaannya ini akan sangat membantu kita, terutama dalam melawan black fairy yang sudah sering merusak kenyamanan di asrama ini," ujar Mrs. Pollent, mulai menjelaskan. "Dengan Clara, kita bisa memberantas para black fairy  dan mendamaikan negeri ini. Jadi saya harap, kalian bisa berteman baik dengan Clara," lanjutnya kemudian. Sementara Clara sendiri--gadis ini hanya terdiam bisu di tempatnya. Apa maksud dari semua ini? Kenapa ia yang menjadi orang terpilih? Jadi ... jadi tempat yang tengah ia tempati sekarang adalah ... Dunia Fantasy? Mereka semua yang ada di sini mempunyai kekuatan?

Perlahan Clara melebarkan matanya ketika ia menyadari itu semua. Jangan-jangan ia sebenarnya hanya sedang bermimpi?

"Dan satu lagi, saya mau kalian bersikap baik kepada Clara. Karena ia bukan hanya sebagai orang yang terpilih, melainkan ia juga calon ratu dari negeri ini," sambung Mrs. Pollent yang sukses membuat Clara tersentak di tempatnya.

Apa ia tidak salah dengar?

Ratu?
Di Negeri ini?

***

Jantung Clara tidak bisa berdetak tenang dari sejak tadi. Tangannya dengan asal memainkan dress yang tengah dipakainya untuk menutupi semua kegugupannya.

"B--bisakah kamu menjelaskan semuanya secara detail kepadaku? Aku benar-benar tidak mengerti," ujar Clara kepada sesosok wanita tua yang tengah duduk di hadapannya sekarang.

Setelah acara makan malam selesai, Mrs. Pollent meminta kepada Clara untuk menemuinya di ruangan pribadi. Dan dengan senang hati Clara menurutinya.

"Aku tau ini mungkin terlalu mendadak untukmu, Clara," ujar Mrs. Pollent. Di salah satu lengan wanita tua itu bertengger seekor burung hantu berwarna putih dengan ukuran yang cukup besar.

"Begini saja, akan aku ceritakan dari awal agar kamu mengerti semuanya," lanjutnya, membuat Clara meresponnya dengan anggukan kecil.

"Seperti apa yang kamu pikirkan, dunia yang tengah kamu tempati sekarang adalah dunia Fantasy. Di sini kamu bisa menemukan berbagai macam sihir dan berbagai hal aneh yang tidak akan pernah kamu temukan di duniamu. Tapi satu hal yang harus kamu yakini, ini bukan mimpi."

Clara mendengarkannya dengan seksama. Degup jantungnya masih belum bisa berdetak dengan tenang.

"Jika kamu berpikir bahwa orang-orang di sini adalah seorang witch, kamu benar. Setiap orang yang tinggal di asrama ini mempunyai keistimewaannya masing-masing," jelas Mrs. Pollent, melanjutkan penjelasannya.

"L--lalu ... lalu kenapa kalian membawaku ke sini?" tanya Clara, memberanikan diri.

"Seperti yang telah aku bilang sebelumnya, kami membutuhkanmu untuk melawan para black fairy yang secara berkala sering menyerang asrama ini," jawabnya.

"Tapi aku tidak bisa apa-apa," balas Clara cepat, disambut dengan senyuman kecil dari Mrs. Pollent.

"Itulah keistimewaanmu, Clara. Kamu akan diajarkan dari nol hingga kamu menemukan kekuatanmu di sini."

"Kekuatan? Aku ... aku akan mempunyai kekuatan?" tanya Clara dengan mata yang melebar.

Mrs. Pollent menganggukkan kepalanya. "Benar. Kamu akan menemukan kekuatanmu. Kekuatan spesialmu."

Spesial?
Kening Clara mengernyit ketika ia mendengar kata itu.

"Tapi ... kenapa aku?"

Ya, pertanyaan yang menjadi topik utama di benak Clara adalah--kenapa harus dirinya? Kenapa ia yang menjadi orang terpilih itu? Kenapa harus ia yang harus menanggung tanggung jawab untuk membantu melawan black fairy, sementara dirinya hanya gadis korban bullying di dunia aslinya?

Mrs. Pollent menaikkan sedikit sudut bibirnya. "Entahlah, Clara. Kalau itu ... aku tidak bisa menjawabnya. Mungkin karena takdir yang memang ingin kamu menjadi tokoh utamanya," balasnya, membuat Clara semakin termenung di tempatnya.

"Tuan Jack adalah pemimpin terdahulu di asrama ini--sebelum dia menyerahkan tanggung jawabnya kepadaku. Dan sebelum meninggal, dia menitipkan wasiat ini kepadaku. Dia berkata bahwa, akan ada gadis dari dunia lain yang mengubah nasib negeri ini. Dan itu adalah kamu--Clara."

"Bagaimana kamu bisa tau bahwa itu aku?" tanya Clara kemudian.

Mendengarnya, membuat Mrs. Pollent terkekeh kecil. "Tentu saja aku tau. Siapa lagi yang bisa melewati pintu dimensi itu selain kamu? Tidak ada yang bisa melaluinya selain orang terpilih. Takdir menginginkan kamu sebagai orangnya."

Clara tertegun di tempatnya. Ia tidak tau harus meresponnya dengan apa. Semuanya ... terlalu cepat. Clara belum siap sama sekali. Ia juga tidak menyangka bahwa jalan hidupnya akan seunik ini. Tapi, bukankah ini yang diinginkannya sejak dulu? Pergi ke dunia Fantasy dan menjadi karakter utama di ceritanya? Dan setelah moongoddes mengabulkannya, kenapa Clara malah merasa bahwa dirinya tidak sanggup untuk menjalani itu semua?

Di saat suasana menjadi senyap, suara ketukan dari arah pintu membuyarkan keheningan di ruangan tersebut. Mrs. Pollent mengijinkan orang tersebut untuk masuk hingga Clara bisa melihat dengan jelas siapa orang di balik pintu itu.

Mata Clara kemudian melebar ketika ia melihat sosok itu. "E--eyden?"

Eyden datang sembari memegangi salah satu tangannya yang mengeluarkan cukup banyak darah. Dan sama halnya seperti Clara, Mrs. Pollent juga dibuat sama terkejutnya.

"Black fairy, mereka menyerang kita lagi," ujar Eyden kemudian.
_________________________________

I Am a Hero [END]Where stories live. Discover now