2. Fvcking Crying

4.3K 325 17
                                    

WAKTU istirahat Clara habiskan dengan berkutat untuk mengerjakan PR orang lain. Sebenarnya Clara bisa saja menolak untuk mengerjakannya, tetapi ... lagi-lagi bayangan kejadian buruk di minggu kemarin kembali menghantui pikirannya. Kejadian di mana ia dibully habis-habisan di toilet sekolahnya.

Waktu itu, Clara sudah mencoba melawan, meminta tolong, tetapi semua orang mengabaikannya. Padahal ... keadaan di dalam toilet itu sudah menjadi pusat perhatian. Bahkan murid-murid sudah berkumpul hanya untuk melihat Hellen membully Clara.

Sakit. Clara merasa sangat sakit hati ketika orang-orang hanya menontonnya. Bahkan, beberapa dari mereka malah mengabadikan momen itu untuk semakin mempermalukan Clara.

Di saat Clara meringis kedinginan karena Hellen berhasil mengguyurnya dengan seember air--orang-orang malah menertawakannya. Mereka seperti hanya tengah menonton pertunjukan sirkus saja. Kenapa mereka bisa sampai sejahat ini?

Tidak terasa setetes air mata Clara jatuh ke pipinya. Dengan cepat gadis lugu ini menghapus jejaknya. Kini, soal terakhir telah ia tuntaskan. Clara menutup buku milik Hellen lalu bangkit dari duduknya--berniat untuk pergi ke kantin karena merasa perutnya terasa sangat lapar. Namun sebelum niatnya terlaksana, kedatangan Hellen dan teman-temannya membuat pergerakan Clara seketika terhenti.

"PR gue udah beres?" tanya Hellen, mengangkat salah satu sudut bibirnya.

"Udah, nih." Clara menyodorkan buku yang membuat jam istirahatnya itu terpotong ke arah Hellen, dan langsung di sambut dengan senyuman mengembang oleh pemiliknya.

"Good girl. Nah, kayak gini dong, ra," balas Hellen cengengesan. "Oh iya, lo mau ke kantin ya? Gue nitip minuman sekalian," lanjutnya.

"Uangnya?"

"Ya pake uang lo lah!" Hellen menjawabnya serasa melenggang pergi melewati Clara diikuti oleh kedua temannya. Namun sebelum Hellen melangkah lebih jauh, Clara lebih dulu bersuara.

"Aku lagi ga punya uang, uang aku ini lagi pas-pasan."

"Itu urusan lo, bukan urusan gue," balas Hellen tanpa beban.

"Tapi ini kan buat minuman kamu, udah jelas kalo ini urusan kamu juga," jawab Clara, merasa kesal.

Hellen berdecak. Gadis ini membalik tubuhnya untuk berhadapan dengan Clara. "Gue tegasin sekali lagi," Hellen berjalan mendekati Clara dan mengangkat jari telunjuknya. "Itu, bukan, urusan, gue!" sambungnya penuh penekanan.

"Ya kalo gitu aku ga usah beli minuman kamu aja."

Jawaban dari Clara mampu membuat mata Hellen membulat. Tanpa asa-asa ia menjambak rambut Clara lalu mendorong gadis malang ini hingga jatuh. "Lo itu udah cupu belagu juga ya!" teriaknya menggema di dalam kelas.

Clara mencoba menetralkan nafasnya yang mulai terasa sesak. Ia mencoba untuk tidak menangis. Saat Clara mencoba untuk berdiri, Hellen lebih dulu menginjak tangannya sehingga membuat Clara menjerit kecil.

"Lo itu cuma sampah di sekolah ini, jadi jangan so-so an mau ngelawan gue!" bentak Hellen, disambut dengan senyuman kecil dari Clara.

Clara mengangkat wajahnya untuk menatap Hellen, dan menjawab, "Iya, aku emang sampah. Tapi bedanya aku sampah organik, kamu sampah anorganik. Aku berguna banget buat bumi, sementara kamu emang dari sananya cuma nyampah aja."

Amarah Hellen semakin membeludak. Dengan gerakan cepat tangannya mengambil buku yang berada di atas meja kemudian ia pakai untuk memukuli tubuh Clara dengan membabi buta.

"BERANI YA LO NGOMONG GITU SAMA GUE! ANJING LO!"

Clara hanya bisa meringis ketika pukulan-pukulan itu melukai tubuhnya. Sekilas, mata Clara menatap ke arah para murid yang juga berada di sana. Mereka hanya diam saja, seakan kejadian ini adalah hal yang biasa. Mereka seperti tidak peduli dengan keadaan Clara sekarang.

Kenapa mereka bisa setega ini?

***

Hiks ...

Dengan air mata yang tidak bisa ditahan lagi, Clara berlari menuju ke belakang sekolah--tempat di mana hanya tersedia sebuah taman usang tidak terurus dengan sebuah pohon besar berdiri di sudut tempatnya.

Dengan sekujur tubuh yang terasa sakit, Clara berlari kecil mendekati pohon itu. Tangannya yang terasa perih akibat pijakan Hellen tadi sekarang ia gunakan untuk menghapus air matanya yang semakin deras. Kini, Clara duduk meringkuk seraya bersandar di pohon tersebut. Isakannya tidak terdengar sama sekali, karna gadis ini memang berusaha untuk menahannya.

"Kenapa mereka jahat sama aku?"

Lagi, Tangisan Clara kian terdengar. Gadis ini tidak bisa lagi menahan tangisannya. Lagian, toh tidak ada yang akan mendengarnya karena ia hanya sendirian di tempat ini.

Cukup lama Clara berdiam di sana, bahkan mungkin ini sudah masuk ke dua jam pelajaran dan Clara meninggalkannya. Clara hanya berharap bahwa guru yang mengisi jam pelajaran tersebut tidak menghukumnya. Tapi ... siapa yang akan peduli juga? Siapa yang akan khawatir jika Clara tidak masuk kelas hari ini? Semua orang tidak memperdulikannya. Kehadiran Clara tidak berarti apa-apa untuk mereka.

Dengan sisa isakannya, Clara mengangkat sebelah tangannya yang terlihat lecet. Ada goresan luka kecil di sana. Mungkin ini akibat kaki Hellen yang menginjaknya tanpa asa-asa.

Lalu Clara meniupnya dengan hati-hati, berharap meringankan luka yang tergores di sana. Dan tiba-tiba, tanpa Clara sangka muncul sebuah angin yang menerpa tubuhnya. Angin dengan volume yang cukup besar itu berhasil membuat tubuh Clara yang mungil semakin merapatkan diri mendekati pohon.

Akh!

Terus, terus merapat hingga Clara tidak sadar bahwa tubuhnya itu sukses masuk ke dalam pohon itu sendiri.

T--tunggu!

Tubuhnya masuk ke dalam pohon?!

________________________________________

I Am a Hero [END]Where stories live. Discover now