Februari , 2003

5 bulan setelah kematian sang ayah dan masih dalam kondisi berkabung. Tiba-tiba saja kini giliran sang nenek yang harus pergi meninggalkan Cho bersaudara. 2 bulan setelah sang ayah meninggal, kondisi kesehatan nenek Hae Won menurun. Penyakit jantung yang diderita sang nenek tak mampu lagi ia tahan, rasa sakit yang ia derita sejak lama tak mampu membuat hidupnya bertahan lebih lama.

Seolah belum kering air mata Yewon dan kedua kakaknya. Kini mereka dihadapkan pada situasi menerima kepergian sang nenek. Setelah proses pemakaman selesai, Yewon mengurung dirinya didalam kamar yang menjadi kamarnya dan neneknya sejak dirinya pindah ke Yeongdeok.

Hatinya tidak hanya merasa sedih, tapi juga terluka. Sosok sang nenek yang sudah seperti seorang ibu baginya, kini ikut pergi bersama sang ayah. Yewon merasa sendirian, sejak kecil ia tidak tahu bagaimana sosok sang ibu. Terkadang saat ia melihat anak anak lain dapat memanggil seorang dengan sebutan 'eomma', sementara selama ini yang ia panggil 'halmeoni', ia merasa iri.

Sosok sang ayah yang hanya dapat ia temui 1 bulan sekali, membuatnya rindu akan kebersamaan yang diciptakan sang ayah walau hanya sebentar.

Hati Yewon semakin berkabung, airmatanya seperti enggan berhenti mengalir saat ia harus berusaha menerima kepergian orang orang yang sangat ia cintai. Kedua kakaknya yang melihat itu selalu merasa sangat bersedih, rasa bersalahpun muncul dalam benak Seokjin, kakak pertama Yewon.

"Jangan membenci hidupmu seperti ini Yewon" ujar Lee Minkyung, ibu dari Lee Yoongi yang selalu datang karena mengkhawatir kondisi Yewon.

"Kau tau, kau tidak sendirian" ibu Yoongi mengusap air mata Yewon lembut. "Jika kau menyayangi kakakmu, jangan membuatnya khawatir dan sangat bersedih karena melihat dirimu" imbuh ibu Yoongi kini mengusap rambut Yewon, merapikan rambut Yewon yang berantakan.

"Lihat aku!" ucapnya mencoba menatap kedua mata Yewon yang sudah bengkak karena terus menangis. Yewon membalas tatapan ibu Yoongi dengan wajah sendu.

"Aku juga ibumu Yewon,sejak kau datang kesini aku sudah jadi ibumu, jadi berhenti menghakimi dirimu dan orang orang yang menyayangimu karena kau merasa tidak memiliki seorang ibu, kau punya seorang ibu, kau paham?" ujar Ibu Yoongi dengan nada penekanan.

Mendengar hal itu membuat Yewon semakin terisak, air matanya kembali keluar membasahi pipinya. Segera ibu Yoongi menarik tubuh Yewon dalam pelukannya, memeluknya dengan hangat.

"Jangan menangis Yewon, berhentilah menangis, kau harus jadi wanita yang kuat" ujar ibu Yoongi lembut.

Keesokan harinya Ayah Yoongi datang menemui Seokjin dan berbicara kepada Seokjin apa yang harus dilakukan selanjutnya mengenai kelanjutan hidup mereka, terutama pada Taehyung dan Yewon.

"Aku akan bertanggung jawab pada mereka" ujar Seokjin lantang. "aku sebagai anak tertua dan usiaku juga sudah cukup dewasa, aku akan berusaha untuk adik adikku", tambah Seokjin mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

"Aku tahu ini tidaklah muda, tapi pesan dari ayah memintaku untuk menjaga mereka, dan aku akan mencoba untuk bertanggung jawab kepada mereka. Tahun depan Taehyung akan lulus sekolah, dan untuk selanjutnya aku akan mendukung apapun keinginan Taehyung kedepan. Jika Taehyung ingin bekerja setelah lulus sekolah, aku tidak akan melarangnya walau keinginanku Taehyung harus tetap pergi kuliah".

"Dan aku akan mencari pekerjaan paruh waktu, sambil menyelesaikan kuliahku. Yewon harus tetap kuliah setelah lulus sekolah, terlebih bulan depan dia akan masuk SMA" ujar Seokjin berusaha untuk tetap tegar, berbesar hati untuk adik-adiknya.

Ayah Yoongi menatap Seokjin sejenak, melihat Seokjin yang berbicara sambil menundukkan kepalanya. "Baiklah kalau memang itu kemauan mu" ucap Ayah Lee, begitu mereka memanggilnya.

"Seokjin-ah, kau tau bahwa ayahmu adalah sahabatku sejak kecil. Dia teman terbaikku yang selalu mendukungku dan menolongku dalam kondisi apapun, susah atau senang. Dan, apa yang sudah aku raih saat ini juga karena dukungan dan bantuan ayahmu. Jadi, aku sekeluarga berhutang budi padanya" ayah Lee mengucapkan rasa terima kasihnya pada Ayah Seokjin.

"Sejak kalian lahir, aku sudah menganggap kalian seperti anak anakku sendiri. Jadi, aku akan mendukung usahamu. Jika kalian membutuhkan sesuatu apapun itu, datanglah padaku kapanpun,aku akan selalu ada untuk kalian" ayah Lee menawarkan bantuan dan mencoba menjadi sosok seorang ayah untuk Cho bersaudara.

"Tadi kau bilang, kau akan bekerja paruh waktu. Datanglah ke toko , aku akan memberikanmu pekerjaan. Datanglah setelah selesai kuliah, karena aku ingin kau tetap kuliah" ujar ayah Lee sambil tersenyum hangat.

Seokjin menatap ayah Yoongi yang terlihat berwibawa dengan tatapan dan senyuman hangat dari ayah Yoongi. Tiba tiba saja Seokjin tak mampu menahan air matanya yang keluar begitu saja membasahi pipinya.

"Terima kasih ayah Lee, terima kasih banyak" ucapnya terharu, lalu menangis. Ayah Lee yang melihat itu seketika membawa tubuh Seokjin kedalam pelukannya, lalu menepuk punggung Seokjin pelan.

"Jangan menangis, kau harus tetap kuat untuk adik adikmu" ayah Yoongi berusaha menenangkan Seokjin yang menangis di bahu ayah Yoongi.

Dari dalam rumah terlihat Taehyung yang sedang didapur melihat kakaknya menangis, ikut merasa sedih. Ia bertekad bahwa dirinya juga harus kuat untuk kakaknya dan adiknya sebagai satu satunya keluarga yang ia miliki.

Tidak hanya Taehyung yang ada didalam rumah, terlihat Yoongi yang sedang duduk diruang santai, mendengar pembicaraan Seokjin dan ayahnya. Hatinya merasa sakit melihat Seokjin yang biasanya terlihat kuat, kini terlihat rapuh. Tiba tiba telinga Yoongi mendengar suara orang yang sedang menangis, selain Seokjin. Ia mencari suara itu, dan ia menemukan suara itu datang dari arah kamar Yewon.

Yoongi bangkit dari duduknya, ia bergerak mendekati pintu kamar Yewon yang terbuka. Ia mengintip sejenak, dan ia melihat Yewon yang sedang duduk dilantai bersandar pada tembok, dengan kepala yang tertunduk bertumpu pada lutut kakinya.ia menangis terisak dengan suara pelan.

Yoongi mendekatinya, berjongkok untuk mensetarakan tingginya dengan Yewon. Hatinya semakin terluka melihat kondisi Yewon, tak lama ia melihat salah satu tangan Yewon sedang memegang lembaran kertas yang sepertinya sebuah surat. Yoongi mengambil kertas itu, terlihat sebuah yang ditulis dengan tulisan tangan yang sangat rapi, sebuah surat yang sangat pendek.

Yoongi membaca setiap kalimat yang ada didalam surat itu, dan sepertinya surat itu ditulis oleh sang ayah untuk Yewon. Setelah Yoongi membaca surat tersebut, ia melihat kearah Yewon lalu mengusap kepala Yewon lembut.

"Ayah, harus kemana aku? Hingga aku bisa hidup seperti hatimu" ucap Yewon sambil terisak. Melihat itu segera Yoongi memeluk Yewon hangat. Yewon semakin menangis saat Yoongi memeluknya, dan Yoongi semakin mengeratkan pelukannya.





"orang yang membuatku bahagia, terkadang kesepian.Orang itu adalah kebiasaan saya

Yang membuatku tertawa, membuatku menangis. Orang yang membuat saya tetap hidup"

Time Piece - Onew

All About You [너에 관한 모든 것] {END}Where stories live. Discover now