31

6.6K 442 46
                                    

⚠️DIBACA SAMPAI SELESAI. JANGAN DISKIP⚠️

~Enjoy it guys~

Saat ini Dafa dan Siska berada di sebuah cafe dengan kopi yang menjadi pendamping mereka. Ia melirik kearah Siska yang berada dihadapannya. Banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan, lidahnya sudah gatal tapi melihat keadaan Siska yang masih belum membaik membuat ia mengurungkan niatnya.

"Apa lu bisa pulang sendiri?" Tanya Dafa.

"Mobil gua di sekolah." Jawab Siska menatap Dafa.

"Sekarang udah jam 4 sore, apa nggak sebaiknya lu pulang sekarang?" Tanya Dafa hati-hati.

"Apa lu nggak bisa ada disini lebih lama?" Tanya Siska.

"Gua nggak bisa, bokap gua udah nunggu." Jawab Dafa yang dibalas anggukan oleh Siska.

"Pulang aja duluan, gua masih pingin disini." Ucap Siska.

"Apa lu udah baik-baik aja kak?" Tanya Dafa menyakinkan.

Ayolah meskipun ia tidak suka dengan perempuan dihadapannya ini, tapi tetap saja Siska adalah perempuan yang harus dilindungi dan berhak mendapatkan perhatian.

"Ya, nggak perlu khawatir sama gua." Jawab Siska berusaha tersenyum.

"Dia, dia siapa? Cowok yang tadi sama lu." Tanya Dafa, oh Tuhan maaf ia sudah tidak bisa menahan pertanyaan itu. Sungguh lidahnya sudah gatal dari tadi.

"Joshua, mantan gua." Jawab Siska singkat.

"Kenapa lu bisa ada sama dia?" Tanya Dafa penasaran. Oh Tuhan maafkan juga sifat laki-laki satu ini yang kelewat penasaran.

"Ancaman, gua diancam dan diteror sama dia. 2 tahun, gua hidup dalam bayangannya. Awalnya gua nggak tau kalau dia adalah dalang dalam semua teror yang gua alami. Gua baru tau beberapa hari kemarin." Jawab Siska.

"Untuk apa dia ngelakuin itu?" Tanya Dafa.

"Obsesi, gua biasa nyebut itu adalah obsesi. Dia bakal marah kalau ada cowok lain yang deket sama gua, dia nggak segan untuk berantem sama cowok itu bahkan untuk membunuhnya." Jawab Siska.

"Bu-bunuh?" Tanya Dafa terbata tak percaya.

"Ya. David, dia adalah pacar terakhir gua yang dibunuh sama Joshua.  1 tahun yang lalu, tepat dimana Joshua bunuh David didepan kepala mata gua sendiri." Cerita Siska.

"Kenapa lu nggak tuntut dia, lu berhak untuk bawa kejadian ini ke meja hukum!" Seru Dafa.

"Kalau lu mau tau, Joshua bukan orang sembarangan. Lu tentu tahu hanya bisa sekali liat kalau Joshua bukan orang Indonesia. Dia orang Nevada, tepatnya Las Vegas. Orang tuanya termasuk orang terkaya di negeri itu, bukan hal yang sulit untuk membersihkan nama Joshua setelah apa yang sudah dia lakukan meskipun itu adalah perbuatan kotor sekalipun." Ucap Siska.

Entah untuk keberapa kalinya, Dafa dibuat tak percaya dengan cerita Siska. Apakah ini adalah cerita sungguhan atau mungkin hanya omong kosong belaka? Kenapa ia masih belum bisa menerima cerita itu dengan akal sehatnya dan menganggap peristiwa yang ada di cerita itu hanya ada di sebuah film yang diatur oleh Sutradara?

"Apa yang buat dia terobsesi sama lu?" Tanya Dafa berusaha menemukan titik terang.

"Entah, sampai sekarang pun gua bingung kenapa dia sampai bertindak sejauh itu." Jawab Siska.

"Apa gua juga bakal dibunuh sama Joshua?" Pertanyaan bodoh itu meluncur begitu saja dari mulut Dafa.

Tentu saja! Siapa yang tidak takut jika berhadapan dengan seorang pembunuh! Hanya membayangkan saja sudah mengerikan, oh, mendadak ia menyesal sudah membuat Joshua babak belur.

Dasva|END✔Where stories live. Discover now