08- WHO'S HE?

541 144 5
                                    

Terimakasih kasih, aku percaya kamu menerimaku apa adanya tapi apa semua orang kan menerima? Tidak, aku berusaha memperbaiki diriku dulu. Tolong tunggu sedikit lagi -Bae Irene-

[TELAH DIREVISI]

₩₩₩

Sekarang ini Irene sudah berada didalam rumahnya bersama ibu dan kakaknya namun diantara mereka tak terlihat ada Joo Ah.

Byuur! air dingin itu membasahi wajah dan sedikit diarea dada Irene. Irene terbangun kaget karna dinginnya air. Ia gelapan mencari udara karna pernapasannya tadi terhalang oleh air beberapa detik lalu.


"Lapar! masak cepat!" Suruh ibunya dengan nada yg teramat dingin. Yang disuruh hanya mengangguk kecil.

Dengan susah payah Irene bangkit dari sana dan akan memasak ala kadarnya saja.

Karna semua bahan makanan dan bumbu habis setelah memasak Irene langsung ke minimarket membeli perlengkapan dapur itu. Padahal untuk berjalan dari ruang tengah kedapur saja masih terasa kliyengan. Dunia seakan berputar lebih cepat.

Tapi bagaimanapun Irene melakukan semua itu.


10 menit sudah Irene berjalan menyusuri trotoar jalan namun pandangannya melalang jauh entah kemana. Taulah Irene suka sekali sama yang namanya melamun.

Kaki itu melangkah pelan pandangannya lurus namun tatapannya kosong. Entah apa yang Irene pikirkan hingga terlarut larut dalam lamunannya. Apapun yang Irene lalui ia tak peduli. Lamunannya begitu kuat.

Hingga akhirnya Irene tak menyadari bahwa ia sudah ditengah jalan yang lumayan sepi.

'Tinnnnnn' suara klakson mobil itu sangat keras dan panjang dan juga sinar lampu depan yang tepat mengarah kewajah irene membuyarkan lamunannya. Dengan cepat Irene menoleh kesumber suara,mobil itu terlampau cepat.

Membuat napas Irene tercekat matanya membulat namun seperkian detik Irene menutup matanya erat. Ia seakan rela tertabrak mobil itu pikirnya.

"Yaaak!"

Sebuah tangan besar menarik cepat dan kasar pinggang ramping Irene membawanya kedekapannya namun karna terlalu cepat dan kasar pemilik tangan besar itu kehilangan keseimbangan dan akhirnya jatuh tersungkur kebawah dengan Irene yg diatasnya.


"Bisa menyingkir sekarang dari badanku." Silelaki tadi meronta ronta karna Irene menenggelamkan kepalanya pada dada bidang lelaki itu.

"Eh," Irene membenarkan dirinya dengan posisi duduk, "maaf, maafkan aku." Ucap Irene dengan kepala terus menunduk kebawah.

"Ah, gwenchana?" Tanya lelaki itu sambil mengusap sikunya yang sedikit keluar darah karna menumpu beban badannya dengan Irene.

"N-nde," Irene menjawab sangat berat.

"Kalau jalan jangan melamun nanti kau menyusahkan dirimu dan orang lain. Ingat itu." lelaki itu bangkit dari posisinya dan membantu Irene berdiri.

Irene hanya menunduk sejak tadi tak mau melihat orang yg menolongnya. Lelaki itu menyodorkan tangannya.

"Sehun." Katanya.

LAST BREATHING [VRENE]Where stories live. Discover now