16

11.5K 812 23
                                    

~Enjoy it guys~

Setelah mendoakan Galang agar cepat putus dengan pacarnya, kini Dafa dan kedua temannya berjalan menuju parkiran. Jam menunjukkan pukul 14.25, suasana sekolah Alsky pun sudah sepi, mungkin hanya beberapa yang masih di sekolah karena ada kegiatan ekstra kulikuler yang harus di ikuti.

"Daf lu kenapa?" Tanya Kevin memberhentikan langkahnya saat Dafa berhenti berjalan.

"Daf, you oke?" Tanya Leon menoleh ke arah Dafa.

"Hm." Jawab anak itu singkat.

"Daf lu baik-baik aja kan, jangan buat kita khawatir." Kata Kevin dengan nada khawatirnya.

"Daf, hey liat gua." Ucap Leon dengan menegakkan tubuh sahabatnya itu, yang sebelumnya posisi Dafa setengah membungkuk.

"Astaga!" Seru Leon saat melihat muka Dafa yang sudah pucat pasi.

"Kita bawa ke rumah sakit sekarang Le!" Perintah Kevin dengan mengarahkan lengan kiri Dafa ke pundak kanannya, bermaksud untuk memapah temannya.

"I'm fine." Ucap Dafa pelan. Dia menutup matanya rapat, tidak sanggup untuk membuka kedua matanya yang malah membuat pusing.

"Kita bawa ke rumah sakit." Ucap Leon final tanpa mempedulikan ucapan Dafa.

BRUK

"Dafa!" Seru Leon saat melihat Dafa yang terjatuh ke lantai di koridor dengan mata yang tertutup rapat.

"Daf, buka mata lu. Daf lu denger suara gua kan?" Panik Kevin dengan menepuk pelan kedua pipi Dafa.

"Daf gua mohon jangan pingsan, Daf buka mata lu." Ucap Leon dengan raut khawatir yang sangat ketara di wajahnya.

"Dafa!" Seru suara lain yang membuat Leon dan Kevin menoleh ke arah sumber suara. Di sana ada Nadia yang setengah berlari menuju ke arah mereka dengan sopir pribadinya, Erik. Saat menjemput anaknya itu dan Dafa tidak kunjung menghampiri mereka, Nadia dan Erik memutuskan untuk mencari Dafa di kelasnya.

Tapi apa yang ia liat, bahkan mereka belum sampai di kelas Dafa, tapi sudah melihat keadaan anaknya yang sudah terbaring di lantai dengan kedua temannya di samping kanan dan kirinya.

"Kenapa Dafa bisa begini?" Tanya Nadia duduk dengan menempatkan kepala anaknya di atas pahanya. Suhu tubuh anaknya saat ini dingin, mukanya pucat dengan deru nafas yang tidak beraturan.

"Pak ke rumah sakit sekarang!" Perintah Nadia. Erik pun mengangkat Dafa di bantu dengan Kevin dan Leon.

✖✖

Andre berlari terburu-buru memasuki rumah sakit, bagaimana tidak khawatir jika sang anak dikabarkan masuk rumah sakit, padahal tadi pagi kondisi anak itu baik-baik saja.

"Sayang!" Seru Andre dengan menghampiri Nadia yang duduk di kursi depan ruang UGD.

"Gimana keadaan Dafa?" Tanya Andre dengan mengelus lembut punggung Nadia yang ada di pelukannya.

"Tadi adek pingsan di sekolah mas." Jawab Nadia.

"Dafa baik-baik aja, percaya sama aku." Ucap Andre dengan semakin mengeratkan pelukannya pada istrinya.

"Bisa kalian jelaskan kenapa Dafa sampai pingsan dan berakhir di tempat ini?" Tanya Andre menatap Leon dan Kevin yang berdiri tidak jauh dari mereka dengan melepaskan pelukannya pada Nadia.

"Le, Kev om tanya ke kalian, kenapa Dafa sampai pingsan?" Tanya Andre saat kedua teman anaknya itu hanya menundukkan kepala.

"Maaf om." Ucap Kevin dengan perlahan mengangkat kepalanya. Bagaimana pun juga, ia harus mengakui kesalahannya.

Dasva|END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang