02- poor irene?

1.1K 205 17
                                    

Tanda koma itu jeda sesaat, setidaknya ia bukan tanda titik yang menjadikan segalanya terhenti. ingat jeda saja, tunggulah sebentar -Bae Irene-

[TELAH DIREVISI]

₩₩₩


Irene selalu menghapalkan jalan menuju rumahnya setiap saat agar tidak salah alamat seperti dua hari lalu.

Wanita berambut panjang itu menangis meraung-raung dipinggir jalan sambil menelfon Taehyung dengan ponsel milik nenek yang sangat membantunya.

Taehyung yang tahu bahwa pacarnya sangat pelupa sengaja membeli nomor yang sangat mudah dihapal irene untuk berjaga-jaga saat low batre katanya.

Taehyung pernah membawa Irene ke psikiater, katanya ini adalah gangguan ingatan, mungkin Irene bisa lupa pada sesuatu secara random.

Saat itu Taehyung memarahinya habis habisan. Yang dimarahi hanya menangis sesegukan antara takut dengan kemarahan Taehyung dan takut saat dirinya hilang lagi serta merutuki dirinya karna sangat ceroboh.

Namun Taehyung tak sekejam itu diakhir omelan Taehyung Ia memeluk Irene erat sekali membuat Irene sangat nyaman dibuatnya. Ia berjanji tidak akan ceroboh lagi.

Lamunannya terkoyak sewaktu ponselnya bergetar membunyikan lagu youth dari Troye Sivan dering kedua Irene menekan tombol hijau diponselnya. Taehyung menelvonnya. Terlihat Irene yang tersenyum bahagia.

"Irene." Panggil Taehyung.

"Nde,"

"Ingat ya powerbank disaku tas kiri."

"Aku ingat."

"Rapatkan jaketmu-- syalnya juga, diluar dingin."

"Iya sudah."

"Dan jika lupa alamat aku sudah menulisnya dimemo hpmu."

"Benarkah?"

"Iya sayang, sekarang kau apa?"

"Menunggu lift terbuka."

Kim Taehyung berdecak lalu tertawa ringan Irene hanya termangu bingung pada pacarnya yg tiba-tiba tertawa padahal tidak ada hal yang lucu sama sekali.

"Irene sayang," panggil Taehyung lagi.

"Nde,"

"Liftnya'kan rusak." Kata Taehyung.

"Benarkah? Bagaimana bisa rusak?"

"Morogesseo, lihat tidak ruangan ujung sana?" Tanya Taehyung.

"Iya."

"Disana ada ahjusshi kan? Tanya padanya apa lift itu juga rusak. Jika benar rusak kau harus segera menelvonku." paparnya begitu jelas yg diajak ngomong malah berangguk-angguk ria saja.

"Thank you, kau sangat membantu Kim Taehyung-ssi." Balas Irene sambil tersenyum.

Taehyung terkekeh pelan lelaki bersurai coklat pekat itu gemas sekali rasanya ingin berlari menuju Irene dan memeluk erat tubuh kecilnya itu. Untung saja Taehyung ingat bahwa liftnya rusak. Kalau tidak Irene pasti sudah menunggu disana sampai malam hingga pintu lift terbuka. Wanita itukan polos sekali.

₩₩₩

19:30 KST

Malam harinya Taehyung sedang bersandar disofa dengan malas matanya tertuju pada berita hangat yang sekarang sedang terjadi. Ada berita Kim Jong Un yang mengajak berdamai, EXO mendapat daesang, Wannaone yangg sepertinya akan bubar, BTS yang segera comeback.

Tangannya bergerak mengambil kaleng soda didepan mejanya, meneguknya rakus hingga setengah kaleng kemudian melanjutkan aktifitas seperti sebelumnya sambil Menyesap sisa rokok yang menggampit diantara jarinya.

Hingga suara nada dering ponsel milik Taehyung yang berada disana berbunyi, disamping ponsel yang biasa Taehyung gunakan, banyak berjajar ponsel-ponsel lain berbagai bentuk.

Kali ini ponsel jadul yang berbunyi, Taehyung mengangkatnya.

" . . . "

"Nde,"

" . . . "

"Jigeum? ah . . Gwenchana aku akan mengurusnya kirim saja tepatnya dimana."

" . . . "

"Nde, kau akan segera mengetahui kabar baik esok."

Ponsel yang baru digunakan langsung dibanting dan diinjak sekuatnya, membuatnya hancur, SIM didalamnya pun tidak lupa dilipat menjadi dua, Taehyung berlari kecil kedalam kamar membuka lemari dan mengganti pakaiannya dengan jeans hitam baju hitam topi masker hitam serta memilih arloji yang berbaris rapi disana.

Taehyung mengambil arloji yang berwarna metal black. Membawa ransel kecil yang entah apa isinya. Lalu meninggalkan ponsel yang biasa Ia gunakan saat bersama Irene begitu saja dimeja karna tidak mau membuang waktu pikirnya.

Sepatu hitam mengkilap itu memasuki basemen bawah tanah tempat parkir apartemennya itu. Menghidupkan mesin dan melajukan mobil sport hitamnya melenggang keluar menerobos jalanan yang agak sepi itu. Ia mengeluarkan smirk khasnya lalu Kecepatannya ia naikan mengetahui jalanan sepi.

Diwaktu yg sama Irene menghubungi Taehyung namun siempunya ponsel tidak menjawabnya. Irene kesal sendiri. Ia mencebikan bibirnya lalu keluar kamarnya karna mendengar teriakan ibunya yg memanggilnya.

"Dasar anak kurang ajar!" Pekik wanita paru baya itu. Irene terduduk dilantai saat Ibunya menendangi perut Irenenya membabi buta karna Irene memasak masakan kurang bumbu. Irene sudah mencari bumbu itu namun tidak ketemu. Ia ingin membeli namun tidak ada uang.

"Yak! Apa kau mau membunuh aku!" Pekik wanita itu sekali lagi namun sudah tidak menendang perut Irene.

"Maafkan Irene, Eomma." Suara Irene terisak dan melemah

"Hei! Jangan pernah panggil Eommaku dengan mulut sialanmu! Dasar tidak tau diri, kau mau mati!" yang berbicara anak tertua dari ibu tirinya Na Yeong sambil menarik kuat rambut Irene kebelakang.

"Maaf, Aku tak bermaksud--" sebelum menjabarkan penjelasaanya. Kepala Irene dihempas kasar kebawah. Ibu dan ketiga anaknya malah meninggalkan Irene yang terkapar memegangi perutnya yang ngeri.

Irene paham, mungkin Ibunya terlalu frustasi karena ditinggal ayahnya meninggal, keuangan kurang, pasti penyebab semuanya, Irene tidak masalah menjadi samsak hidup. Mungkin dengan begitu Ibunya merasa lebih baik.

Joo Ah Anak kedua dari ibu tirinya berbalik dan berjongkok didepan Irene, "Sakit?" Tanyanya dengan tatapan tak dapat diartikan Irene hanya mengangguk lemas.

"Makanya pergi dari rumah ini! Dasar benalu!" Lalu melenggang pergi begitu saja.

Irene tidak pernah menyesal ayahnya sudah menikahi wanita yang sekarang Ia panggil dengan sebutan Ibu tiri, bagi Irene inilah kehidupan, bagaimanapun beratnya, kita harus tetap menghadapi dengan ikhlas.

₩₩₩

23:47 KST

Taehyung sedang duduk disalah satu restoran cepat saji menunggu seseorang disana raut wajahnya sangat serius kali ini tak ada senyum terpatri disana.

Beberapa menit berlalu muncul pria berumur lebih tua dari Taehyung menghampiri dengan balutan pakaian cream lalu disambut Taehyung yang berdiri dan tersenyum. Kuduanya duduk berhadapan.

"How?" Tanyanya.

"As you wish, everything's fine, Mr. Lee Han Sol." Jawab Taehyung.

Terlihat wajah sumringah dari tuan Han Sol dan keduanya menikmati makanan disana.

"Youre best." Ungkap tuan Han Sol disela-sela makannya.

"Of course." lalu Taehyung tersenyum samar.





TO BE CONTINUE

going chapter 3

Love much,

WIFDI 👹

LAST BREATHING [VRENE]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin