16- i know the truth

464 53 25
                                    

Habislah tubuhku, remuk sudah jantungku, babak belur kini hatiku, memang apa yang salah dengan menyembunyikan semua itu dibalik senyuman? -Bae Irene

[Diputar ya musiknya biar mendukung suasana]

₩₩₩

"Heh jalang! Tak usah pulang sekalian kau!" Bentak ibunya membuat Irene ketakutan.

Ibunya langsung menjambak rambut panjang Irene hingga kepala Irene tertarik kebelakang perih dan nyeri Irene rasakan dibagian belakang kepalanya hingga beberapa helai rambut terlepas disana.

Irene memekik pelan lalu ibunya membuang kasar jambakannya membuat Irene terhuyung kebelakang lalu jatuh ketanah.

Irene menatap ibu tirinya lembut sambil matanya berkaca kaca.

"Apa? Kau tak terima diseperti inikan ha? Kurang ajar kau! Tundukan kepalamu."

Ibu tiri Irene memukulinya dengan gagang sapunya membuat keributan malam itu terdengar bunyi begitu nyaring, Ia sudah tak peduli apa kata tetangga sebelah jika mendengar suara pukulannya. Ketiga anaknya mendatangi halaman depan dimana Irene berada.

"Kau pantas mendapatkan perlakuan seperti ini." Hyo won tersenyum senang sambil mengirami air ke badan Irene.

Hati Irene sudah terlalu sakit selalu seperti ini jadinya jika ia pulang terlambat, Ia tidak tahu, perlakuan ini selalu Ia dapatkan semenjak ayahnya meninggal. Namun, jauh dilubuk hati Irene tak pernah sedikitpun merasa sakit hati diseperti inikan.

Ketiga kakak tirinya tertawa sangat bahagia melihat irene yang berkeadaan lumayan HANCUR.

"Jangan pulang malam ini!" Kata ibu tiri.

Bantingan pintu terdengar begitu nyaring membuat Irene terlonjak dan menangis dalam diam. Irene mengulum senyum menyembunyikan kesedihannya.

Irenepun bangkit dan berjalan keluar halaman dan membuka gerbang menutupnya lagi.

Mata Irene nyaris berlempar dari tempatnya menatap sesosok didepannya yang sedang menatapnya dengan tatapan jengkel.

Irene masih terdiam ditempat hanya tetesan air dirambutnya yang terus bergerak turun mengikuti gravitasi.

Susah payah Irene menelan ludahnya sendiri. Orang itu menatap lebih sinis lagi kearah Irene. Jantung Irene memompa lebih cepat, badannya menegang.

"S-sejak ka-kapan kau disini S-Sehun-ah?" Tanyanya sambil sedikit merapikan rambut basahnya yang berantakan sekali.

Sehun tiba-tiba berjalan kearah Irene, Mendekapnya posesif. Irene terlonjak tapi tak ada niatan melepaskan dekapan Sehun, rasanya hangat, seakan dilindungi.

"Menangislah sekencang yang kau bisa." Ucap Sehun.

Mendengar kata yang dilontarkan Sehun membuat mata Irene kembali memerah lalu isakan kecil sedikit demi sedikit menjadi besar dan pecahlah sudah tangis Irene didekapan Sehun.

Irene memegang erat baju belakang Sehun menyalurkan segala sakitnya disana. Betapa lega rasanya mengungkapkan apa yang selama dipendam.

"Kuharap Taehyung segera tau ini." Ucapnya disela mengelus lembut rambut basah Irene.

Irene menambah erat pegangannya semakin menenggelamkan kepalanya didada Sehun. Sekarang Sehun paham kenapa Taehyung benar-benar dilarang mengantar kerumah Irene, Irene bahkan tak peduli mau Sehun atau siapapun yang kini Irene butuhkan memang hanya pelukan dan sedikit usapan.

Jauh didalam hati Irene. Yang harusnya memeluk dirinya adalah Taehyung namun sekarang ini malah orang lain.

Irene pasti memberitahukan masalah ini pada Taehyung namun ini bukanlah saat yang tepat untuk mengungkapnya.

LAST BREATHING [VRENE]Where stories live. Discover now