TUJUH: C o m p l i c a t e d

Mulai dari awal
                                    

“Hahaha!” Terdengar suara tawa seseorang.

“Naomi....” Keynal berdiri menatap cewek di depannya

“Muka kamu lucu Nal, mirip kuyang.” Naomi terkekeh geli melihat wajah Keynal yang di penuhi krim.

“Kamu kenapa ada sini?” tanya Keynal sekaligus senang.

“Sengaja, mengantarkan pesanan jahitan ke pelanggan kebetulan lokasinya dekat sini. Tadi juga aku mampir ke rumah kamu kata tante kamu menginap di sini.”

Keynal mengangguk paham sambil melirik jam tangannya pukul 22:40 WIB.

“Kamu kesini sendiri jalan kaki?” tanya Keynal khawatir terang saja karena desa cukup jauh jaraknya.

“Nggak kok tadi aku naik ojek untuk sampai kesini,”

“Hmm, itu apa?” Keynal melihat bingkisan kecil yang dibawa Naomi.

“Oh ini, martabak keju buat kamu!” Naomi menyerahkan bingkisan

“Untuk aku?” Keynal menunjuk dirinya.

“Iya, ambilah!”

“Makasih bun. Keynal menerima bingkisan dari tangan Naomi.

“Di luar dingin, tunggu sebentar gue ganti baju dulu. Oh iya kamu mau masuk atau~”

“Di luar aja Nal aku ga enak sama majikan kamu.” Keynal mengangguk ia pamit. kemudia dia balik badan dan melangkah cepat.

“Bugh, ughh!”

Cowok itu menabrak kusin kayu di depannya. Ia tidak terlalu jelas melihat sekitar pandangannya tertutup krim. Naomi yang melihat itu langsung menoleh dan ketawa terbahak-bahak duduk di atas ayunan.

Keynal menoleh kemudian tersenyum grogi pada Naomi. Ia kembali melihat masuk ke penginapan. Keynal berjalan ke arah dapur. Disana ia tak sengaja kembali bertemu Veranda, sedang asik meminum segelas susu.

Byur..!!

Veranda menyembur wajah dengan susu gadis itu kaget melihat wajah Keynal mirip seperti badut.

“Oops! Sorry nggak sengaja.” Veranda terdengar menyesali perbuatan.

Oke cukup, Keynal tahu Veranda pasti sengaja mendzolimi dirinya. Keynal memilih cuek ia tak menjawab apa pun dengan cepat berjalan masuk ke dalam kamarnya.

Veranda mengedikkan bahunya acuh dalam hati ia berkata, “rasain lo Nal, emang enak gue kerjain.”

Kemudian Veranda berjalan menuju ruang tamu dan menonton televisi ditemani segelas susu ditangannya.

Clek...

Pintu kamar Keynal terbuka. Veranda menoleh ke belakang. gadis itu memperhatikan penampilan Keynal dari ujung kaki sampai ujung rambut.

Rambutnya tertata rapi, dia menggunakan hoodie dan jaket denim, serta dipadukan dengan celana panjang jeans tak lupa menggunakan sepatu sneakers putih memberi kesan bersih, casual dan dia sangat wangi Veranda suka itu.

Keynal berjalan melewati Veranda begitu saja tanpa mempedulikan gadia itu yang menatap terpesona ke arahkannya. Dia manis sekali, Veranda menatap lelaki di depannya tanpa berkedip. Oh, ayolah Ve sadar jangan buat cowok badung ini merasa menang.

“Jangan menatapku seperti itu. Aku takut kamu jatuh cinta.” Keynal berbisik pelan.

Bibirnya hampir menempel di kuping Veranda. Suaranya terdengar sangat seksi di telinga Veranda. Nafas Keynal di sekitar lehernya yang membuat bulu kuduk Veranda berdiri dan gelanyar aneh ditubuhnya yang membuat darahnya mendesir.

Love Scenario [END-COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang